Part 6

213 13 0
                                    

Pt. 2

.
"Agreex,  perkuat kuda-kudamu. Jangan biarkan musuhmu menjatuhkanmu dengan mudah. "

"Baik ayah. "

Pangeran Agreex tengah berlatih bersama ayahnya,  raja Fen.  Hembusan nafasnya yang kelelahan  karena berlatih terus menerus. Tangannya gemetar memegang pedang,  namun ia tetap memaksa.

Fokus pandangannya tertuju pada lawan dihadapannya,  yakni sang adik Strades.

Berbanding terbalik dengan sang kakak yang lebih kuat,  Strades lebih lemah.  Bahkan ia tidak dapat menghindar dari serangan pertama yang diluncurkan oleh sang kakak.

"Jangan kehilangan fokusmu Strades,  aku tidak mau mempunyai anak yang lemah. "

Pangeran Strades menelan ludah kasar.  Takut membayangkan amarah sang ayah pada dirinya.

"Ba-baik."

Strades yang pertama kali melancarkan serangan,  ia mengayun pedangnya untuk mengenai Agreex namun berhasil dihindari. 

Agreex menggunakan kakinya untuk menyerang bagian kepala Strades.

Bugh

Strades jatuh tersungkur di tanah,  kepalanya mengalami pendarahan hebat akibat serangan dari sang kakak yang melibatkan unsur sihir.

Sang ayah memerintah babysitter untuk membantu Strades berdiri. Ia tidak melakukan apapun,  hanya menatap anak bungsunya dengan penuh kekecewaan dan kebencian.

"Aku tidak menghabiskan waktu melatihmu  hanya untuk melihat kau yang kalah dengan mudah,  Strades. Benar-benar sebuah aib bagi kerajaan. "

Strades hanya duduk, diam tak berkata apapun,  sementara para babysitter mengobati lukanya.

"Ayah-"

"Aku tidak ingin mendengar alasan apapun darimu Agreex.  Sekali pecundang,  adikmu tetap pecundang. "
Sang ayah langsung berbalik pergi tanpa sepatah kata lagi.  Agreex hanya bisa menatap mata Sang adik sendu,  lalu berjalan mengikuti Sang ayah dari belakang.

.

.

"Ratu Helen. " Salah satu maid pribadi ratu masuk ke ruang sulam dimana ratu biasanya membuat sulaman.

"Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan? " Ucapnya lembut.

"Iya,  pangeran Strades berlatih bersama Pangeran Agreex dan yang mulia raja. Tapi,  pangeran Agreex mengalahkan adiknya dengan mudah dan yang mulia raja-" ucap maid itu terpotong.

"Aku bisa menebak apa yang raja ucapkan. " Balasnya sambil tersenyum.

"Kalau begitu saya permisi. " Ucap maid itu,  ratu Helen memberikan anggukkan sebagai jawaban.

.

.

Strades duduk meringkuk dikamarnya.  Bayangan Sang ayah yang kecewa terhadap dirinya terus berputar dikepalanya.

"A-apa aku selemah itu? "

Memang,  dari segi fisik,  antara Agreex dan Strades mereka tidak berbeda jauh.  Hanya dari kemampuan,  Agreex lebih unggul daripada Strades.  Dirinya cepat,  pandai menganalisi situasi serta menguasai ilmu sihir.

Sang ayah juga memfokuskan perhatiannya pada Agreex yang notabene nya adalah putra mahkota. Strades lebih dekat dengan Sang ibu. Ia lebih senang membantu menyulam,  atau memetik bunga untuk keperluan istana.  Para maid ataupun babysitter menyukai pangeran Strades karena kelembutannya.

Pintu kamar Strades diketuk,  Strades tahu itu adalah Sang ibu.  Ia beranjak dari kasur,  dan membuka pintu kamarnya. 

Sang ibu menampilkan senyum paling menawan dan tulus yang Strades suka. 

"Kenapa kamu belum tidur sayang?" Ucap sang ibu sambil mengelus kepala pangeran Strades.

"Aku belum mengantuk ibu. " Ucapnya.  Sang ibu kemudian menggendong Strades dan membawa ia ke pelukannya.

"Apakah kamu menangis? "

Strades menggeleng kecil,  bibirnya yang merah sedikit membengkak dan matanya yang sembab, adalah jawabannya.

Sang ibu menaruh Strades di tempat tidur, lalu ia duduk di samping anaknya.

"Hari sudah malam Strades,  kamu harus istirahat. "

Strades menggeleng,  "aku tidak bisa tidur ibu. "

Seketika bayangan percakapannya dengan ayah dari anaknya menusuk bagian dalam hatinya.  Bagaimana bisa Sang ayah membandingkan anaknya sendiri,  bahkan menyebut Strades sebagai aib bagi kerajaan.

Setetes air mata mengalir dari matanya,  namun dengan cepat ia menghapusnya.

"Bagaimana jika ibu nyanyikan lagu sebelum tidur yang kamu suka? " Ucapnya sambil mengelus pipi Strades.

"Lagu yang sering dinyanyikan kakek untuk ibu?  Tapi,  lagu itu untuk perempuan. "

Sang ibu tertawa kecil,  "jadi apa kau mau ibu nyanyikan? "

"Hm,  aku mau karena aku suka suara ibu. "

Song on : Noble maiden fair,  bhaigdean bal uasal ( at previous episode)

Sang ibu mulai menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan oleh Sang ayah. 

Pangeran Strades mulai ikut bernyanyi dengan Sang ibu.  Mereka saling menatap penuh rasa sayang, 

seketika itu juga segala masalah terasa hilang.

Eternal FamilyWhere stories live. Discover now