Malam itu Raja pamit dengan keadaan canggung yang tidak bisa dicairkan oleh keduanya. Bahkan, pagi ini pun keduanya masih tidak berkomunikasi, tau-tau saja Raja sudah berdiri di depan apartemen Lexa namun ragu untuk masuk ke dalam. Biasanya dia langsung saja menekan password dan masuk tanpa ijin, kali ini Raja memilih untuk menekan bel dan mendekatkan wajahnya pada interkom.
Lexa membiarkan Raja masuk walaupun sebetulnya ia tau kecanggungan itu belum hilang.
Lagian alay banget sih lo, Lex, semalem pake marah-marah terus nangis lagi.
"Hai." Sapa Raja begitu ia masuk ke dalam.
"Hai juga, mau langsung pergi apa gimana?" balas Lexa
"Udah sarapan?"
"Udah, lo?"
"Udah juga, minum susu?"
"Udah, plis deh gue bukan bocah." Lexa memutar bola matanya jengah, perhatian Raja membuatnya sedikit tidak nyaman.
"Sori."
Lexa hanya mengangkat bahunya tidak terlalu peduli.
"Yang semalem juga sori, Lex. Kita jadi awkward banget gini gue gak suka."
"Udahlah, lo juga udah minta maaf kan semalem. Mending berangkat sekarang, nanti keburu macet."
"Masih marah gak?"
"Gak, udah ah yuk."
"Peluk dulu kalo udah gak marah." Raja memasang wajah memelas dan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.
Lexa menghembusan nafas kasar kemudian masuk ke dalam rengkuhan Raja. Raja memeluknya dengan erat, Lexa bisa merasakan dagu Raja yang bertumpu di atas kepalanya.
Lexa ingin membenci perasaannya, namun harus diakui kalau pelukan Raja menenangkannya. Lexa ingin menjadi tidak dewasa dan menyalahkan seluruh perasaannya pada hormon ibu hamil yang tidak stabil.
Ya, semua perasaan semu ini hanya karena hormonnya saja. Lexa susah payah meyakinkan dirinya sendiri.
.
.
.
Lexa menggerutu untuk kesekian kalinya hari ini, pekerjaannya entah kenapa belakangan ini sangat berat dan menyebabkan stres yang tak dapat dicegah. Belum lagi moodnya yang berantakan menambah buruk keadaan. Dan begitu Lexa melihat paket promo liburan ke Lombok tiba-tiba saja ia sudah memesan paket tersebut dengan senyuman puas.
Untung saja jabatannya HR jadi masalah izin cuti dapat diurus sekejap mata.
Yes, 2 hari lagi gue ke Lombok!
2 hari kemudian..
Raja menekan-nekan bel apartemen Lexa untuk keseribu kalinya namun masih belum mendapatkan respon. Akhirnya, dengan penuh kekhawatiran, Raja menekan password apartemen Lexa dan membuka pintunya.
Hening.
"Lex?" Raja menyusuri apartemen Lexa mulai dari kamar, kamar mandi, dapur, sampai balkon namun dia tidak menemukan tanda-tanda kehadiran Lexa sama sekali. "Ck, kemana lagi nih bocah."
Raja mendial nomor Lexa namun suara operator menyatakan bahwa nomor Lexa tidak dapat dihubungi. "Udah ngantor duluan apa? Tapi kok gak bilang-bilang gue sih?" Raja kembali menghubungi nomor Lexa namun lagi-lagi suara operatorlah yang terdengar.
Raja pun memutuskan untuk pergi ke kantor dan mengecek sendiri keberadaan Lexa, namun yang ia temukan adalah meja kerja Lexa yang bersih. Raja mengernyitkan kening, kemudian ia bertanya pada anak buah Lexa yang berada di ruang yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refugio
RomanceRefugio, artinya adalah rumah yang nyaman dalam bahasa Latin. --- Rajawali dan Alexa. Sepaket, di mana ada Raja, biasanya ada Lexa, dan sebaliknya. Pacaran? Enggak. Saudara? Apalagi, ya enggaklah! Kalau Mila Kunis dan Justin Timberlake bilang sih...