5. Sebuah ide mesum

91.2K 2.6K 53
                                    


Seperti biasa, Ani dengan setia menunggu kepulangan Budi dari rutinitas kerjanya.

Sedangkan Budi, semenjak menyandang status sebagai suami dadakan, setiap kali jam pulang kerja usai, Budi selalu menunggu hatinya benar-benar mantap untuk melangkahkan kakinya pulang.

Pikirannya jadi kacau, lalu menerka-nerka kelakuan ajaib apa lagi yang akan Ani lakukan nanti. Karena gadis itu penuh dengan kejutan, kejutan yang selalu sukses membuat Budi panas dingin dan tak jarang membuatnya berada pada puncak emosi level tertinggi.

***

Sampai di kost .

"Assalamu'alaikum"

Budi melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah kostnya. Tak ada sahutan, Budi mengedarkan pandangan mencari sosok Ani namun setelah mendengar guyuran air dalam kamar mandi, Budi yakin bahwa kini Ani sedang mandi.

Mandi ?

Astaga..

Budi dengan gerakan secepat kilat menuju arah lemari, menyambar pakaian milik Ani dengan buru-buru. Budi tak ingin ambil resiko terkena serangan jantung di usia dini lantaran Ani yang selalu sukses membuat jantung Budi setiap harinya terasa akan meloncat keluar dari tempatnya.

Ceklek

"eiittss Stop. Jangan keluar dulu." cegah Budi dengan menekan kepala Ani agar tetap berada dalam kamar mandi.

"Astaga!! Ish, ngapain sih Di ?ngagetin aja." Ani menepis jari telunjuk Budi dari keningnya, sedikit kaget melihat sosok Budi yang tiba-tiba sudah berada diluar pintu kamar mandi.

"Pokoknya jangan keluar dulu, nih pake nih, biasain ganti bajunya didalem kamar mandi aja." perintah Budi seraya menyodorkan pakaian kepada Ani.

"Ck, kirain apaan. Bilang aja kalo lo liat tubuh gue, lo jadi merangsang." setelah mengucapkan itu, Ani kembali menutup pintu kamar mandi dari dalam. Mengabaikan Budi yang masih mematung dan melongo sambil mengurut dada.

Kan kan kan..

Jika gadis lain, mungkin mereka akan bersikap super waspada selama tinggal berdua bersama pria asing yang baru dikenalnya. Meski terhitung sudah sebulan lebih mereka tinggal bersama tapi tetap saja Budi seolah masih belum terbiasa. Padahal dari sejak awal Ani menumpang tinggal, Ani sudah bersikap luar biasa seperti itu.

Ucapan yang ceplas ceplos, kadang memakai bahasa aku-kamu kalau pusernya lagi bolong, kalau pusernya lagi buntu Ani akan memakai bahasa lo-gue, seperti barusan, dan tidak ketinggalan sikap mesum akut yang Ani miliki untuk ukuran wanita. Contoh kecilnya adalah keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk, tanpa malu dan risih meski disekitarnya sedang ada Budi. Dan setiap kali Budi mengingatkan, maka Ani akan selalu membalas dengan 3 kata andalannya 'maaf, sudah kebiasaan'.

"sabar Budi sabarrr." ucap Budi yang hanya bisa menenangkan dirinya sendiri.

Kini Ani dan Budi tengah duduk bersama, menikmati nasi goreng spesial pake 2 telur ceplok buatan Ani. Biasanya setiap kali Ani memasak nasi goreng, Ani akan menambahkan taburan bubuk Boncabe di atasnya. Namun sejak tragedi Boncabe beberapa hari lalu, Budi seolah enggan memakannya lagi, mendengar nama Boncabe saja seketika membuat Budi ngeri. Katanya trauma.

"Di--"

"Udah jangan ngomong dulu, aku mau makan dengan tenang tanpa tersedak karena omongan kamu An." sela Budi.

"ih Lebay nya, padahal aku cuma mau bilang, hari ini jadwal kamu yang cuci piring." sahut Ani lalu berdiri melenggang pergi usai menghabisakan makanannya.

***

Budi duduk dibalik meja kerjanya. Menyibukkan diri dengan pekerjaan yang akan diselesaikannya besok dikantor. Sedangkan Ani duduk diranjang sambil membaca majalah fashion favoritnya.

Mendadak Jodoh (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang