"Shil,lo udah mau sidang?"
"Iya,bentar lagi," jawab Shila sambil meminum orange juice-nya.
"Berarti bentar lagi gue boleh ngelamar lu dong?" tanya Arkhan sambil menaikkan kedua alisnya.
Shila melemparkan kentang goreng dihadapannya ke arah Arkhan."Nikah mulu lo pikirin,ngurus pasien aja belum bener."
"Jangan gitu dong sayang,aku bukannya nggak bener,tapi pasiennya aja yang kegenitan pura-pura sakit supaya bisa ketemu aku,sekalian aja aku kerjain."
Yah,takdir Tuhan memang indah siapa sangka Shila kini tengah menjadi mahasiswa semester akhir jurusan psikologi di salah satu universitas,dia memang sedikit telat lulus kuliah karena dirinya menyibukkan diri untuk menjadi relawan di panti sosial sehingga banyak tugas kuliah yang terbengkalai.
Sedangkan Arkhan,cowok itu lulus kuliah lebih cepat dari seharusnya,kini ia dijuluki Dokter ganteng,muda dan berprestasi.Arkhan sih senang-senang saja dengan julukan itu,berbeda dengan Shila karena julukan itu banyak wanita-wanita baik tua maupun muda yang mendekati Arkhan.
"Besok-besok aku mau cari pacar yang jelek aja,supaya nggak ada saingan," ucap Shila cemberut membuat Arkhan gemas.
"Sayangnya babang Arkhan jangan ngambek dong,jadi tambah imut,kan nggak lucu kalau nanti kang parkir di depan naksir kamu gara-gara liat tampang kamu begini."
Shila mencubit perut Arkhan,meski kesal dengan sikap Arkhan,semburat merah tetap muncul di pipinya.
"Oh iya,tadi mama kamu nanyain kenapa kamu nggak angkat telepon dia?"
"Ah iya,Hp aku mati,pinjam Hp kamu dong," ucap Shila mengadahkan tangannya ke arah Arkhan.
Arkhan memberikan handphone-nya setelah mendial nomor Mama Shila.
"Halo Ma,ini Shila," ucap Shila begitu terhubung dengan Mamanya.
"kenapa baru nelpon sayang,gimana kuliahnya lancar?"
"Lancar Ma,Hp Shila mati tadi nggak tahu kalau Mama nelpon."
"Ya udah,ada Arkhan kan disana? Mama mau ngomong,"
Shila memberikan handphone-nya pada Arkhan,tetapi karena cowok itu sedang makan ia meminta Shila me-loudspeaker panggilannya.
"Halo Ma,Arkhan lagi makan nih."
"Ar,gimana? Kapan mau lamar Shila,Mama udah nggak sabar."
Semburat merah kembali muncul di pipi Shila.Sial.Rupanya Mamanya ini sudah bersengkokol dengan Arkhan.
"Malam ini,kalau Shila udah siap pun,Arkhan bakal langsung nikahin dia Ma," jawab Arkhan sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Shila.
"Ih Mama apaan sih,Shila aja belum lulus udah disuruh nikah aja,"
Terdengar tawa di ujung telepon sana."iya Mama nggak maksa kok Nak,mau nanti atau sekarang terserah yang penting nikahnya sama Arkhan."
Tanpa Shila sadari Arkhan sudah mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya.
"Shil nikah yuk."
Air mata berjatuhan di pipi Shila,kali ini bukan air mata sedih tetapi kebahagiaan,ingatannya kembali berputar ke peristiwa beberapa tahun lalu.
Saat itu Mamanya dan Diva sedang berkunjung kerumah kakek,ingin sekali ia bertanya anak siapa dirinya kenapa Papa tidak mengakui dia sebagai anaknya namun,ia begitu takut untuk bertanya hingga Arkhanlah yang menjadi lidahnya untuk berbicara kepada Mama.
Waktu itu Mama begitu marah,Shila sampai pingsan dibuatnya sungguh ia tak pernah melihat mamanya semarah itu.Arkhan yang saat itu terus berada bersamanya,menyemangati dirinya dan menjadi lidah baginya mampu membuat mama dan papa bersatu lagi,entah apa yang Arkhan bilang waktu itu yang Shila tahu hanyalah Papa memang benar Ayah kandungnya.
"Ar,nggak nyangka ya ternyata udah selama itu kita kenal,udah banyak hal yang kita lalui bersama," ucap Shila menerawang.
Arkhan hanya diam,ia tahu kalimat Shila masih belum selesai.
"lo pikir setelah apa yang udah kita lalui bersama itu bisa jadi jaminan kalau gue akan menerima lo?"
"Ja-jadi lo nolak gue?" Arkhan tergagap jawaban Shila sungguh diluar perkiraannya.
"lo bego banget sih Ar,nggak romantis banget,masa ngelamar cewek begitu nggak mau gue," Shila menyengir, "nggak mau nolak maksudnya."
Muka Arkhan yang tadinya kusut langsung bersinar lagi."dasar lu ya," ucapnya sambil mencubiti pipi Shila
Tepat hari ini Shila merasakan kebahagiaan yang tiada taranya,seluruh kesedihan yang dulu pernah terjadi di masa lalu tidak ada apa-apanya bagi Shila.
Satu hal yang Shila selalu yakini adalah hidup berjalan dengan tidak terduga,bisa jadi musibah yang kita dapatkan hari ini mampu membawa kebahagiaan yang tidak terduga di masa yang akan datang.Syukuri segala hal yang kamu punya hari ini karena bisa saja hal itu yang akan kamu rindukan nantinya.
==Tamat==
###
Alhamdulillah akhirnya cerita ini selesai juga,mohon maaf bila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan cerita ini,terimakasih juga sudah mau meluangkan waktu untuk membaca cerita aku,
Aku cinta kalian :v (oke ini alay)Balikpapan,Maret 2018
Salam
Rheina yang masih harus belajar banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
lelah
Teen FictionMencintai Arsylia bukan lah hal sulit bagi Arkhan,yang sulit itu adalah saat dia mengetahui alasan dibalik penolakan Arsylia. Gadis itu selalu terlihat ceria,membantu banyak orang seperti tidak memiliki beban.Namun ada satu hal yang ia sembunyikan d...