11. Daniel dan Seongwoo beriringan membidik target

128 31 4
                                    

11. Daniel dan Seongwoo beriringan membidik target
...
Saya ingingatkan lagi, fict ini dibuat tamat jauh2 hari. Jadi maaf saya tidak akan mengganti bulan, atau apapun di fict ini. TIMELINEnya udah bener cuman update aja yang telat.
...
...
Hening mendera pagi ini.

Mobil Minhyun mogok ditengah jalan. Sepengetahuannya, perawatan mobil sebulan sekali selalu dilakukan. Ada apa di cuaca cerah bulan Mei? Bukan pertanda buruk, 'kan?

Minhyun membuka kap mobil. Sial! Papa Choi seorang pengusaha otomotif kelas dunia. Dia pintar mengetahui bagaimana membuat, merakit, dan merawat onderdil kendaraan. Kenapa Minhyun tidak mewarisi gen yang satu itu?

"Dongho, mobilku mogookkkk." Minhyun mengeluh panjang.

Teman sangarnya memiliki bengkel terkenal di kaula muda. Dongho sendiri yang terkadang terjun menjadi montir. Well, Dongho yang memang King Drifting sangat cinta membongkar sesuatu. Apalagi mobil mewah yang selalu dipakai balapan.

"Aku akan mengirimkan mobil derek, Minyeon. Tunggu sebentar ya."

Minhyun lekas menelpon Jonghyun untuk meminta jemput. Masa anak koas baru datangnya terlambat? Minhyun bukan V yang hobi menabrak norma yang ada.

Panggilan belum jua di angkat, mobil bugatti veyron melintas di depan mata Minhyun dan berhenti melaju.

Pertanda buruk!

Minhyun tidak asing dengan plat nomor mobil tersebut.

Sang pengendara keluar dari mobil, Minhyun berdiri setegap tameng di medan perang, bahunya menegak defensif. Wajahnya menatap waspada, kenapa orang ini muncul bak jelangkung?

Ong Seongwoo, pemuda teknik si biang onar.

Semesta begitu luasnya, kenapa bisa bertemu Seongwoo yang kebetulan lewat?

"Kangen padaku, tidak?"

Wajah Minhyun mengeras, tidak mau berkata apapun, "...."

"Aku bukan najis Minhyun~ah." Seongwoo merasa sosok itu sangat jijik padanya, "- yang harus digosok tujuh kali memakai pasir."

Minhyun menganggap Seongwoo tidak ada. Tetapi sebaliknya, Seongwoo menganggap bertemu dengan Minhyun sudah direncanakan Tuhan.

Seongwoo menawarkan tumpangan untuk mengantar Minhyun ke rumah sakit bersama. Minhyun awalnya menyangkal - tidak butuh. Tetapi Jonghyun tidak mengangkat ponselnya terus. Terpaksa Minhyun menerima dengan hati dongkol.
...
Di dalam mobil, Seongwoo mengoceh hal-hal tidak berguna. Minhyun sebal mendengarkan lantas membalik bertanya menyerupai bom yang gampang meledak.

"Kau meniduri perempuan sepanjang waktu." Minhyun bertanya sarkas, "tidak takut AIDS?"

"Aku memakai pengaman." Seongwoo tertawa tertahan, sembari fokus menyetir, "selama pabrik kondom berproduksi, semua aman terkendali."

Minhyun mendengus, "Kasihan sekali banyak perempuan yang dijadikan mainanmu."

"Mereka yang menawariku sukarela. Wajar bukan aku menerima rezeki nomplok?" Seongwoo sesekali melirik Minhyun dengan tatapan menggoda, "Lagipula, naluriku sebagai lelaki selalu ingin dibuai perempuan."

Seongwoo berbisik pada Minhyun, "karena itu aku menginginkan berjuta perempuan disisiku."
...
Mereka berjalan bersama melewati taman rumah sakit. Minhyun tidak merasa Seongwoo mengikutinya, hanya saja Seongwoo tidak mempunyai kesibukan apa? Anak kuliahan selaras pengacara - pengangguran banyak acara.

"Kau tidak ada kelas hari ini?"

"Meliburkan diri." jawabnya spontan, "Aku ada janji temu dengan seseorang di sini."

How To Beat Your Rival | OngnielhwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang