Yoongi pov
Sial sekali kalung valency hilang. Aku mencarinya kemana-mana tapi tidak kutemukan. Ku jelajahi setiap sudut kamarku. Rak buku, tempat tidur semua tidak luput dari pencarianku. Aku merasakan ada orang di depan pintu kamarku. Aku bisa merasakannya. Auranya.
End yoongi pov
Seketika yoongi berbalik arah melihat ke pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Ia menyilangkan kedua tangannya "Tae, aku tahu itu kau."
'Ah, sial. Aku lupa kak yoongi bisa mengetahui keberadaanku.' Batin taehyung.
"Aku juga bisa tahu isi hatimu, apa yang kau pikirkan." Lanjut yoongi. Taehyung salah tingkah. Namun pada akhirnya ia memberanikan diri menemui yoongi.
"Ada apa?" Tanya yoongi dengan nada datar. Taehyung langsung mengeluarkan kalung yang ia temukan. "Ini. Ini punyamu. Aku menemukannya tergeletak di meja piano." Ucapnya sebari memberikan kalung tersebut.
Yoongi langsung mengambil kalung tersebut dan menyimpannya. "Terima kasih."
"Kak-" belum sempat bertanya yoongi memotong ucapannya.
"Aku tahu yang kau ingin katakan. Jawabanku tidak. Pergilah." Taehyung langsung pergi.
Yoongi menatap kalung tersebut, "Valency, aku merindukanmu."
.
.
.
.
.
.
Author pov
.
.
.
.
.
.
"Tuan muda, senang melihatmu kembali." Seorang pelayan menyambut kedatangan valeron(yoongi). Valeron turun dari kudanya, membawa busur dan anak panah."Mana ayah?" Valeron memberikan senjatanya tersebut kepada pelayan itu. "Tuan sedang pergi rapat dengan kerajaan Asrent."
Valeron langsung masuk menuju istananya, kerajaan Violust. Dirinya masuk menuju kamarnya yang mewah. Semua serba berwarnya hitam dan putih. Warna favoritnya.
"Kak, sudah kembali." Valeron mengenalinya. Suara yang perlahan masuk ke kamarnya. Suara lembut yang menjadi favoritnya.
"Valency. Ah adikku tersayang. Aku rindu." Valeron langsung memeluk valency. Hanya didepan valency, valeron bisa bersikap hangat, lembut dan manja. Berbeda dengan valeron yang dilihat orang. Dingin, tegas dan sempurna.
"Kau baru pergi beberapa jam saja sudah begini." Valency mengerucutkan bibirnya. Valeron yang gemas langsung mencubit hidung mancung valency perlahan.
"A-aduh, kak valeron. Sakit." Valency meringis kecil hidungnya dicubit dengan gemas oleh valeron. "Ibu mencari kakak."
"Ibu? Baiklah." Valeron langsung melesat pergi. Meninggalkan valency di kamarnya. Valency pun langsung keluar dari kamarnya mengikuti valeron.
.
.
.
.
.
.
.
End author pov
.
.
.
.
.
.
.
"Kak, kenapa diam saja." Lamunan yoongi buyar ketika hoseok menyikut sikunya."Tak ada." Ucapnya. Yoongi melanjutkan memakan makanannya. Gill menatap namjoon, "Bagaimana dengan pekerjaan kalian? Lagu kalian dan sebagainya. Bulan september nanti kalian akan comeback untuk album baru kalian kan?"
"Ya, semoga saja tidak ada halangan." Namjoon tersenyum menatap gill. Suasanan ruang makan saat itu penuh ketenangan.
"Kak hoseok, bagaimana fotoku? Keren kan?" Jimin menunjukkan foto selfie nya di sekolah. Hoseok menatap jimin, "Kau sangat narsis. Jika fangirl tahu, kau bisa tidak sekolah karena nanti mereka akan memenuhi kelasmu itu."
Jimin mengerucutkan bibirnya, "Mungkin karena aku terlalu tampan." Tehyung merinding seketika mendengar jimin berkata itu.
"Namjoon, aku menulis beberapa lagu untuk album baru. Mungkin kau dan kak seokjin bisa melihatnya." Ucap yoongi. Namjoon memandangi seokjin, "Tidak perlu. Aku tidak perlu melihatnya. Biar kak 'Frederick Johnson II saja yang melihat." Namjoon berkata ketus sambil terus memandangi seokjin. Seokjin membalas pandangan namjoon lalu mengalihkan pandangannya ke makanan yang ia makan.
"Cukup namjoon." Tegas gill.
"Biar ayah. Tak apa." Seokjin menenangkan gill. Emosi gill reda seketika.
"Kak namjoon, bantu jungkook mengerjakan tugas ya. Aku masih belum paham tentang reaksi kimia." Jungkook merayu namjoon. "Baiklah." Namjoon mengangguk. Jungkook senang dalam hati.
.
.
.
.
.
.
Tok tok"Kak namjoon." Jungkook mengetuk pintu kamar namjoon, "Masuklah."
"Uhm, bukannya kau ingin aku bantu?" Jawab namjoon to the poin. Jungkook mengangguk dan memperlihatkan tugasnya tersebut.
"Uhm, kak aku ingin bertanya-"
"Masalah yang tadi tidak perlu kau pikirkan."
Namjoon masih fokus mengisi beberapa soal dihadapannya, "Mungkin memang aku yang bersalah. Aku tidak bisa mengendalikan emosiku."
Masih banyak pertanyaan yang terlintas di pikiran jungkook saat ini. Entah mengapa beberapa kilatan kecil dan mimpi yang berhubungan dengannya, mengganjal di hatinya.
Namun, seperti kata gill. Jungkook tidak perlu memikirkan semua itu.
.
.
.
.
.
.
Hoseok kini berada di kamarnya. Lebih tepatnya duduk di meja kerjanya dengan pena dan kertas dihadapannya.BTS akan dijadwalkan comeback september nanti. Hoseok atau dikenal dengan nama panggung J-Hope itu berusaha mati-matian berpatisipasi membuat lagu untuk album baru mereka.
"Tema apa?" Hoseok terus berpikir keras memikirkan tema tersebut.
"Apa mungkin?"
TBC.......
YOU ARE READING
Eternal Family
FanfictionApa jadinya kalau grup boyband paling terkenal itu manusia yang abadi?? . . . BTS as a Vampire and werewolf. Jangan lupa vote dan komen ye...... ■SLOW UPDATE■