(٢) Rindu Ayah

2K 119 17
                                    

Waktu menunjukkan pukul 13.00. Setelah Nayra menaruh buku paket matematika di meja Bu Hanna, Nayra langsung menunaikan salat Dhuhur.

"Ya Allah, tadi siapa sih? Bener-bener cewek aneh. Masak dia tidur di gudang nyeremin kayak gitu?" gumam Nayra seraya mengontrol detak jantungnya yang masih berpacu kencang.

Hanun dan Ridya datang secara tiba-tiba.

"Dorrrrrr!!!!! Ngapain kamu kok ngomong sendiri? Kayak orang aneh:v, mending ke kantin barengan yukk," ajak Ridya.

"Kalian tu ngagetin aja, aku mau sih ke kantin. Tapi, aku harus ke perpustakaan dulu. Ada tugas dari Pak Luthfi," jawab Nayra.

"Ya udah, sampe ketemu di kelas yaa," kata Hanun.

Nayra berjalan sambil memikirkan gadis tadi. Sampailah Nayra di depan perpustakaan.

Nayra masuk ke dalam.

"Assalamu'alaikum bu," salam Nayra.

" Wa'alaikumussalam... Mau pinjam buku atau mengembalikan?" tanya Bu Siti selaku penjaga perpustakaan.

"Saya hanya ingin melihat-lihat dan mengerjakan tugas bu," jawab Nayra sambil menunduk dan tersenyum manis.

Nayra melihat-lihat isi rak buku- buku. Lalu, Nayra melihat buku tentang wirausahawan terkenal di seluruh dunia yang saat ini sedang menjadi topik hangat di berita Indonesia.

Nayra mengambil dan membacanya.

"Ayah? Ternyata Ayah masuk ke buku ini. Sungguh, Ayah keren di sini. Kapan ya aku bisa ketemu Ayah? Apa aku harus pulang ke Korea?" gumam Nayra pelan.

Sungguh, Nayra sangat merindukan Ayahnya. Sudah 3 tahun lamanya tidak bertemu oleh pahlawannya itu.

Lalu Nayra mengambil buku itu sekaligus mengerjakannya di meja yang sudah disediakan di perpustakaan. Nayra tetap akan meminjam bukunya walaupun itu memberikan Nayra kenangan sekaligus kerinduan dengan Ayahnya.

Selesai mengerjakan tugas dari Pak Luthfi, Nayra berjalan ke arah Bu Siti dan membawa buku tadi.

"Permisi Bu Siti? Saya mau meminjam buku," kata Nayra.

"Oh, sini bukunya Nay, wahh... Buku ini, saya sudah baca. Apakah kamu tau, tertera di halaman depan, terdapat seorang pembisnis muslim yang dapat mendirikan perusahaan dan yayasan Haesung, Presdir Kim Sun Woo. Beliau adalah seorang muslim yang sangat hebat, saya kagum saya beliau... Beruntung kamu dapat buku ini, di dalam juga banyak tokoh-tokoh muslim yang tidak kalah hebatnya!" seru Bu Siti.

"Hehehe... Iya Bu, tadi saya juga sekilas membaca," kata Nayra yang matanya mulai berkaca-kaca ingin menangis, tapi Nayra tetap menahannya seraya mengukir senyumnya.

"Kamu kenapa kok kayak mau nangis?," kata Bu Siti sedikit khawatir melihat wajah Nayra yang terlihat sedikit pucat.

"Saya nggak papa bu... Cuma kelilipan," kata Nayra berusaha mengukir senyuman, setelah itu pergi berlalu dari hadapan Bu Siti.

Nayra berlari menuju ke atap sekolah dan menangis terisak-isak. Menaiki tangga demi tangga untuk melepaskan kerinduan untuk Ayah.

Saat di atap, Nayra tak kuasa menahan tangisnya... Tangisnya pecah begitu saja, mengingat Nayra belum bertemu Ayahnya beberapa tahun terakhir ini. Bunda Nayra sempat mengajak Nayra untuk datang ke Korea, tapi urung ketika saat itu Nayra sedang mengikuti ujian serta masih berfokus menghafal Al-Qur'an.

Tiba-tiba, terdengar suara dari samping taman.

"Ekhemm... Bisa diem nggak sih? Kamu tu cuma bisa ganggu tau nggak!" bentak seorang gadis yang tiba-tiba muncul.

Your Dream and My Dream (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang