"Apakah rencana ini akan berhasil? Absinth?", seseorang yang tidak dikenal menelpon orang tersebut.
"Tenang saja. Aku yakin mereka berdua akan ikut", Absinth yang sedang duduk sambil menelpon itu menjawab. "Dia akan menjadi milik kita. Rum", dia melanjutkan pembicaraan sambil tersenyum.
Tepat jam 7 malam.
Wiki sudah berada di depan kapal pesiar yang cukup besar sedang menunggu permasurinya, Konan. Wiki tampil berbeda dengan sebelumnya. Dia mengenakan jas hitam, kemeja putih, dasi hitam, sepatu kulit, dan celana kain hitam. Rambut yang disisir rapi membuatnya terlihat enak dipandang.
Setiap saat, Wiki selalu melihat kearah jam tangan yang dikenakannya. Seperti biasanya, Konan selalu membuat Wiki menunggu lama.
"Maaf terlambat", Konan berteriak sambil berlari menuju kearah Wiki.
Wiki melirik kearah datangnya suara. Dia mendadak terkejut. Dia memandangi gaun putih yang indah dan memesona dipakai oleh Konan.
"Tidak masalah", Wiki tersenyum sedikit.
"Nampaknya aku tidak menyesal menunggumu", Konan mendengar perkataan Wiki. Padahal Wiki hanya bergumam. Konan melirik kearah Wiki terkejut, wajahnya seakan berbicara, "Apa maksudmu?". Wiki dengan cepat merespon lirikan Konan. "Tidak apa-apa kok", itulah jawaban Wiki. Konan lalu nampak tidak memerdulikannya.
"Ayo, Wiki", Konan lalu berjalan menuju kearah meja pendaftaran.
Wiki terdiam sejenak. Dia memandangi Konan yang sedang berjalan menuju meja pendaftaran. "Konan terlihat cantik", Wiki bergumam lalu tersenyum. Wiki langsung ikut menuju meja pendaftaran.
Seseorang mengenakan jubah hitam terlihat berada di atas gedung. Dia seakan mengamati keberadaan Wiki dan Konan. Lalu, dia tersenyum melihat Wiki dan Konan sedang melakukan registrasi.
"Menarik", itu kata-kata yang diucapkannya. "Kita lihat bagaimana jadinya", orang tersebut tersenyum.
"Lakukan tugas kalian", sambil berbalik arah, dua orang yang beradai di belakang dia meloncat dan lari.
Nampaknya dia juga merupakan salah satu orang yang diundang dalam acara tersebut.
Konan dan Wiki sampai di meja registrasi. Konan mengambil undangan yang berada di dalam tas kecil yang dibawanya. Dia memberikan undangan lalu masuk ke dalam kapal pesiar itu.
Mereka masuk ke ruangan pertemuan dan terkejut. Mereka mengamati sekeliling dan mulai menyadari kalau ini bukanlah undangan biasa.
"Hanya terdapat 10 orang. Termasuk kita", Wiki berbisik kepada Konan.
"Ini bukanlah undangan biasa", Konan membalasnya.
Sekeliling ruangan utama terdapat orang-orang yang sedang berpakaian sangat rapih. Mereka terlihat dewasa. Semua orang sudah memegangi gelas yang berisi anggur merah. Mereka semua mengarahkan wajahnya kepada kami. Ada yang tersenyum, ada juga yang menatap sinis kami. Kami tidak memerdulikannya.
Ruangan yang cukup besar dan tersedia tiga meja bundar yang dilapisi kain berwarna putih. Terdapat lilin di atasnya serta pot bunga kecil di sampingnya. Terlihat indah dipandang.
"Konan", Wiki tersenyum sambil menatap dia. Wiki juga membuka lebar telapak tangan kirinya kearah Konan. Seakan bermaksud untuk dapat berjalan bergandengan.
Konan terlihat masih kebingungan. Konan lalu tersenyum dan dengan wajah polosnya dia menerima. Dia menaruhkan tangannya di atas tangan Wiki. Mereka lalu berjalan sambil bergandengan tangan.
Semua orang terlihat memerhatikan kami berjalan. Saat kami akan duduk juga semua orang memerhatikan. Kami duduk di meja tengah. Persis berada di hadapan panggung.
"Apakah tidak aneh?", Konan berbisik.
Semua orang langsung duduk di kursi dan meja masing-masing. Wiki masih melirik ke kanan dan ke kiri. Nampaknya dia tidak mendengarkan Konan berbicara. Dia melihat terdapat keanehan yang cukup besar di sini.
"Oi, Wiki", Konan mencubit tangan Wiki. Dengan spontan Wiki langsung melirik kearah Konan sambil memegangi bagian tangan yang dicubitnya. "Apakah ini tidak aneh?", Konan mengulanginya.
"Sangat aneh. Ruangan sebesar ini, tapi hanya 10 orang yang berada di dalamnya", Wiki sambil melihat sekeliling. "Lalu, mereka semua nampak tidak akrab satu sama lain", Wiki sambil melihat keganjilan tersebut.
"Ditambah lagi undangannya", Konan menambahkan. Wiki langsung terlihat terkejut mendengar ucapan Konan.
"Maksudmu undangan?".
"Di dalam undangan itu tertulis untuk 2 orang dan harus 2 orang. Itu berarti seharusnya mereka datang berpasangan. Seharusnya ada 5 pasangan di ruangan ini. Akan tetapi, seperti yang kamu katakan. Mereka semua tidak terlihat akrab satu sama lain", Konan masih memikirkan.
"Tenang saja. sebentar lagi acara dimulai", Wiki berusaha untuk terlihat tenang.
"Akan tetapi, mungkinkah akan terjadi pembunuhan berantai? Pasti salah satu anggota organisasi menyusup ke dalam. Tapi, mustahil jika dia bergerak sendirian. Mereka organisasi yang cukup handal, tidak mungkin membuka celah sedikitpun", Wiki melakukan kontak batin dengan dirinya sambil melirik ke sekeliling.
Tidak lama kemudian, satu orang lain muncul memasuki ruangan. Seorang wanita tinggi berparas cantik, berambut panjang dan pirang, dan mengenakan pakaian hitam putih. Nampaknya dia satu usia dengan kami.
Dia mulai berjalan. Semua orang memperhatikan dia berjalan mendekati meja kami. Dia duduk persis di samping kiri Konan. Tatapan matanya langsung menunjuk kearah Wiki. Tatapan mata tajam dan senyum jahat di wajahnya. Lalu dia langsung memalingkan mukanya kearah panggung sambil merapihkan rambut panjangnya.
"Sial, nampaknya harus cepat ku selesaikan permainan ini", Wiki bergumam. Dia mendadak panik dan terlihat takut. "Tapi, apakah aku bisa?", dia panik.
Lampu-lampu ruangan mendadak mati satu persatu. Hanya lampu panggung yang bersinar terang. Seseorang telah datang dari belakang panggung. Mengenakan tongkat hitam, kemeja putih, dan jas hitam dengan bunga di sakunya. Dia datang dengan sesuatu aneh yang berada di sampingnya.
Asap tebal menyelimuti isi panggung. Tidak terlihat apapun selain bayangan dari orang tersebut dan juga benda aneh yang berada di sampingnya.
Wiki terlihat cemas dan panik. Dia melihat sekeliling ruangan dan memperhatikan orang-orang di ruangan.
"Sial, dimulai sekarang?", Wiki bertanya-tanya pada batinnya. Dia terlihat cemas dan panik. Sesekali dia melirik Konan dan orang yang di sampingnya.
Akan tetapi..
Wanita itu menghilang entah kemana. Tidak ada yang tahu kemana dia pergi. Termasuk Konan yang berada di sampingnya, nampaknya dia tidak sadar akan kepergiannya.
"Sial. Mungkinkah?", Wikiterlihat semakin panik dan takut. Keringatnya semakin banyak terlihat mengalirdi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DotWiki : The Silver Bullet
Mystery / ThrillerSeorang detektif yang sudah menghilangkan namanya cukup lama sebagai detektif SMP muncul kembali. Wiki Okiya, dialah namanya. Seorang murid SMA yang sudah berhenti menjadi seorang detektif karena sebuah insiden di masa lalu. Seorang detektif wanita...