Dalam ruangan megah yang mana masih terdapat makanan yang belum dimakan di meja masing-masing, serta tergeletaknya dua mayat hasil pembunuhan. Yang satu berada di belakang panggung dan yang satunya berada di depan pintu. Cara membunuhnya juga berbeda.
Wiki menggeledah tubuh orang yang berada di depan pintu, sementara Konan menggeledah orang yang berada di belakang panggung. Mereka akhirnya mendapatkan sesuatu yang menarik dari keduanya.
Di sisi lain...
Di sebuah kamar yang jauh dari kejadian, terdengar suara nada tombol yang membentuk sebuah melodi. Orang tersebut mengirimkan sebuah pesan singkat kepada tujuannya. Tulisannya adalah He is come. Dia mengirimkan pesannya sambil tersenyum.
"Sudah terkirim?", laki-laki yang bersamanya itu berbicara.
Suasana di ruangan mereka gelap sekali. Lampu sengaja dimatikan. Jadi tidak diketahui siapa yang mengirimkan pesan tersebut.
"Sudah. Tinggal menunggu hasilnya", wanita itu tersenyum.
------------------
"Ayo kita ke pergi. Kita bahas di kamar saja", Wiki sambil berjalan keluar meninggalkan ruangan penuh misteri tersebut.
"Bagaimana dengan pintunya? Haruskah kita tutup?", Konan hendak menutup pintu tersebut.
"Jangan, biarkan saja terbuka", Wiki memberi arahan dan langsung berjalan. Konan mengikuti langkah Wiki.
Sesampainya di kamar, mereka terlihat sedang serius. Wiki lalu membuka smartphone miliknya untuk mulai mencari tahu sesuatu. Sementara Konan terlihat masih bingung dan panik.
"Hei, Wiki", Konan dengan suara lirih. "Kamu tidak menyembunyikan sesuatu bukan?", Konan terlihat akan bersedih.
"Konan", Wiki dengan wajah bingung. Dia beranjak dari posisinya dan mendekati Konan. "Tenang saja, selama aku berada di samping kamu, tidak akan terjadi apa-apa", Wiki tersenyum lebar.
Senyuman dan kata-kata itu membuat Konan terlihat lebih santai kembali. Dia menghela napas panjang dan mulai berbicara seputar kasus.
"Hei Wiki, apa menurutmu di antara mereka semua ada yang menyimpan dendam sebagai motif pembunuhannya?", Konan mulai bertanya-tanya.
"Entahlah, aku sedang mencari tahu", Wiki sambil scrolling layar smartphone miliknya. Dia membaca artikel tentang dua orang tersebut.
"Pertama di mayat Yusaku. Terdapat racun kalium sianida di bagian genggaman gelas miliknya. Terdapat dua gelas dan dua piring di meja itu, kemungkinan dia bertemu dengan seseorang", Konan lalu beranjak dari tempat duduknya. "Tetapi, hidangan di meja tersebut nampak masih utuh. Tidak ada yang memakan maupun meminumnya. Jika itu terjadi, seharusnya Yusaku sudah terbunuh sebelum dia presentasi", Konan sambil berjalan ke kanan dan ke kiri melewati Konan yang sedang duduk.
"Yah, itu benar. Tidak salah lagi. Dia terbunuh tepat setelah selesai presentasi. Di tambah, orang yang mati selanjutnya adalah Kuroba. Aku menemukan namanya dari KTP. Berdasarkan data di internet, dia katanya teman penelitian Yusaku. Dikabarkan mereka berdua jika bersatu sering sekali melakukan kesalahan yang berakibat fatal pada penelitian. Tetapi, saat Yusaku sendirian, penelitian berjalan lancar. Dia terbunuh karena tertembak setelah membuka pintu", Wiki sambil melihat smartphone.
"Tetapi, pembunuhan Kuroba aku rasa itu pembunuhan acak. Karena siapapun yang membuka pintu itu, pasti terbunuh kan?", Konan berhenti berjalan-jalan. Dia menghadap kearah Wiki. "Mungkinkah dilakukan dengan orang yang sama?", tanya Konan kepada Wiki.
"Yah, tidak salah lagi", Wiki mendongakkan wajahnya kearah Konan sambil tersenyum nakal.
--------------------------
Terlihat terdapat seseorang mengintip dan menguping pembicaraan mereka di kamar. Tidak diketahui siapa mereka. Setelah pembicaraan mereka selesai, orang tersebut berjalan menuju ruangannya. Di sana terdapat seorang laki-laki sedang menunggu di kamar.
Laki-laki tersebut adalah Saguru. Dan wanita itu juga pasti tahu lah siapa.
"Mereka pasangan muda yang menarik", ucap wanita itu kepada Saguru.
"Apa maksudmu menarik, Fuyuka?", Saguru sambil merapihkan dasinya.
"Ingat bos menyuruh kita untuk mewaspadai si anak penulis itu? Seorang anak dari orang yang hampir mengetahui identitas kita semua", Fuyuka dengan wajah kesal.
"Oh, jadi dia adalah anaknya ya? Menarik, apa dia bisa mengalahkan kami? Atau mati ceroboh seperti ayahnya", Saguru mendengus geli lalu sedikit tertawa.
"Jangan remehkan. Yang penting lakukan rencana kita".
"Baiklah, tenang saja. Bertindak seperti angin dan menghilang bagaikan asap. Itulah kenapa kita adalah Phantom", Saguru tertawa.
----------------------------
"Menurutku hal yang wajar kalau dia terbunuh", Naki berbicara dengan Yokino.
"Yah memang bener", Yokino terlihat tersenyum jahat.
"Nampaknya bukan kalian saja ya yang senang dengan kejadian ini", Yoko menyela pembicaraan mereka dan masuk ke ruangan. "Kami juga sama", terlihat Yoko bersama dengan Nida.
"Yah, mereka berdua ilmuan bodoh", Nida menambahkan dan membuat suasana ruangan menjadi serius.
Acara yang sudah ditunggu-tunggu hancur berantakan. Penyelenggara acara tewas dan semua orang juga nampak memiliki motif tersembunyi. Saguru, Fuyuka, Ruby, Furuya, Naki, Yokino, Yoko, dan Nida, mereka semua nampaknya memiliki motif tersembunyi untuk membunuh. Akan tetapi, siapakah yang membunuh Yusaku sebenarnya? Apakah ini ulah organisasi bernama DotWiki itu? Tidak ada yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DotWiki : The Silver Bullet
Mystery / ThrillerSeorang detektif yang sudah menghilangkan namanya cukup lama sebagai detektif SMP muncul kembali. Wiki Okiya, dialah namanya. Seorang murid SMA yang sudah berhenti menjadi seorang detektif karena sebuah insiden di masa lalu. Seorang detektif wanita...