chapter 14 ~ Realized #1

1.4K 114 0
                                    

Maaf keun kalau banyak typo, happy reading


Sebelumnya >>
" Hyung..aku menyayangimu dan juga Jimin hyung, tak ada yang salah dari kalian berdua hyung..Tuhan hanya ingin memberiku sedikit rasa sakit, agar aku tak berhenti bersyukur Kepada-Nya " - Taehyung




Realized






Siang itu kala matahari tepat bersinar dipucuk kepala. Sebuah ketegangan berlangsung, tanpa terpengaruh sedikitpun oleh panas yang bersangsur-angsur menusuk kulit. Ketegangan itu meliputi dua pria dewasa, yang sibuk bersitegang mempertahankan egonya masing-masing.

Tn Kim tadinya sedang asyik dengan kerjanya, tiba-tiba terbelalak saat membaca pesan singkat di telepon genggamnya. Ancaman serius dari seseorang yang tak lain adalah adik kandungnya sendiri.

Adiknya yang pernah ia tipu daya dengan iming-iming tahta dan harta. Adik nya yang kini justru mengancamnya dengan taruhan nyawa putra kesayangan nya.

Tak butuh waktu lama Tn Kim telah berada dipucuk gedung perkantoran pribadinya. Tn Kim terpaksa menuruti titah adiknya itu, semata-mata demi anak tercintanya, Jimin.

Namun tak disangka Tn Kim termakan ancaman kosong itu, ia dijebak, tak ada Jimin yang di sandra tapi hanya ada adik sang pelaku, dan selembar kertas yang dipaksakan untuk ditandatangani nya.

Tapi bukan Tn Kim namanya jika dengan mudahnya memberikan apa yang ia miliki pada orang lain.






[ Tn Kim POV ]

Ku bawa lari tubuh tua ini menuju tempat yang tertera di pesan ancaman itu. Begitu sampai ku edarkan pandanganku, mencari sosok muda milik anak kesayanganku. Tapi nihil tak ada seorang pun disini.

'Sial..Apa aku dijebak' batinku mengumpat pada pelaku yang berani mengganggu waktuku.

(Tap..tap..tap)

Dapat kudengar derap langkah kaki seseorang. Dan benar dugaanku pelaku pengancaman itu muncul dihadapanku dengan selembar kertas dan sialnya dia juga membawa sebuah senjata tajam.

"Penuhi janjimu hyung, aku telah membunuh ayah mertuamu sesuai dengan intruksi yang kau berikan, tapi kau mengingkari janji hyung" ucap namja di depanku ini.

"Kim Jo Woon..kau tak berhak atas warisan itu, kau hanyalah sampah yang tak ada hubungan apa-apa dengan warisan itu" ku jawab sesuai dengan tujuan awalku menjebaknya dulu.

"Hahahhahhahh...apa kau pikir dengan memalsukan dokumen wasiat itu kau akan dengan mudahnya selamat ha, sekarang tanda tangani ini atau kau akan mati" ancam nya yang kurasa hanya omong besar saja.

Hah..tak mungkin, kau itu pengecut Kim Jo Woon, aku tahu itu. Dia melangkah maju mendekatiku dan memaksaku untuk menandatangani dokumen ditangannya.

Tentu saja aku tak akan dengan mudah memberikan nya walau itu dengan adik ku sendiri.

Tak kusangka tiba-tiba Jimin muncul diantara perdebatan sengit ini. Dapat kulihat Jimin sangat terkejut dengan pemandangan pamannya yang sedang menodongkan sebilah pisau di depanku.

"Appa..paman..apa yang..." itu suara Jimin yang mencoba meminta penjelasan atas apa yang ia lihat sekarang.

"Diamlah kau bocah, atau kau juga akan mati"

Save Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang