Part 7 | Gagal Lari Pagi

69 10 3
                                    

     Naura mencoba mengumpulkan nyawanya, bangun dengan terpaksa karena suara jam beker yang ia taruh semalam persis disamping telinganya.

     Ia jadi menyesal sudah menaruh benda itu di sampingnya persis, telingnya jadi pengang.

     Setelah itu, ponselnya berbunyi. Masih dalam keadaan tak sadar, Naura pun beringsut malas mengambil benda pipih itu.

              -20 pesan belum di baca
              -43 panggilan tak terjawab

     Ia melebarkan matanya melihat notifikasi yang muncul dari layar ponselnya.

• Sheilalala : WEH KEBO!Astaghfirullah bangun dong!!

• Kinantiaurll : GC, Ra. Lo doang nih yang gak ada kabar!

• Chik.aaa : 20 Missed Calls
BANGUN DONG NAURA!! Kebo banget sih lo!

• Azalia_fauziah : Dalam 5 menit gak dateng, kita tinggal ya!

Naura segera bangkit dari kasurnya dengan gusar ketika melihat semua pesan dari teman-temannya.

Minggu pagi ini, mereka janjian untuk jogging bareng di sekitar komplek–Naura yang meminta. Tapi sekarang lihatlah siapa yang telat, Naura juga.

Tanpa ba-bi-bu, Naura langsung mengacak lemari pakaiannya.

Dia pilih kaus lengan pendek berwarna pink pastel bertuliskan 'dont panic, its organic' hadiah dari abangnya saat tour ke Bali.

Lalu ia memilih sneaker hitamnya, kemudian mengikat rambutnya asal.

Di depan meja riasnya, ia poles wajahnya dengan bedak tabur tipis. Lalu tersenyum simpul menatap pantulan wajah cantiknya di cermin.

Dengan tergesa-gesa ia turuninanak tangga sambil menenteng handuk kecil di tangan.

Dilihatnya ada seorang laki-laki paru baya yang tengah asyik membaca koran ditemani secangkir kopi di ruang tamu. Itu papanya.

"Good morning, papaaa"
Sapa Naura dengan cengiran lebarnya. Naura berjingkat dengan ceria, lalu ia segera memeluk papanya dan mencium pipi laki-laki tercintanya itu dengan singkat.

"Mau kemana kamu, dek? Tumben udah bangun pagi-pagi begini"
Tanya papanya yang heran melihat kelakuan anak gadisnya yang sangat ceria ini.

"Manda izin mau jogging ke sekitar komplek ya, pah. Boleh kan?"
Pintanya memakai nama 'Manda'—Panggilan kesayangan spesial dari keluarganya.

Belum juga mendapat persetujuan dari sang papa, ia malah langsung melangkah pergi dan menghentikan langkahnya lagi ketika papanya berteriak dari dalam,

"Nanti pulangnya WA papa ya, biar papa jemput. Soalnya kita langsung pergi nanti"

"Siap bosQ!"
Balas Naura yang juga berteriak dari gerbang rumahnya.

Ia pun segera melesat, lari ke arah depan komplek perumahannya.

10 menit berlalu, akhirnya Naura sampai di depan komplek perumahan. Matanya kemudian celingak-celinguk memerhatikan tempat yang sangat ramai di pagi hari ini.

Nihil. Ia tidak menemukan teman-temannya.

Jemarinya terulur memegang ponsel, membuka aplikasi LINE san mengetikkan sesuatu disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NAURALFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang