Possibility (1)

982 80 7
                                    

Keindahan langit musim semi berhiaskan semburat jingga yang menawan mengantarkan sang mentari pulang ke peraduan. Jauh sudah sepertinya aku berjalan membelah jalanan yang sepi, di temani sekantung plastik di genggaman.
.
.
Aku terhenti tiba-tiba saat melihat kau di sana. Di ujung jalanan yang remang, karena minimnya pencahayaan. Kau berdiri tidak jauh dariku dengan seorang wanita yang biasa aku temui selalu bersamamu.
.
.
Saat otakku menolak untuk melihatmu tetapi hatiku berkata kalau aku harus. Di situ pandangan kita bertemu. Saling menatap. tersirat perbedaan dari tatapan kita yang hanya kita yang tau.
.
.
Aku berpaling sehingga kau tidak dapat melihat. Tanganku meremat erat kantung plastik yang tadi aku bawa.
.
.
Rasanya seperti hatiku di hujami ribuan jarum saat melihat kau tersenyum tetapi bukan untukku.
.
.
Ingin sekali aku melangkahkan kakiku menjauh dari hadapanmu saat itu juga. Namun kakiku tak mampu menjauh darimu.
.
.
Kembali kuarahkan pandangku ke tempat kau berdiri dengan wanita itu. Kulihat kau membuka pintu mobil mempersilahkan wanita itu untuk mengikutimu.
.
.
Sungguh elok kau memperlakukan wanitamu. Seperti putri kerajaan di dongeng semasa kecilku dulu. Di situ terlintas pemikiran tentang kau dan dia. Dan aku menyadarinya. Tidak ada ruang untukku.
.
.
Kecuali kemungkinan itu memang ada.
.
.
Kau menutup pintu mobil setelah mempersilahkan wanitamu untuk masuk. Tidak sedetikpun kau menoleh ke arahku setelah itu.
.
.
Rasa rindu ini membuatku gila. Ingin aku berlari kearahmu dan memelukmu erat agar kau tau. Tapi tetap saja kau terus berjalan kedepan tanpa menoleh ke arahku.
.
.

.
.
Kau tidak pernah tau

Words : 238

Possibility ( MEANIE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang