7. Sari....

73 10 4
                                    

Nggak tau kenapa part ini jadi kepotong deh
.
.
.
.
.

Aditya dan teman-temannya duduk di bawah pohon besar yang berada di sudut lapangan, sambil memperhatikan Sari yang tengah bertanding voli dengan tim kelas lain. Aditya memperhatikan Sari dengan seksama. Menurutnya, Sari tidaklah begitu cantik, cewek itu sederhana. Terkesan manis. Walau tinggi badannya tidak seberapa, Sari terbilang jago dalam bermain Voli. Smash yang terarah padanya selalu bisa dikembalikan dengan sempurna.

Aditya dan gerombolannya bersorak atas kemenangan tim Sari yang mengalahkan tim kelas XII IPA1. Sari keluar dari lapangan hendak menuju ke kantin, namun dengan cepat dicegat oleh Aditya. "Minum, Sar." tawarnya. Sari menerima air mineral yang disodorkan Aditya. Setelah menghabiskan sebotol air mineral, ia meraih handuk kecil yang kembali disodorkan Aditya.

"Thanks, Dit."

"Urwel."

"Gue ke kelas duluan, ya."

Aditya menahan langkah Sari.
"Apa?"

"Hmm. Lo ada acara hari ini?"

Sari mengangkat sebelah alisnya. Berpikir sejenak. Mengingat-ingat apakah hari ini dia ada acara. Setelah yakin dia tidak punya acara apapun ia menggeleng.

"Oke. Ntar malam keluar yuk! Kita nonton."

"Nonton?"

"Iya."

"Oh. Oke." mata Aditya melebar mendengar jawaban Sari. Ia tidak percaya kalau Sari dengan cepat menerima ajakannya. Biasanya cewek itu akan melontarkan berbagai alasan.

"Lo serius, Sar?"

"Ya iyalah. Doain aja semoga gak ada halangan."
Jawab Sari dan berlalu dari sana.
Aditya melompat girang karna Sari menerima ajakannya. Aswir dan Ulil menjitak kepala Aditya bersamaan karna malu menjadi sorotan anak-anak yang masih berada di lapangan.

"Apaan sih, lo berdua?!" Aditya mengelus kepalanya yang jadi korban penindasan kedua sohib nistanya itu. Ia melotot garang pada Aswir dan Ulil.

"Lo malu-maluin banget, Bro!"

"Ya. Dan lo bener-bener lebay!"

"Halah! Pada sirik aja lo!"

***

Sari masuk ke dalam kantin bersama Nita. Mereka menuju tempat favorit mereka. Sari menanyakan pesanan Nita dan menyuruhnya menunggu di tempat favoritnya sedangkan dia pergi untuk mengambil pesanan mereka.

Setelah menerima pesanannya, Sari segera kembali ke mejanya. Menaruh bakso pesanan Nita di depan sahabatnya itu. Dia sempat melirik Hp Nita.
Dia duduk di depan temannya itu sambil menyantap bakso miliknya. Sesekali Sari mengernyitkan kening saat memperhatikan kelakuan sahabatnya itu.

"Ternyata dia cakep juga kalau lagi fresh." lirih Nita. Namun masih bisa didengar oleh Sari. Serius banget nih anak! Gumamnya dalam hati. "Nit!" panggilnya. Namun Nita sama sekali tidak merespon.

Sari mengedikkan bahu lalu kembali menikmati baksonya.
Sampai bakso milik Sari sudah habis, Nita sama sekali belum menyentuh bakso miliknya. Sari kembali mengerutkan kening. Dia lagi ngapaing, ya? Tanyanya dalam hati. Sebuah ide kembali terlintas dipikirannya.

Dia meraih sambal dan cuka. Lalu dengan hati-hati ia menarik bakso milik Nita yang terletak di depannya. Dimasukkannya sambal dan cuka berlebihan. Setelah mengaduknya disodorkannya kembali pada cewek itu yang masih sibuk mempelototi LCD Hp nya.

Aku, Kamu adalah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang