Bab 20

1.1K 60 51
                                    

"Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu"
(Ali bin Abi Thalib)

🌸🌸🌸

Hari Sabtu pun tiba. Seperti biasa, aku dan Syafi sudah sampai sekolah dan Kelaspun masih sepi.

Kami pun duduk di bangku kami masing masing. Aku memperhatikan Syafi yang wajahnya penuh dengan luka akibat pukulan (baca di buku Wa'alaikum Salam Sahabatku, Lord_Gavin)

"Apakah masih sakit?" Tanyaku khawatir.

"Udah mendingan, nggak terlalu sakit sih," jawabnya.

Apa iya...hmmmm, mencurigakan.

"Biasa aja lho yang ngeliatnya. Kayak habis liat orang kecelakaan aja," ucap Syafi kesal.

"Emang, kamukan habis di pukuli sama Via," jelasku.

"Itukan udah kemarin, bukan sekarang," elaknya.

"Sama aja."

"Yo beda, sekarang itu ya sekarang. Kalo kemarin itu udah 1 hari, 24 jam, 1.440 menit dan 86.400 detik yang lalu. Jadi itu sama aja beda tau nggak," jelas Syafi panjang lebar.

Aku pun yang mendengarkannya hanya bisa bengong.

Tadi ni orang ngomong apaan ya? Kenapa tiba-tiba jadi pintar kayak gitu. Terus kok sempat ya ngitung hari sampai ke detik. Apa gara-gara kemarin dipukuli Via, Sapi jadi ngehank gitu?Emang Sapi yang aneh.

"Luar biasa sapi, kau menjelaskan 1 hari dengan sangat rinci," pujiku dan yang dipuji hanya tersenyum bangga.

"Kalo gitu, coba katakan. 1 bulan ada berapa detik?" Tanya Adian yang baru datang bersama Bayu.

"Wah, kalo itu harus berhitung dulu," jawab Syafi.

"Kalo 1 tahun?" Tanya Bayu.

"Itu juga harus berhitung dulu,"

"Kalo 1 abat berapa detik fi?" Tanyaku.

"Auah, pada hitung sendiri sana!" ucap Syafi kesal.

"Gimana mukamu, masih sakitkah?" Tanya Bayu kepada Syafi.

Belum sempat Syafi menjawab, Via pun datang dari pintu masuk kelas.

"Ssstttt, bubar-bubar," ucap Adian. Via pun menatap kami tajam.

"Wah, hawanya kok jadi panas ya," ucap Bayu sambil mengibas ngibaskan tangannya.

"Heh, kalo benci bilang aja!" bentak Via.

"Sssstttt, kalian dengar sesuatu nggak?" Ucap Adian.

"Kayak ada suara tapi nggak ada orangnya, wah horor nih kelas," ucap Bayu yang membuat kami menahan tawa.

Aku melihat Via yang sedang menahan amarahnya.

"Kalian, liat aja besok!" ancam Via.

*****

Kring...Kring...
Bel istirahat berbunyi. Tiba-tiba ada pengumuman dari pengeras Suara yang dipasang di setiap kelas.

"Pengumuman, pengumuman ini di sampaikan untuk kelas XI MIPA B," isi pengumuman itu. Satu kelas saling menatap satu sama lain.

"Panggilan kepada Via, Syafi, Dewi, Putra, dan Dina dimohon ke ruang BK sekarang! Sekian dari kami."

Hmmmm, sudah ku duga. Meh, tapi kok aku sama Syafi juga yang dipanggil?

Assalamualaikum Sahabatku [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang