Restart 7

3.8K 337 64
                                    

" Bukankah ini menyebalkan??!
Aku disampingmu tapi tak pernah tau penderitaanmu.
Aku hanyalah seorang manusia biasa yang tidak bisa membaca hati manusia termasuk dirimu.
Maka dari itu, bisakah kau menceritakan isi hatimu padaku??!
Bisakah kau percaya padaku sekali saja?!
Kenapa kau harus menahannya seorang diri?
Saat kau tau aku disisimu.."
~Tsukishima Kei~
.
.
.

WARNING: BAGI YANG DIBAWAH UMUR DILARANG MEMBACA KARENA ADA ADEGAN ASEMNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING: BAGI YANG DIBAWAH UMUR DILARANG MEMBACA KARENA ADA ADEGAN ASEMNYA. BAGI YANG MASIH NGEYELL TANGGUNG SENDIRI AKIBATNYA JANGAN SALAHKAN AUTORNYA APA LAGI KOMEN YANG SAMPAH. OKKK. SALAM DAMAI~~~😊😊😊😊

BRUUKK

Ucapan Hinata terpotong oleh dorongan keras Kageyama.

"Ittai..." Hinata mengaduh kesakitan.  "Senpai kau ini sebenarnya kenapa?" Ia menatap kesal Kageyama yang mendorongnya hingga jatuh diatas lantai yang keras.

"Akan ku buat kau menyesal telah mengatakan itu." kata Kageyama yang sekarang menindih tubuh Hinata.

"A-apa yang akan senpai lakukan.? Sungguh ini tidak lucu." seru Hinata panik karena Kageyama telah melepas seragam yang ia kenakan.

Kageyama hanya diam saja tidak menanggapi kata-kata pemuda dibawahnya. Hinata yang tadi terdiam kaget sekarang sudah mulai melawan. Kageyama yang karena amarah sudah hilang kendali melepas seragam Hinata setelah melepas paksa kancing seragam itu. Perlawanan Hinata sia-sia, dia melihat mata Kageyama yang sudah tertutup amarah. Seolah-olah ia tidak sadar dan tubuh Kageyama hanya tubuh yang tidak berperasaan. Apa dia membuat kesalahan? Hinata hanya mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri hubungan yang penuh kepalsuan ini.. Atau jangan-jangan Kageyama sudah tidak ingin melihatnya lagi? Spekulasi negatif Hinata sudah merajai otaknya. Kekuatannya seperti hilang dalam sekejap.

'Aku akan pergi tanpa perlu kau melakukan ini untuk mengusirku senpai.'

Dengan kasar kageyama membuka dan membuang celana panjang serta celana dalam Hinata entah kemana. Kageyama sekarang sedang sibuk menjelajahi telinga hingga dada Hinata, memberi kissmark di tubuh putih pemuda mungil dibawahnya. Hinata menangis tanpa suara, tidak mempunyai tenaga lagi untuk berontak atau sekedar mengeluarkan suara. Air matanya terus menetes membasahi lantai gudang dibawahnya. Tangannya terkulai lemas diantara tubuhnya yang tak berdaya. Dia menggigit bibirnya saat Kageyama berusaha memaksa memasukinya tanpa persiapan. Tidak ada desahan. Tidak ada ciuman panas penuh cinta. Tanpa mengeluarkan sedikitpun suara- sunyi. Hanya rasa sakit yang mereka rasakan. Kageyama  masih menatap Hinata dengan pandangan amarah dan sedih sambil mengerakkan pinggulnya. Sedangkan Hinata menatap Kageyama dengan air mata yang membanjiri wajahnya. Sakit, kecewa, benci, kotor, marah Hinata benar-benar muak dengan semuanya.

Meraka berdua hampir mencapai klimaks tapi tidak ada perubahan dari raut wajah mereka. Seolah-olah tubuh mereka bekerja sendiri  tanpa perintah otak. Kageyama membalikkan tubuh Hinata dan menyetubuhi dari belakang. Air mata Hinata mengering. Dia membiarkan Kageyama memperlakukan sesuka hatinya, ia sudah terlalu lelah untuk menangis, terlalu muak untuk memikirkan apapun. Kageyama terus menggenjot tubuh mungil itu, hingga pada akhirnya Kageyama merasa perutnya ditekan oleh suatu energi, dan dalam waktu beberapa saat Kageyama mengeluarkan seluruh cairannya ke dalam lubang Hinata hingga tak kuat menampung. Membuat cairan Kageyama keluar bersama darah segar yang membasahi paha putih mulus Hinata. Ia membiarkan kejantanannya memenuhi lubang itu, hingga kejantanannya melemas. Sedangkan Hinata yang sudah lemas terjatuh tidak berdaya- tidak mengalami sedikit pun kenikmatan.

RESTART (KageHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang