Aku mengambil handphone lalu membaca pesan-pesan lamaku dengan Vino. "Dia telah berubah" pikirku. Tidak seperti dia yang dulu, yang sering memberi kabar dan menanyakan hal-hal kecil padaku. Terkadang aku berpikir, apakah dia sudah memiliki wanita lain dihatinya?
Kami memang tinggal di kota yang berbeda dan kami juga tidak sering bertemu, tapi aku selalu percaya padanya. Namun, belakangan ini rasa percaya itu menjadi keraguan yang menjadi-jadi.
Sudah pukul 6 pagi dan hari ini adalah hari senin. Hufftt, tiba-tiba saja aku malas pergi ke sekolah. *toktoktok* suara pintu diketuk dan ternyata itu mamaku. "Ca, kamu sudah bangun?" Tanyanya. "Sudah, ma" jawabku.
"Cepat mandi, mama sudah buatkan sarapan" katanya. Aku segera mandi lalu bersiap-siap ke sekolah. Setelah itu, aku menuju ruang makan untuk sarapan. "Mama sudah buatkan nasi goreng, cepat dimakan sebelum dingin" kata mama. "Iya ma" jawabku.
Setelah menghabiskan sarapanku, aku langsung berangkat ke sekolah. Namun, tiba-tiba saja telfonku berbunyi. Ternyata Vino yang menelfon. "Tumben telfon pagi-pagi" aku menjawab telfonnya. "Kangen habisnya, heheh. Kamu ga sekolah?" Tanyanya.
"Ini mau berangkat. Tumben kangen, biasanya juga ditinggalin mulu" jawabku menyindir. "Walaupun aku sering meninggalkanmu, tapi aku tetap memikirkanmu. Aku menyayangimu, Caca. Hati-hati di jalan ya, daaa" jawabnya mengakhiri pembicaraan.
Entah apa yang dikatakannya tadi benar atau tidak. Tapi, mendengar suaranya saja cukup membuat moodku membaik pagi ini.