Akad?

471 16 0
                                    


Selesai alifah mengajar ia pulang memang hari ini sangatlah melelahkan baginya, ia pulang terlambat karena macet menjebaknya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab semua orang yang ada di ruang tamu.

Kenapa ada Ilham? Orang tua Ilham juga? Ada apa ini. Astagfirullah, apa yang aku fikirkan mungkin dia mau ketemu ayah siapa tau ada urusan bisnis. Pertanyaan itu yang menguasai pikiran alifah

"Nak, kenapa kamu berdiri di depan pintu seperti itu?"

"Hah?
"Nggak Bu, maaf aku tadi pulang terlambat karena terjebak macet" ucapku dengan berjalan ke arah kamar

"Iya nggak papa nak, kamu mandi dulu terus kesini ya ditunggu ayah"
Kata ibu sambil mengikuti jalanku menuju kamar

"Memangnya ada apa Bu? Kenapa ada orang tua Ilham?

"Sudah la nak kamu mandi saja dulu"

"Iya ibuku yang cantik"

Setelah mandi Alifah ganti baju gamis nya dan kerudung syar i miliknya, dia terlihat begitu cantik dan bersinar.

Alifah menuruni tangga dan berjalan menuju ke ruang tamu.

Fabiayyiala irobbikuma tukadziban. Batin Ilham berbicara, matanya yang sedari tadi melihat Alifah menuruni tangga menggunakan baju gamis dan kerudung syar i miliknya.

"Sini nak" ucap ayah sambil menepuk kursi disampingnya.

"Ilham?" Ucap umi Rosa (uminya Ilham) yang membuyarkan lamunan ilham
"Wah ternyata kamu sudah pengen sekali untuk mengkhitbah Alifah ya" tambahnya

"Umi, nggak kok"

Khitbah? Apa yang dimaksud umi Rosa, apa lagi ini ya Allah. Batin alifah

"Gimana pak, apakah lamaran anak saya diterima?" Tanya Abi Riski (abinya ilham)

Lamaran? Apa dia mau melamar aku?
Ya Allah ini maksudnya apa?. Batin alifah berbicara lagi

"Alifah?"
"Nak?" Tambah ayah yang membuyarkan lamunan Alifah

"Hah? Iya yah"

"Iya, bagaimana kamu menerima lamaran Ilham?"

Alifah menjawabnya dengan anggukan

"Alhamdulillah" ucap semua orang di ruangan itu.

"Tetapi saya mintak mahar surah ar Rahman"

"Insyaallah saya akan mengkitbahmu dengan surah ar Rahman"

Alifah hanya diam menunduk dan mendengarkan jawaban Ilham dengan tenang.

"Dari pada menyebarkan fitnah lebih baik perbaikan ini dilaksanakan 2 Minggu lagi bagaimana?" Tanya Bili (ayah alifah)

"Iya pak lebih cepat lebih baik daripada menyebarkan fitnah" jawab Abi Riski

Setelah berbicara mengenai tanggal pernikahan sampai dekorasi, karena sudah malam akhirnya keluarga Abi Riski pun pamit untuk pulang.

Alifah menaiki tangga dan segera masuk ke kamarnya, dia menangis mengingat bagaimana Ilham tidak menerima alifah karena perubahan dirinya, kembali dengan harapan dan menghilangkan tanpa kabar, lalu kembali untuk mengkhitbah nya? Maksut ini semua apa? Hanya pertanyaan itu yang menguasai pikiran Alifah saat ini.

"Nak, kenapa kamu menangis? Jika kamu tidak ingin pernikahan itu terjadi jangan lakukan nak, jangan sampai perbuatannya sekarang menjadi bebanmu kelak, ibu hanya ingin melihatmu bahagia, jangan siksa dirimu lagi nak" ucap wanita paruh baya yang membuka kamar Alifah berjalan menuju alifah dan memeluknya

Ana Uhibbuka FillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang