8. Stay

638 71 63
                                    

1years later.

Italia, Milan.

Hujan deras membasahi jalanan Milan dipagi hari. Mendung menyelimuti langit dimana Luhan tinggal sekarang. Gadis itu tidak mempedulikan jika dress cantiknya harus basah akibat air hujan. Ia masih setia berdiri dipinggir jalan. Tampa alas kaki. Flatshoesnya sudah ia tenteng di tangannya. Sedangkan satu tanganya memegang payung pink. Ia sedang menunggu seseorang.

"Sayang, menunggu didalam saja. Jangan hujan-hujanan. Kau bisa sakit " Panggil Jessica sudah hampir tiga kali mengomeli putrinya namun Luhan masih saja berdiri didepan tokonya bahkan hujan sederas ini.

"Tidak apa Mama. Aku menunggu Wo bin oppa disini saja " Pekik Luhan melawan derasnya hujan. Ia tersenyum malu lalu buru-buru berbalik menghadap jalanan karena Jessica menggodanya didepan pintu kaca.

"Ara, tidak sabar berkencan, eoh? " Goda Jessica masih bersender didinding .

Luhan buru-buru berbalik, " Eomma! Kami hanya akan ke art studio bukan kencan" Pekiknya sebal, mengerucutkan bibirnya lalu berbalik lagi hingga Jessica tertawa, ia memutuskan untuk masuk kedalam toko karena pegawainya mengatakan ada telpon dari Korea. Ia Membiarkan putri cantiknya bermain dengan air hujan.

Tidak lama, mobil range cover putih berhenti tepat didepannya. Ia buru-buru membuka pintu mobil, menutup payung pinknya.

"Yakk, Luhannie, apa yang oppa katakan untuk tunggu didalam? " Omel Wo bin berdecak sebal melihat sih gadis mungil hanya tertawa geli " Bersihkan wajahmu". Ia menyodorkan tisu pada Luhan. Seberapa kali ia mengomel, tetap saja rasa peduli akan wanita ini akan menang.

Lalu mengusak rambut gadis mungil yang ia kenal 2bulan, sudah mengambil hatinya. Luhan yang lucu, polos, baik hati.

"Sudah siap?" Tanyanya penuh semangat dibalas seruan girang dari bibir sih mungil.

"Lets go !!" Pekik Luhan hingga lagi-lagi Wo bin tertawa geli.

《♡》

Seoul, Korea selatan
12 a.m Kst

"Apa kau sudah sangat yakin? "Tanya Suho pada adik iparnya yang akhirnya keluar dari apartement gelapnya. Mendatanginya langsung kekantor pusat Suho.

"Aku sangat yakin dengan keputusanku, bahwa aku memang mencintainya, Hyung" Ujar Sehun penuh tekat, kesungguhan terlihat di mata Onxynya. Bahkan Suho untuk pertama kalinya, melihat Sehun bisa sangat serius ini.

"Kau sudah membicarakanya pada Noonamu? Aku mendukungmu tapi tergantung dengan keputusannya, kau tau Irene sangat marah denganmu sampai sekarang".

"Itula aku mendatangimu, Hyung. Bantu aku untuk menaklukkan Noona. Hanya kau yang bisa" Pinta Sehun memasang wajah memohon hingga Suho menghela napas lelah, memijat hidungnya.

"Akan aku coba. Wanita gila itu mungkin sedang keliling dunia dan itu semua karena ia marah padamu. Aku akan menyuruhnya pulang dulu " akhirnya Suho mengalah membuat Sehun berdecak girang. Ia memeluk Suho tampa sabar menularkan kekehan dari sang kakak ipar.

"Kau harus membicarakan ini pada Baekhyun terlebih dulu, mengerti".

Sehun mengangguk mantap, senyum bahagianya tidak bisa lepas dari bibirnya.

《♡》

Ini weekend dimana Kris sedang memotong rumput dihalaman depan dirumah. Sejujurnya ia merasa kesepian tampa ocehan putrinya tercinta. Sudah hampir 1tahun, Luhan masih terlihat betah di rumah Mamanya. ia ingin menggeret putrinya untuk kembali namun ia sudah berjanji, apapun yang membuat putrinya bahagia. Ia tidak akan melarangnya.

Far away [HunHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang