Clone

3.7K 400 18
                                    

Jarum jam telah menunjuk pada pukul jam 7 pagi. Saat dalam perjalanan berangkat kerja, Kunikida di kagetkan dengan sesuatu yang nampak terapung di sungai.

"Apa yang-- DAZAI!!!!!!!!!" Dengan kecepatan maksimum ia pun berlari ke pinggiran sungai. Wajahnya terlihat makin panik saat ia melihat bahwa Dazai tak sendirian 'di sana'.

"T-Tidak mungkin.." Ia segera mencari sesuatu di sekitarnya untuk menarik dua orang yang hampir sekarat itu.



Time skip...



"(y/l/n)-san?!"Seru Kunikida setengah mati, wajahnya yang tadinya pucat kini malah nampak bertambah pucat.

"Hai'?" Jawab (y/n) dengan tenang.

"Huh, kenapa kau malah menyelamatkan kami?" Dazai sudah memasang wajah kesalnya semenjak Kunikida menyelamatkannya tadi.

"Tentu saja bodoh! Jika tidak aku yang akan dapat masalah nantinya!" Bentak Kunikida sambil membuka bukunya dan mengecek suatu jadwal yang iya buat-- kini telah berantakan.

'Huuh.. untung saja tadi dia datang.' Ucap (y/n) dalam hati sambil mendesah lega.

"Sudahlah, jadwal sempura ku menjadi berantakan lagi karena mu! Cepat kalian ganti baju! Kita sudah telat 5 menit! Kalian tahu--"Belum sempat ia selesai berbicara, kedua orang tersebut telah menghilang dari hadapannya.


.
.
"APAAA?!?!?!!?!"

Seisi ruangan agensi tak percaya mendengar berita dari Kunikida.

Atsushi: "Yang benar saja.."


Yosano: "Ini tak bisa dipercaya."


Ranpo: "Sudah kuduga.."


Tak lama, dua orang yang sedang di bicarakan itu muncul dari pintu depan.

"Ohayo~" Sapa sang maniak bundir dengan senyuman hangatnya.

"....." (y/n) tak memberi komentar apapun dan segera berjalan menuju sofa dan duduk di sana.

(Y/n) POV

Aku langsung berjalan menuju sofa kemarin dan duduk dengan tenang. Ku pasang headphone ku seperti biasa dan mengabaikan orang orang yang masih menatapku dengan aneh.

Pandangan ku tertuju pada seorang gadis yang terlihat lebih pendek dari ku. Dia pun mengulurkan tangannya untuk dijabat.

"Kyouka desu.. Yoroshiku." Ucapnya.


Aku langsung menjabat tangannya-- dan mengapa ia menggunakan Kimono di cuaca panas seperti ini?

"Maaf aku tak sempat datang di hari pertamamu datang kemarin." Ucap gadis itu sambil menundukan badan. Dia memiliki tata krama yang baik.

"Ya.." Jawabku sambil membalasnya dengan senyuman. Dia imut juga..

"(y/n), aku punya tugas untuk mu."


Tiba-tiba Sachou masuk ke dalam ruangan dan memberikanku sebuah folder berwarna coklat.

"Aku ingin kau mencari dan membawa benda ini kemari. Aku sudah meminta Atsushi untuk menemanimu." Ucapnya sambil menunjuk seorang lelaki berambut putih yang sedang duduk di kursi sambil menulis sesuatu.

Lalu Sachou berjalan keluar tanpa kata kata.

Pria yang di maksud itu langsung berjalan ke arahku dan menatapku dengan lembut.

"Aku mohon bantuannya.." Ucapku sambil agak membungkuk.


.
.
.
.
"Mencari guchi tua?"

"Ya, katanya guchi itu sangat penting." Aku terus memperhatikan foto guchi yang kuambil dari dalam folder coklat tadi, sepertinya benda mahal.

"Jadi kemana kita sekarang?" Atsushi menghentikan langkahnya, refleks aku pun ikut berhenti.


Aku menengok kekanan dan kekiri, lalu menarik lengan Atsushi tanpa aba aba.

"H-Hei, jangan langsung menarikku..!"


.
.
"Ini kan toko barang antik?"Atsushi terus memperhatikan bangunan tua yang nampak terlihat agak kusam di depan kami.

"Ah.. Aku lega karena masih mengingat tempat ini." Tak tunggu lama, kami pun segera memutar kenop pintu tersebut dan melangkah masuk.

"Sumimasen, kami mencari guchi ini, apakah anda mempunyainya?" Tanya Atsushi kepada pemilik toko tersebut sambil memperlihatkan foto guchi yang di maksud.

"Ah, itu pasti pesanan Fukuzawa-san, tunggu sebentar.." Ucap penjaga toko tersebut dan langsung berjalan menuju pintu gudang.

Tak lama pemilik toko itu pun keluar sambil membawa sebuah guchi berukuran hampir setengah badanku. Sempat terlintas di benakku bagaimana cara membawa guchi sebesar itu.

Aku kembali membuka folder coklat itu dan mengambil sebuah kertas di dalamnya-- lalu membaca sepucuk kertas tersebut.

Jangan minta benda itu untuk diantarkan.

'Ah.. Sudah ku duga.' Batinku.

3nd POV

"Aku hah.. sudah membawanya hah... kepada Sachou.." Dengan nafas masih terengah-engah terengah engah, tak terbayangkan bagaimana (y/n) bisa membawa guchi sebesar itu.Namun pada akhirnya mereka meminjam sebuah troli(?) untuk memudahkan mereka membawanya.


"Jadi apa isi guchi itu?"Tanya Atsushi yang sejak tadi terus memikirkan isi guchi tersebut.

"Tidak ada, mungkin hanya hiasan."Jawab (y/n) dengan datarnya.

"Lalu kenapa dia meminta kita untuk mengangkatnya sampai sini??..." Tubuhnya oleng seketika-- mungkin karena saking lelahnya (?), namun segera di tangkap oleh Junichiro yang kebetulan lewat di belakangnya.

Ruangan menjadi agak sepi. Ya, agak, karena suara ketikan Kunikida masih terdengar di seluruh penjuru ruangan.

"Dazai, kau dekat dengannya sudah lama kan?" Atsushi menepuk pundak seorang pria yang sedang bermalasan di mejanya.

"Memangnya kenapa?" Jawabnya dengan nada malas.

"Apa dia juga pemilik kemampuan seperti kita?"

Gleg..



Dazai menelan ludahnya dengan berat, matanya agak terbelalak mendengar pertanyaan Atsushi. Dia hanya terdiam.

"Hei, jawab aku."

"Nanti juga kau tahu.. Aku mau pergi bentar, bye~" Pria itu segera pergi meninggalkan mejanya dan berjalan keluar ruangan.

"Aku tak bisa memberitahu mu sekarang.."



Yosh yosh! Ini chap dua nya ^^

Terima kasih telah vote dan komen cerita ini ~

Your Heart (Dazai x Reader x Chuuya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang