Di suatu hari yang panas, mungkin.. Seorang pria berbalut perban termenung di meja kerjanya dengan wajah yang terlihat berseri-seri.
"Uhm..... Uhh... Whahaaa..."
"Hoy! Bisa kau diam sedikit?" Pria yang di panggil tidak mengacuhkan teguran itu. Malah kini ia menggumam semakin kencang.
"Huhuu... Haahhah WHAHAHA!!!!-"
Duak!
Satu pukulan telak berhasil mendarat di kepala Dazai.
"Itai yoo.. Kunikidaa.."
Rengek Dazai sambil terus mengelus kepalanya.
"Ada apa dengan mu hari ini, Dazai-san? Kau tampak sangat senang."
Tanya Atsushi yang dari tadi nampaknya tak terganggu dengan omelan tidak jelas Dazai.
"Hehe.. Soalnya-" Belum selesai Dazai berbicara, pintu agensi terbuka tiba-tiba diikuti kemunculan seorang pria berambut putih silver dengan yukata khasnya bersama seorang anak(?) di belakangnya.
"Hai’ minna. Jadi begini.. Mulai sekarang kita kedatangan anggota baru."
Seketika satu ruangan pun terdiam tanpa kata-kata.
"Perkenalkan dirimu." Ucap pria yang dipanggil Sachou itu.
"(Y/l/n) (y/n).... Yoroshiku.." Ucap anak itu pelan.
"(Y/n)-chan!!!!!!!!!!" Teriak Dazai dan langsung berlari ke arah anak bernama (y/n) itu dan memeluknya dengan erat.
"A.. Sachou, dari mana kau dapat anak ini?" Tanya Kunikida tanpa rasa bersalah sedikitpun, sambil membetulkan kacamatanya.
"Tanyakan hal itu pada Dazai, karena dialah yang telah mengundang (y/n) untuk bergabung." Jawab Sachou sambil berjalan keluar.
“Tolong jaga dia baik-baik.”
Satu detik, dua setik, tiga-
"Dazaaaaaaaiii!!!!!!!" Teriak Kunikida yang kesal karena mengira anggota baru di agensi ini juga akan berperilaku seperti Dazai-- yang berarti akan membuat masalah.
"Nee.. Nee.. (y/n)-san, kau mau?" Tawar salah satu anggota agensi sambil memberikan segenggam permen padanya.
"Kyaaa!!!! Dia manis banget!!" Naomi segera berlari ke arah (y/n) dengan wajah berbinar-binar.
"U-Uhm...." (y/n) hanya terbeku tak tahu harus melakukan apa sekarang, ditambah Dazai yang memeluknya semakin erat.
"Hei, kalian membuat dia ketakutan tau." Atsushi akhirnya angkat bicara, sebagai anggota paling waras(?) di agensi ini. (y/n) menghembuskan nafas lega. Setidaknya dia bisa tenang sekarang.
.
.
.
.
Tak lama ruangan agensi pun kembali temang, semua orang telah kembali pada posisi tadi sebelum (y/n) datang, ya, hampir semua.
(Y/n) memutuskan untuk duduk di sebuah sofa yang juga di duduki oleh pria bernama Ranpo yang tadi menawarkannya permen.
"Ranpo-san, sudah lama kita tidak bertemu, ya?” Senyumnya memgawali pembicaraan.
“Hey, jangan lupa janjimu sebelum kau pergi-“ Belum selesai Ranpo berbicara, gadis itu mengeluarkan sekantong cemilan dari dalam tasnya.
"ku gak lupa kok. Potongnya sambil tersenyum.
“Whaa.. Arigato.” Ranpo segera menyambar kantong tersebut dan merogoh isinya.
Percakapan di antara mereka pun berakhir. Namun suasana damai itu tak bertahan lama sampai beberapa orang mulai kembali mengerumuninya.
"Hai (y/n), namaku Tanizaki Naomi. Dan pria berambut orange di sana itu saudaraku Tanizaki Junichiro, Yoroshiku!” Ucap seorang gadis dengan seragam sekolah SMA sambil mengulurkan tangannya.
“Hai’, yoroshiku onegaishimasu..”
Jawab (y/n) sambil menjabat tangan gadis itu lembut.
"Panggil saja Yosano. Aku adalah dokter di sini. Jika kau terluka hubungi saja aku, hehe." Sebuah seringaian terukir jelas di wajah wanita itu. Sontak membuat gadis itu bergidik ngeri.
“Ouh.. Y-Yoroshiku onegaishimasu, Y-Yosano-san.” Balasnya gugup.
Nampaknya terjadi perubahan besar sejak terakhir kali dia berada di Yokohama.
Terakhir kali dia berada di Yokohama, dia baru mengenal Dazai dan Ranpo yang berada di ADA, namun sepertinya semua sudah berubah.
“Naomi-san, Junichiro-san, Yosano-san, Kenji-kun, Atsushi-san.. Desu nee?” (y/n) menghitung satu persatu anggota yang berada di ruangan itu.
“Hai’!” Jawab mereka semua yang di sebutkan namanya tadi dengan kompak.
“Ehem..”
Indra pendengarannya menangkap suara deheman, ia pasti melupakan satu orang. (Y/n) pun berbalik melihat ke asal suara.
“Kunikida Doppo, jangan ganggu aku.” Ucapnya sambil sembari mengetik.
“Haha.. Dia memang seperti itu, namun tenanglah dia sebenarnya orang yang ramah.” Kata kata Dazai memanglah pujian, tapi tidak bagi telinga Kunikida.
“Dazai! Jangan kau coba-coba mengangguku lagi!” Gertak pria megane itu yang mencoba menahan emosinya.
“Heh.. Baiklah.”
.
“Oy (y/n)!”
(Y/n) agak terkejut mendengar Dazai memanggilnya.
"Ya?” Jawabnya pelan.
Dazai mendekatkan wajahnya hingga jarak mereka hanya sekitar beberapa senti saja. Refleks, tubuh (y/n) pun terdorong kebelakang untuk memberi jarak lebih jauh.
"Kau agak berubah.” Seketika wajah (y/n) bersemu merah namun tak begitu merah hingga tak ada yang menyadarinya kecuali Ranpo yang masih sibuk mengisi perut dengan sekantong cemilan itu.
Waktu berlalu dengan cepat, gadis bersurai (h/c) hanya sibuk mendengarkan lagu di earphone-nya sedaritadi. Hingga akhirnya dia memikirkan sesuatu.
“Di mana aku akan tinggal..?” Batinnya.
Satu persatu anggota Agensi pulang, namun (y/n) masih belum beranjak dari tempat duduknya.
Bipp.. Bipp..
Ia mendengar suara pesan masuk dari ponselnya.
From: Fukuzawa-san.
Subject: -nothing-
Maaf tidak mengabarimu seharian ini. Aku hanya ingin memberi tahu kalau aku telah menyerahkan mu kepada seseorang. Aku yakin dia dapat menjagamu dengan baik. Lagi pula kalian juga teman dekat.
Itu saja..
(Y/n) menghela nafas panjang, dia sudah tahu siapa orang yang di maksud dipesan ini, dan itu sudah tak dapat di ragukan lagi.
“Ayo pulang.” Ucap orang itu sambil menepuk pundaknya. (Y/n) menjawab dengan anggukan.
.
.
“Masuklah, anggap saja rumah sendiri.” Dazai mempersilahkan (y/n) untuk masuk.
Matanya tertuju pada setiap sudut ruangan, tak banyak yang berubah dari rumah ini. Dia masih dapat mengingat seluk beluk rumah yang ditinggali lelaki maniak bunuh diri itu.
Ruang tamu, dapur, kamar, toilet, ia masih dapat mengingatnya dengan jelas.
"Sampai kapan kau akan seperti itu? Tenanglah, tidak ada siapapun di sini.” (Y/n) menengok ke kanan dan ke kiri, matanya sempat memperhatikan Dazai sebentar.
Ia mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan kasar, dan seketika membanting dirinya di sofa yang berada tepat di belakangnya. Sifatnya berubah, dari yang tadinya terlihat pemalu dan diam kini berubah 180 derajat.
“Aahh... Leganya~” Ucapnya sambil mengipas-ngipaskan tangannya.
Dazai tersenyum kecil, sudah lama dia tak melihat tingkah-laku salah satu teman dekatnya yang sudah lama tak dia jumpai. Terakhir kali dia berjumpa dengannya sekitar 3 tahun lalu.. Itu waktu yang cukup lama.
"Nee.. (y/n).” Dazai berjalan menuju gadis itu dengan tatapan khasnya.
(Y/n) pun menoleh ke arah lelaki itu. Mereka saling bertatap muka untuk beberapa saat.
“Mau kau bunuh diri ganda bersama ku?”
Jleb!
Ruangan yang tadinya berasa rame, kini menjadi sepi sunyi.
Dazai nampak sangat antusias menunggu jawaban dari sang gadis yang kini hanya menatap Dazai dengan polos.
.....
“Haha.. Tidak, aku hanya bercanda kok." Berusaha menghilangkan atmosfer canggung yang menyelimuti. Dia pun berjalan ke arah dapur lalu mengeluarkan beberapa bahan bahan dari kulkas.
"Nee..! (Y/n)-chan, kau mau makan apa?"
“Terserah.” Berusaha melupakan pertanyaan 'biasa' tadi, dia pun memgangkut barang barangnya dan membawanya ke kamar guna mengistirahatkan diri.
"Terserah kau mau melakukannya atau tidak.."
Minna-sannnn!!!!
Gomen, tadi ada masalah dengan wattpad author jadi terpaksa hapus semua cerita huhuuu T-T
Tapi tenang, ceritanya kini udah di perbaiki di beberapa part, jadi ga rugi juga hehe..
Dan semoga hari ini Hichi bisa kirim ulang semua capter yang sudah pernah terpublish sebelumnya.. T-T
Sekali lagi author minta maaf..Terima kasih atas vote dan komennya ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Heart (Dazai x Reader x Chuuya)
Fiksi Penggemar-Bungou Stray Dogs Fanfiction- (Dazai x Reader x Chuuya) Setelah selesai melanjutkan pendidikannya di luar negeri, akhirnya kini (y/l/n) (y/n) kembali ke Yokohama dan memutuskan untuk mencari pekerjaan. Seorang teman lamanya menyarankan untuk melama...