Prolog

433 59 13
                                    

Hari ini orangtua Daniel berpergian keluar negeri. Ini dijadikan kesempatan mengadakan pesta humu gila-gilaan.

Tinggal berikan pesan singkat di grup LAEN, semua orang akan berdatangan.

...

Baru saja Daniel menyambut teman-temannya. Menegak alkohol bersama, duduk cantik diiringi DJ musik amatiran (Taedong teguh pendirian mau jadi DJ gratisan.)

Di depannya Seongwoo datang merecoki pestanya.

Daniel kesal. Setengah mati tidak senang. Siapapun tolong bisa jelaskan?

"Sorry, Kau itu jelangkung. datang tak diundang." Cecarnya jutek.

"Hehehe.."

Seongwoo terkikik geli. "Eiii, Tega amat. Ganteng begini disamain jelangkung. Punya pesta kok pelit ngundang."

"Ini pestanya homo. Kau ini straight kan? atau masih denial???" Pancing Daniel. Ia tahu rivalnya ini najis disentuh banyak sosok berbatang.

Pernah suatu cerita; Seongwoo dicium Moonbok-senior kampusnya. Imbalan ditolong dari bullyan.

"Muachhh..." Moonbok mengecup kilat pipi kanan Seongwoo. "Terima Kasih Sssaengggg (Dik).. Aku tanpamu mungkin jadi raga tak bernyawa."

Moonbok ngacir seribu langkah. "Bye.. Bye!"

"Arghhhh...." Teriak Seongwoo tak terima.

Dia langsung pulang. Cuci muka berbagai merk pencuci wajah. Dari Ons, Garnish, Biole ia rajah. (Serius, itu bukan koleksinya. Kepunyaan pacar yang sering ketinggalan.)

...

Seongwoo memang straight. Deretan ceweknya banyak. Anak SMP, SMA, anak kampus ia pacari.

"Iseng!" Jawabnya lugas. "Niel, kok bisa sih jadi Gay?!"

"Sok amnesia. Kita barengan jaman TK sampai Sekampus pula."

Daniel berdiri meninggalkan Seongwoo sendirian. Sofa itu nyaman. Kini berganti dengan makhluk jejadian jadi teman bicara.

Mendadak suasana tidak aman.

"Oppa ganteng, Mari Bercinta, yuk!!!" Tangan kanan merangkul pundak, sebelah kiri merambat ke selangkangan.

Tersenyum manis, Seongwoo sebisanya melepas jeratan setan. Dia bukan tipe orang hornian. Apalagi yang datang banci callingan.

"Aku bukan humu."

"Dengar ya, Oppa is mine. Jaman now sesama jenis bercinta belum tentu homo." Jelasnya. "Lawan jenis bercinta belum tentu straight juga. Namanya juga kebutuhan hasrat. Selama liang didepan mata, buat apa hanya dilihat saja?"

Lelaki itu mendorong Seongwoo, sampai terjungkal ke sofa. Lantas ia duduk dipangkuan dengan mesra.

"Minimal basahin aku, bisa?!"

Seongwoo mulai nafsu. Dia tahan, tapi ini banci (Daniel bilang mereka Lady boy. Bisa ganteng, bisa cantik. Tapi bagi Seongwoo mereka banci. TITIK.) tidak mengerti. Nafsu bunuhnya mulai membangkit.

Segelas alkohol dimeja ia tumpahkan.

"Udah kan basahnya."

Merengut sebal. Bibir mengernyit komat-kamit.

"Dibagikan bawah, Oppa!" Tunjukkan pada belahan pantat. "Ditusuk; Biar basah maksudnya."

"Nanti ya. Kalau Korut-Korsel damai."

How To Beat Your Rival | OngnielhwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang