(١٨) Sabar Dalam Menghadapi Masalah

848 58 12
                                    

Nayra memejamkan matanya beberapa kali untuk memastikan bahwa itu adalah mimpi.

Tiba-tiba Nayra membuka matanya, Ia sudah berada di kamar hotelnya lagi. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Mengapa semua yang terjadi seperti nyata? Apakah semua itu bukanlah mimpi? Pertanyaan yang sudah ada di kepala Nayra masih tersimpan kuat. Nayra hanya melihat Wulan yang duduk meringkuk di sebelah tempat tidurnya.

"Lan? Sebenernya apa yang udah terjadi?" tanya Nayra menggaruk kepalanya. Wulan menoleh ke arah Nayra dengan mata yang sembab, menurut Nayra, Wulan baru saja menangis. "Lan? Kamu nggak papa?" tanya Nayra lagi kepada Wulan. "Bu Hanna Nay!! Kamu dah lupa atau pura-pura lupa?" jawab Wulan dengan nada yang cukup tinggi. Nayra menggaruk bagian belakang kepalanya dan berkata, "Sebenernya apa yang terjadi? Kok aku jadi bingung? Bu Hanna kenapa? Terus kok aku bisa tiba-tiba di sini?" pertanyaan yang Nayra ucapkan mampu membuat Wulan kesal dan pergi begitu saja.

Di saat Wulan di ambang pintu, Wulan mulai menangis dan kembali seraya memeluk Nayra dengan erat.

"Bu Hanna meninggal Nay, tadi kamu pingsan gara-gara kamu tau kalo Bu Hanna meninggalnya gantung diri di gudang," ucap Wulan tersedu-sedu.

"Innalillahi wainailaihi roji'un!!! Berarti semuanya benar!! Mimpi! Berati itu bukan mimpi," ungkap Nayra bingung dengan apa yang terjadi dengannya.

Mimpi yang dialaminya diceritakan seluruhnya kepada Wulan. Wulan terkejut dan badannua mulai lemas seketika.

"Lan, aku sadar sekarang! Kalo aku itu mimpi disaat aku bermimpi!! Entah gimana rasanya, tapi dadaku sakit Lan," kata Nayra mulai menangis.

Wulan menepuk bahunya dan pergi begitu saja. "Lalu? Bagaimana dengan lombanya?" tanya Nayra. "Kita nggak akan lomba!" jawab Wulan.

***

Di pesawat, Nayra dan Wulan tampak diam saja. Semua hening saat Rayhan berusaha Menghibur Nayra dan Wulan. Yusuf pun terdiam, melihat kedua temannya, Nayra dan Wulan hanya terdiam. Selama di pesawat, hanya Rayhanlah yang berisik.

Akhirnya, mereka telah Sampai di negara tercinta, Indonesia. Sedari dari tadi, Nayra hanya menatap sekeliling dan sekilas melihat raut wajah Wulan yang tampaknya sedang gelisah.

"Lan? Kamu nggak papa?" tanya Nayra Khawatir.

-Tidak ada jawaban

"Lan? Kok nggak jawab sih?" tanya Nayra lagi tanpa basa-basi. Wulan hanya membalas pertanyaan Nayra dengan tatapan seperti seseorang yang bukan Wulan.

Nayra terdiam selama beberapa menit. Nayra masih terus menatap Wulan dengan penasaran. Apa yang terjadi?

***

Kembalinya mereka ke asrama pondok pesantren, Nayra mengemasi barangnya lagi di lemari pakaian. Buku-bukunya Ia taruh sebagian di rak buku, dan sebagiannya lagi di meja belajar. Wulan hanya diam, tak berbuat apa-apa. Bahkan tasnya masih rapi Ia bawa dengan kedua tangannya. Wulan berdiri di hadapan Nayra.

"Nay? Aku mau pergi," kata Wulan seraya pergi meninggalkan Nayra dan seluruh barang bawaannya.

"Lan? Mau ke mana?" tanya Nayra sambil berteriak.

-Tidak ada jawaban

Lagi-lagi Wulan tidak menjawab. Nayra terada Dejavu dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Serasa Nayra sudah pernah merasakan apa yang terjadi.

Apakah Wulan kembali ke sifat asalnya? Sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Kenapa Ia seperti itu Kepadaku? Kenapa sedari tadi Ia hanya diam dan misterius?

Iya, pertanyaan yang Nayra ingin lontarkan kepada Wulan berhasil Ia tahan. Karena Wulan belum kembali dari tadi. Nayra mulai khawatir, dan Nayra menyusul Wulan keluar dari kamar asramanya.

Your Dream and My Dream (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang