Bab 2

15 1 0
                                    

Di rumah yang megah itu, Wiki menutup pintunya dan terdiam sejenak. Dia terdiam di belakang pintu sambil membulak-balikan surat itu dengan tatapan takut dan cemas. Dia membayangkan kejadian malam saat dirinya diserang. Kejadian tersebut merupakan kejadian yang menimpa Wiki untuk pertama kalinya. Hal yang cukup mengejutkan dirinya.


Dia menghembuskan napas panjang dan mulai berjalan. Dia melepas sepatunya lalu menyimpannya di rak sepatu. Dia menyusunnya dengan cukup rapih. Wiki langsung berjalan menuju ruang utama. Dia berjalan masih dengan rasa gugup. Wiki lalu duduk di ruang utama yang di hadapannya terdapat sebuah TV yang amat besar. 


Wiki menaruh surat itu persis di hadapannya. Akan tetapi, dia masih hanya bisa menatapnya. Dia belum berani untuk membuka surat tersebut. Wiki hanya terdiam sambil memikirkan kira-kira apa isi dari surat tersebut. Dia nampak seolah menebak-nebak apa isi yang sebenarnya dari amplop itu.


"Mungkinkah isi suratnya?", Wiki menebak-nebak. Dan itu membuatnya semakin panik.


Tidak ada angin, tidak ada hujan. Wiki mendadak panik. Dia lalu melihat sekeliling. Dia melihat daun-daun yang sedang menari di luar, dan mendengar suara alunan bambu yang berada di ruang belakang rumahnya. Dia tampak berkeringat ketakutan. Tangannya menggenggam erat celananya sambil menengok ke kanan dan ke kiri dengan wajah panik. Keringatnya nampak terlihat banyak dan bermunculan.


"Tess", tetesan keringat itu menetes tepat di punggung tangan Wiki yang sedang menggenggam erat celananya. Dia seakan tersadarkan dari lamunannya..


Dia langsung menghembuskan napas panjang dan mulai menggenggam kertas itu. Dia membuka segel surat yang berbentuk lingkaran dengan tulisan DW. Dia membuka surat yang berada di dalamnya. Dia lalu membuka surat itu dengan hati-hati dan nampak cukup teliti sekali, seperti seorang Sherlock Holmes saja.


Dia lalu melihat isi surat tersebut. Di surat tersebut hanya tertulis beberapa kata yang sangat sulit dimengerti.


Sekelompok iblis berlayar di lautan luas malam ini. Datanglah dan temui iblis tersebut. Aku akan menjemputmu ke neraka dan bersama dengan iblis kecilmu itu.


Tulisan itu ditulis dengan darah. Wiki langsung menelan ludahnya dan terlihat ketakutan saat membacanya.


"Sial, apa yang akan kulakukan?", Wiki terlihat berkeringat dan panik.


Dia langsung menggulung surat itu dan melempar jauh dari hadapannya. Dia langsung panik dan terdiam. Dia terlihat ketakutan. Bahkan untuk berjalan saja nampaknya tidak berani. Dia memurungkan dirinya sendiri. Bahkan dia nampak tidak berani untuk melihat ke kanan dan ke kiri lagi.


--------------------------


Konan sepanjang perjalanan memikirkan keadaan Wiki saat itu. Dia masih membayangkan wajah Wiki yang terlihat pura-pura tenang saat melihat bagian depan surat tersebut. Sepanjang jalan pulang, Konan terlihat panik dan selalu berjalan dalam keadaan mata menunduk. Dia nampak kebingungan.


Tidak terasa, Konan sudah sampai di rumahnya. Rumahnya itu bersatu dengan kantor milik ayahnya. Rumahnya berada di pinggir jalan kota. Rumah mereka juga cukup besar, meskipun tidak sebesar rumah milik Wiki. Di jendela ruangan rumah Konan, terdapat tulisan yang cukup besar sebagai penanda.

DotWiki : The Silver BulletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang