Keesokan harinya.
Aku menjalani pagi hariku seperti biasa. Bangun dan bersiap-siap ke sekolah.
Belakangan ini aku tidak lagi bersemangat melalukan apa pun. Biasanya di sekolah aku sangat pecicilan, tapi sekarang tidak lagi.
Dila menyadari hal itu. Dia pun bertanya padaku, "Ca, are u okay?"
Aku hanya tersenyum padanya tanpa berkata apa pun. "Apa kamu sedih karena Vino?" dia bertanya kembali.
"Tidak" jawabku singkat.
Dila yang tidak percaya kalau aku sedang baik-baik saja terus bertanya padaku, tapi aku tetap menjawab seperti aku memang baik-baik saja.
"Baiklah kalau kau memang baik-baik saja. Aku ingin ke kantin, apa kau mau ikut?" ajak Dila.
Aku menolak ajakan Dila, "tidak Dil, aku tidak ingin ke kantin saat ini. Maaf ya"
Dila mengerti keadaanku saat itu, dia tidak memaksaku untuk ikut ke kantin.
Aku hanya duduk di dalam kelas sambil merenung. Semua teman-teman yang melihatku merasa heran. Mereka heran karena tidak biasanya aku seperti ini.
Tidak ada gairah lagi dalam diriku. Ingin rasanya aku cepat-cepat pulang ke rumah.
Jam 12.40
Akhirnya, sudah pulang sekolah. Dengan wajah sedikit murung aku berjalan menuju gerbang.
"Sejak kemarin malam Vino tidak mengabariku" kataku sambil berjalan.
"Cacaaaa"
Aku mendengar seseorang meneriakan namaku. Aku melihat di sekitarku namun tidak ada seseorang yang seperti memanggilku.
"Mungkin hanya perasaanku saja" gumamku.
Aku kembali berjalan. Namun, tiba-tiba saja ada yang menarik tanganku dan...