****Edgar keluar kamarnya, sambil membawa botol air mineral ditangan yang sudah tersisa setengah, Edgar menelan air yang sebelumnya sudah ia tengguk lebih dahulu.
"Ahhrgh!!" suara bariton Edgar menggiring matanya ke samping melihat Valeria yang tengah mematung menatap dirinya."Makan ?" tanya Edgar
Valeria langsung mengangguk cepat,
"Laper..."Tidak ada yang bisa Edgar lakukan, ia hanya menghembuskan nafas frustasinya saat matanya menangkap style Valeria yang begitu kuno.
"Oh Tuhan, kemarin aku mengeluh saat tanganku tergores pisau, aku hanya mengutuk kesendirianku___ tidak lebih, apa Kau marah sampai mengujiku dengan mengirim gadis ini ?!""Hai, enaknya aku eh sayaa panggil kamu apa ya ?"
Edgar memicingkan matanya, pandangannya naik turun melihat penampilan Valeria yang membuat matanya semakin sakit, Edgar menggelengkan kepalanya tubuhnya bergidig seperti sedang melihat penampilan kuntilanak remaja. Merinding!
"Ck, tidak usah sok akrab!" sahut Edgar yang masih diam berdiri didepan pintu kamarnya menatap sinis Valeria
"Ah, Om ohh Om Edgar!" tujuk Valeria dengan begitu semangat sampai membuat Edgar depresi tinggi ingin terjun payung dari atas tebing. Apa katanya ? Om ?!