2. Zarra and the gank's

147K 6.6K 80
                                    

Banyak banget yang nanyain cerita ini, apa repost lagi aja?

Coba komen kalau setuju.

***

Jam istirahat, Kantin sudah dipadati oleh ratusan murid yang kelaparan. Terutama, para murid baru yang kehabisam energi lantatan disiksa oleh senior-senior kejam.

Bukan lagi rahasia umum, MOS memang dijadikan ajang penindasan oleh para Senior berkedok OSIS. Mereka tidak akan segan-segan membuat para juniornya terkapar kelelahan sekaligus malu. Tapi Alhamdulillah-nya, tidak pernah ada kasus penganiayaan berat maupun kematian yang terjadi di The One High School.

"Arletaaaaaaaaaa!!!"

Arletta yang baru saja masuk ke kantin, langsung mendengar panggilan super heboh dari seorang gadis. Dia mencari-cari dari mana asalnya suara cempreng itu.

"Sini, duduk sini." Gadis bertubuh mungil itu melambaikan tangannya menyuruh Arletta untuk mendekat.

Ah, Arletta ingat! Itu, kan, Kinara yang baru saja dikenalnya di kelas tadi. Kebetulan mereka duduk satu meja paling depan dan kebetulannya lagi, mereka sama-sama murid pindahan kelas dua. Dia pun mendekati Kinara dengan senang hati.

"Lo udah duluan ternyata," kata Arletta begitu duduk di samping Kinara.

"Ih, tadi gue tuh nungguin lo tau di depan kelas. Tapi nggak muncul-muncul. Taunya udah ngilang aja," balas Kinara.

"Sorry, tadi gue ke toilet dulu. Abisnya kebelet banget."

Kinara tidak bisa menahan tawanya saat ingat bagaimana menderitanya Arletta saat dikerjai oleh beberapa senior. Arletta disuruh menghabiskan air mineral hampir setengah galon sebagai hukuman karena datang terlambat. Entah sudah berapa kali Arletta bolak balik Toilet karenanya.

"Ketawa lagi lo. Seneng banget ya liat gue susah?" Arletta setengah merengut.

"Hmpptt." Kinara mengatupkan bibirnya, menahan tawa lebih panjang. Lalu di sela-sela tawanya dia berkata, "ada perbedaan antara seneng dan lucu, Arletta. Dan yang tadi itu bener-bener lucu."

"Sssttt. Ketawa lo bikin semua orang nengok ke kita." Arletta langsung membekap mulut Kinara. Setelah gadis itu melambaikan tangan karena hampir kehabisan nafas, baru dilepasnya.

"Mereka bukan ngeliatin kita, tapi ngeliatin lo."

"Maksudnya?" Arletta mengernyit.

"Duh, Arletta. Punya wajah cantik tapi bego."

Arletta langsung melotot mendengar kata-kata bego.

"Apa namanya kalau bukan bego? Nggak peka?"

"Lo ngomong apaan sih?"

"Arletta sayang, mereka itu pada ngeliatin lo. Lebih tepatnya suka sama lo."

Arletta menaikkan sebelah alisnya. Nggak tau harus merespon apa. "Udah pesen makan belum?" tanyanya kemudian.

Kinara menggeleng. "Mau makan apa?" tanyanya balik. Kinara berdiri, pertanda bahwa dia yang akan memesankan makan untuk mereka berdua.

"Bakso komplit aja deh. Laper banget gue." Arletta menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan.

"Tunggu ya." Kinara pergi setelah mengambil uang Arletta.

Tak lama, Kinara sudah kembali dengan satu nampan berisi bakso dan mie ayam, serta dua gelas es jeruk.

"Akhirnyaaaaaa." Arletta menyambar mangkuk bakso itu. Siap melahap isinya sampe habis. Makanan jenis apapun, di saat perut keroncongan akan terasa sangatlah nikmat.

Tentang Rasa #Seri Ke-1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang