chapter 15 ~ Sky #1

1.6K 112 1
                                    

Sorry nguaret banget up nya and maafkeun typo bertebaran,  happy reading.

Back song recomend [ Whitesand-Fireflies]











Sebelumnya >>

“ Appa, apa yang terjadi, kenapa tangan Appa berlumuran darah seperti ini ?”

“ Maaf nak, maafkan Appa mu yang jahat ini”

"Eomma..maafkan Jimin"

"Hyung..uljima"

' Aku harap kalian bahagia selamanya '_ Jimin

Sky


Angin semilir menerpa wajah seorang namja di tengah senja yang  mulai menyapa. Tampak air mukanya sarat akan kesedihan dan air mata yang mulai mengering. Namja itu baru saja menangisi kepergian sang eomma tercinta dikala ia dilanda kesakitan di dirinya.

Seakan hancur Jimin harus merelakan eommanya yang ia dambakan dan harus menerima kenyataan pahit akan kondisi tubuhnya. Meski sakit Jimin sadar, bukan ia satu-satunya yang merasa hilang dan sedih saat dihadapkan dengan persoalan serupa. Saat ini bukan Jimin tak rela ditinggalkan tapi ia masih tak sanggup membayangkan apa yang terjadi jika ia tiba-tiba  meninggalkan adik tersayang nya yang baru saja kembali kepelukan nya.

Jimin menatap manik kelam hyung barunya Yonggi, mencoba mencari perlindungan dan Jimin mencoba merangkul dongsaeng nya lebih dalam berharap sedihnya berkurang. Dan hingga saat ini Jimin masih bungkam merahasiakan perihal ginjalnya yang ikut terluka akibat dari tusukan kala itu. Ia masih belum sanggup dan tak ingin orang disekitarnya bersedih hanya karena dirinya.

.    .    .    .

Namja tampan dengan panggilan Tae itu tak henti-hentinya mengusap punggung hyung nya yang terasa semakin kurus. Sejak awal Tae tahu konsekunsinya jika ia membawa hyung manisnya pergi menemui eomma nya. Ia paham rasa sedih dan kehilangan yang sama seperti yang ia rasakan dari dulu hingga saat ini. Bahkan kenangan manis dan kelam selalu menyapa  kala ia mengingat mendiang eomma nya. Dan suara lembut eomma nya masih saja menemaninya kala ia akan terlelap.

Dan Taehyung menyadari satu hal,  kepergian eommanya bukanlah akhir dari kehadiran eomma nya, melainkan sebuah keabadian yang  akan selamanya tersaji meski tak lagi dapat ditangkap oleh netra nya.

.    .    .    .

"Jimminie, Taehyungie..hari sudah hampir gelap, ayo kita pulang, hyung yakin eomma juga tak mau kita pulang saat malam" tutur Yonggi mencoba menarik kedua adiknya dari kesedihan yang terlalu mendalam.

"Kajja, hyung" ajak Taehyung pada Jimin yang masih dalam pelukan nya.

Jimin hanya bisa menurut dan setelahnya ia mengucapkan salam perpisahan pada eommanya. Masih dalam aura kesedihan Jimin berjalan mengikuti Taehyung dan Yonggi yang berjalan di depan nya, satu per satu anak tangga pemakaman itu ia turuni. Pikiran nya saat ini kalut, memikirkan nasibnya kelak jika tak kunjung mendapatkan pendonor ginjal untuk nya.

.   .   .   .

Ketiga saudara itu telah sampai di sebuah mansion elegan milik Jimin. Mereka memutuskan untuk tinggal di sana, karena segala aset yang berhubungan dengan appa nya telah disita pihak yang berwenang, terkait kasus pemalsuan surat wasiat mendiang mertua nya.

" Hyung... Tae Lapar, enak nya kita makan apa...hyung" tanya Taehyung sambil mendaratkan bokongnya.

"Emmm...." Yonggi tampak berpikir sembari membuka lemari pendingin milik Jimin.

Save Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang