18.Cinta tak pernah salah.

236 25 2
                                    

"ASTAGFIRULLAH,ARKHAN REYHAN KALIAN?" jerit seorang wanita yang baru saja keluar dari rumah dan mendapatkan pemandangan tak senonoh ini.

"Shila!" Arkhan langsung melepaskan pelukannya begitu melihat Shila berdiri dengan mata melotot ke arahnya.

"Lo? Nggak nyangka gue," ucap Shila sambil menggelengkan kepalanya.

"Ini nggak seperti yang lo pikirin Shil,gue sama Reyhan? Yakali Shil,masih normal gue."

"Cowok lo nih Shil,putusin aja masa megang-megang gue," ucap Reyhan memandang jijik ke arah Arkhan.

Arkhan menjitak kepala Reyhan."Ya ampun Shil,sumpah masih normal gue."

"Memangnya lo tahu apa soal pikiran gue!" ucap Shila pura-pura marah,ia sengaja ingin balas dendam dengan Arkhan.

"Maafin gue Shil,soal semalam gue memang kekanakan banget nggak mikirin perasaan lo," mohon Arkhan.

Reyhan yang sadar situasi,langsung masuk ke dalam rumah,tak ingin ikut campur masalah antara Arkhan dan Shila,yang penting dirinya sudah merestui hubungan mereka berdua.

"Shil,please maafin gue ya," ucap Arkhan lagi kali ini dengan berlutut dihadapan Shila.

"Muka lo Ar,ya ampun." Shila tertawa terbahak-bahak melihat tampang Arkhan yang sudah mirip seperti anak tiri yang sedang ditindas.

Arkhan mengernyitkan dahi.Bingung,melihat perubahan Shila yang tiba-tiba.

"Iya Ar,iya gue udah maafin lo,disini yang salah itu gue,gue yang harusnya minta maaf bukannya ka—" ucapannya terhenti begitu Arkhan tiba-tiba memeluknya dan membenamkan seluruh mukanya di dada bidang cowok itu.

"Stop nyalahin diri lo terus Shil,mulai sekarang lo punya gue yang bisa jadi tempat pelampiasan lo,jangan jadi Shila yang seperti ini lagi oke,keluarin semua uneg-uneg lo sama gue jangan dipendam nggak sehat."
Arkhan melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Shila yang kini sudah terisak.

"Gu-gue capek Ar,gue kangen Mama," ucap Shila sambil terisak.

Arkhan kembali memeluk Shila membiarkan kaos yang dipakainya basah oleh air mata gadis itu."Selesai ujian kita pergi cari Mama kamu ya sayang."

Shila mengeraskan isakan tangisnya,hari ini dia benar-benar merasa istimewa,cowok itu benar setiap masalah tidak bisa kita hadapi sendiri,kita butuh orang lain untuk membantu kita,dan menyemangati kita.

Shila melepaskan pelukannya dari tubuh Arkhan,isakan tangisnya sudah reda sedaritadi,beban yang selama ini ia tanggung seakan hilang setelah menangis di pelukan Arkhan.

"Ar,gue masih bingung sebenarnya gue ini anak siapa?"

"Ya anak mama lo lah Shil,udah nggak usah dipikirin ucapan Papa kamu waktu itu."

"Tapi gue masih merasa bersalah Ar,apa karena gue ya hubungan Mama dan Papa nggak harmonis?"

"Nggak boleh ngomong gitu,anak itu anugerah bagi setiap orangtua.siapa pun Papa lo gue ingin berterima kasih padanya karena telah membuat anak dengan hati setulus lo,kalau nggak ada lo mungkin sekarang gue masih benci dengan orangtua yang udah membuang gue Shil."

"Maksud lo?" Shila menatap Arkhan heran apa hubungan dirinya dengan Arkhan yang membenci orangtuanya.

"Waktu gue dengar cerita lo waktu itu,gue baru sadar masalah gue nggak ada apa-apanya dibandingkan lo,lo yang nggak pernah mendapatkan kasih sayang yang tulus dari orangtua lo aja masih mau mencintai mereka sedangkan gue?"

Arkhan tersenyum singkat."Seharusnya gue bersyukur,kalau gue nggak dibuang mungkin gue nggak akan ketemu lo,mungkin gue akan ngerasain apa yang lo rasain,tapi karena mereka membuang gue,gue bisa ketemu lo,bisa ketemu Bunda, dan Reyhan,gue harusnya berterima kasih sama mereka bukannya membenci mereka."

Suara dehaman seseorang,menghentikan Shila yang ingin membuka suara.

"Kakek ngapain disitu," tanya Shila menangkap basah kakeknya yang ternyata berdiri di pintu sejak tadi.

"Kakek daritadi di sini,takut aja kalau nanti Arkhan macam-macam sama cucu Kakek." ucap Kakek tersenyum penuh arti.

"Saya nggak akan ngapa-ngapain cucu Kakek kok,Kakek tenang aja kecuali cucu kakek sendiri yang minta di apa-apain,saya nggak bisa nolak." Arkhan mengedipkan sebelah matanya ke arah Shila.

Shila memukul lengan atas Arkhan."Apaan sih lo,dasar."

lelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang