9.Wanita

234 26 0
                                    

Orang bilang wanita itu sangat sensitif perasaannya,mereka mudah tersentuh dengan hal-hal romantis,Sehingga tak jarang banyak wanita yang tertipu oleh rayuan maut para pria.Namun,perempuan yang sedang Arkhan hadapi ini berbeda, ia tak mudah tersentuh oleh rayuan Arkhan,sikap baik Arkhan,bahkan pengorbanan cowok itu,yang ada malah Arkhan yang sering salah tingkah dengan perilaku gadis itu.

Entah terbuat dari apa hati gadis itu,sampai saat ini Arkhan masih mempertanyakannya.Arkhan sudah cukup lelah terjebak dalam zona pertemanan ini.

"Ngapain lo Ar?" tanya Shila tiba-tiba membuyarkan lamunan Arkhan.

"Mikirin lo," jawab Arkhan singkat tetapi mampu membuat Shila tertawa.

"Kenapa ketawa?" 

"Lo aneh,kan gue lagi ada disini,ngapain mikirin gue."

"Lo bisa nggak Shil,sekali aja ngertiin perasaan gue," ucap Arkhan serius.

Shila menelan ludah,agak heran dengan sikap Arkhan yang seperti ini.

"Perasaan lo yang bagaimana Ar,yang harus gue ngertiin."

"Gue itu suka sama lo Shil,sangat suka." Arkhan menghela napas."Kalau lo nggak suka sama gue,tolong Shil jangan bersikap seolah-olah lo suka sama gue."

"Gue nggak pernah bersikap seperti itu Ar,gue nggak suka sama lo,lo itu sahabat gue Ar,sahabat satu-satunya yang gue punya,gue nggak mau persahabatan kita rusak cuma gara-gara masalah percintaan seperti ini."

Mendengar perkataan Shila,Arkhan menjadi kesal sendiri,ia berdiri lalu pergi dari balkon ruang keluarga.

Shila sangat heran dengan perubahan sikap Arkhan,tadi sore mereka masih baik-baik saja,masih menghabiskan ice cream bersama-sama namun,kini mereka bertengkar lagi-lagi karena masalah percintaan.

Bukannya Shila ingin menyakiti Arkhan dengan berbohong bahwa ia tidak mencintainya.Ia hanya tidak ingin egois,dia tahu bahwa dirinya dan Arkhan tidak bisa bersama,lebih baik seperti ini daripada nantinya Arkhan jauh lebih tersakiti jika mengetahui kebenarannya.

***
Tok...tok...tok....

Suara ketukan terdengar dari arah pintu kamar Arkhan.Cowok itu tak memperdulikannya ia terus saja menatap ke arah layar laptop yang kini tengah menampilkan sebuah film.

"Ar,Bunda mau masuk." ternyata Bunda Iva yang mengetuk pintu,cepat-cepat Arkhan membuka kunci kamarnya.

"Kenapa Bun?" tanya cowok itu.

"Tadi bunda nggak sengaja dengar pembicaraan kamu sama Shila." Bunda Iva duduk di sudut kasur Arkhan. "Kamu udah bosan temenan sama Shila,Ar?"

"Bukannya bosan Bun,Arkhan cuma capek aja,Shila nggak pernah menganggap serius perasaan Arkhan." Arkhan duduk di samping Bunda Iva."Semua cewek tergila-gila sama Arkhan,tapi kenapa Shila nggak ya Bun."

"Itu kan yang unik dari Shila mangkanya kamu bisa suka sama dia,kalau dia sama kayak Cewek-cewek itu,Bunda yakin kamu nggak akan tertarik sama dia."

"Iya sih Bun." Arkhan nyengir. "Tapi nggak mungkin ada yang bisa nolak pesona Arkhan Bun,Shila itu aneh."

"Ke-PDan kamu,mungkin aja di mata Shila kamu itu nggak ada bagus-bagusnya mangkanya dia selalu nolak kamu."

"Masa sih Bun?" tanya Arkhan menganggapi serius omongan Bunda Iva.

"Kamu itu beda banget sama Shila,dia itu selalu nolongin orang sebelum orang itu meminta tolong,sedangkan kamu jangankan menolong orang dimintai tolong aja masih suka ngedumel."

Arkhan memikirkan baik-baik perkataan Bundanya,mungkin saja apa yang dibilang Bunda Iva itu benar,pesonanya tak mampu meluluhkan hati Shila.

Bunda Iva menepuk bahu Arkhan pelan."Udah ya Ar,Bunda mau tidur dulu.Kalau Shila nggak mau sama kamu jangan dipaksa,jangan rusak persahabatan kalian hanya karena masalah sepele kayak gitu."

***
Shila duduk terdiam di meja makan,rasa sesak terus menggelutinya hingga ia tidak bisa tidur dan memilih duduk di meja makan sambil memegang segelas air hangat.

Suara hentakan kaki terdengar dari arah tangga,Shila menatap Arkhan ingin menyapa namun,cowok itu seperti menganggap dirinya tidak ada,mungkin Arkhan masih marah dengan kejadian tadi.

Tiba-tiba Shila terbatuk,rasa sesak semakin menghimpit dadanya,Arkhan yang tadinya ingin kembali ke kamar mengurungkan niatnya dan menghampiri gadis itu.

"Lo kenapa Shil?" tanyanya khawatir.

Bukannya menjawab Shila malah memukul-mukul dadanya.Arkhan yang melihat tingkah aneh Shila langsung bertindak cepat dengan membawa gadis itu ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit Shila langsung dilarikan ke UGD,dan mendapat perawatan cepat dari tenaga medis.

"Dia kenapa Dok?" tanya Arkhan begitu dokter yang menangani Shila keluar dari ruangan.

"Saya juga kurang tahu pasti,pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma namun,entah karena apa ia bisa merasa sesak seperti itu."

"Dokter ini bagaimana,seharusnya dokter tahu apa yang terjadi sama pasien anda," ucap Arkhan geram.

"Untuk itu saya minta maaf,saya permisi dulu,saya ingin memanggil dokter ahli." Dokter itu berjalan tergesa-gesa meninggalkan Arkhan.

Sebelum Dokter itu benar-benar menghilang Arkhan berteriak.
"Tapi saya boleh menjenguk pasien kan Dok."

"Silahkan kondisi pasien sudah agak stabil."

Arkhan langsung memasuki ruang UGD dimana Shila tertidur,di wajah gadis itu telah terpasang selang tabung oksigen.

"Lo sebenarnya sakit apa sih Shil?"

Shila hanya tersenyum singkat,ia tidak bisa berbicara karena dadanya masih terasa sesak.

"Anda sebaiknya keluar dulu Dik,Dokter ahli sudah datang untuk memeriksa kondisi pasien," ucap seorang perawat mengusir Arkhan.

Arkhan cuma bisa ngedumel singkat,terpaksa ia harus menunggu Shila dengan perasaan teramat khawatir.

***
Hari ini adalah hari kedua Shila dirawat di rumah sakit,Dokter bilang asam lambung cewek itu meningkat dan perlu penanganan yang serius.

"Lo nggak sekolah Ar?" tanya Shila karena dari kemarin Arkhan tak pernah menjauh dari dirinya.

"Kalau gue sekolah lo sama siapa Neng."

Shila nyengir menampilkan deretan gigi putihnya."Perhatian banget bang,udah lo sekolah aja gue bisa jaga diri kok."

Arkhan tetap diam tak beranjak dari kursinya,Shila jadi gemas sendiri dengan kelakuan cowok itu,jika dirinya tidak sakit mungkin sudah ia jambak rambut Arkhan.

"Ar,cepet sekolah deh."

Arkhan menggeleng."Lo diam aja napa sih.Gue masih mau disini."

"Tinggalin gue sendiri Ar,gue udah terbiasa kok."

Arkhan menaikkan sebelah alisnya." Justru karena itu,gue nggak mau lo sendirian,gue bakalan selalu ada buat lo Shil."

Shila terenyuh dengan sikap Arkhan,Gadis itu mengalah tidak mengatakan apa-apa lagi.

"Shil." Panggil Arkhan sambil memegang tangan Shila yang terbebas dari selang infus. "Gue mau minta maaf kalau selama ini gue terlalu maksain perasaan gue,mulai sekarang gue bakal mencoba menghilangkan perasaan ini dan mengganggap lo layaknya teman biasa."

Shila tersenyum seperti dipaksakan."Yah,maaf juga karena selama ini aku tidak bisa membalas perasaan mu."

lelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang