Part 7

122 5 2
                                    

"Terima kasih Tuhan. Terima kasih telah mengirimi orang-orang yang akan slalu sayang dan ada untukku."
_________________________________________

Kriiing...Kriiiing

Jam weker milik Keisya berbunyi memenuhi kamarnya, namun Keisya enggan bangun dari kasurnya karena merasa masih sangat mengantuk. Jam wekernya belum berhenti berdering, hingga membuat Keisya gemas dan bangun hendak melempar jam wekernya namun tidak jadi.

"Jam sia--" Keisya hampir saja melempar jam wekernya ke balkon namun tidak jadi mengetahui bahwa itu kado ulang tahun dari Hengky dan harus dijaga sebaik mungkin. "Lan." Keisya menunduk mematikan jam wekernya dan meletakkannya kembali. Mau tidak mau, ia harus bangun.

"Hooaaammhhh..." Keisya meregangkan tubuhnya dan berjalan menuju balkon kamarnya.

"Ini masih terlalu pagi, bahkan matahari belum menampakkan dirinya." gumam Keisya lalu duduk di kursi gantung miliknya.

Keisya melamun menatap langit-langit yang mulai terang dan matahari mulai muncul dari ufuk timur. Dari dalam kamarnya ponsel Keisya berbunyi, sontak membuat Keisya menoleh dan bangkit dari kursinya berjalan ke arah ponselnya. Keisya mengambil ponselnya dari atas nakas dan menghidupkan ponselnya.

"Ternyata masih jam 5 pagi dan siapa yang udah bangun sepagi ini." gumam Keisya membuka kunci pertama ponselnya, dan langsung membuka aplikasi Line-nya.

David A.K. : Pagi:)

Keisya tersenyum melihat notif popup dari laki-laki yang ia sukai selama beberapa tahun belakangan ini. Dengan cepat ia membalas pesan tersebut.

Keisya A.W. : Pagi juga, Dav.

David A.K. : Biar gue tebak. Lo belum mandikan?

Keisya A.W. : Ya kali gue mandi jam segini. Yang ada mati beku gue.

David A.K. : Haha, yaudah gue mandi dulu, Kei. Jangan lupa mandi. Juga sarapan. Dan jangan berangkat dulu, ntar gue jemput.

Senyum Keisya masih mengembang dan melempar ponselnya ke kasur. Dan ia langsung menyambar handuknya dan bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai dari kamar mandi ia mengenakan seragam sekolahnya. Tidak seperti biasa, kali ini Keisya mengenakan jaket boomber warna merah maroon dan rambut yang biasanya ia gerai sekarang ia kuncir kuda. Setelah menguncir rambutnya, Keisya memakai skincare-nya.

Keisya menuruni tangga menuju meja makan. Ternyata disana sudah ada Lita dan Hengky yang menunggunya. Namun, Alex belum kembali dari liburannya di Jepang. Ada sedikit kerinduan Keisya untuk Alex yang sudah beberapa hari tidak di rumah ini.

"Pagi pa,ma." sapa Keisya mencium pipi masing-masing orang tuanya itu.

"Pagi juga sayang." balas sapa Lita tersenyum hangat.

"Abang belom pulang dari Jepang, Ma?" tanya Keisya yang sudah duduk di tempatnya.

"Oh iya Mama lupa beritahu kamu. Alex besok pulang." ujar Lita menuangkan susu untuk Keisya.

"Beneran, Ma?" ucap Keisya antusias dengan wajah berbinar.

"Iya sayang. Kenapa? Kamu kangen sama abang kamu? Dasar kalian berdua, kalau deket aja berantem terus tapi kalau jauhan kangen-kangenan." sahut Lita terkekeh.

"Ih apaan sih, Ma. Enggak. Keisya cuma rindu aja kok." Keisya ikut terkekeh dengan apa yang diucapkannya.

"Sama aja." ujar Lita masih terkekeh pelan. "Udah ah, sarapan dulu. Ntar kamu telat lagi ke sekolahnya." ucap Lita menyudahi tawanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang