Ammar merogoh HP dalam saku jasnya yang berdering sekali. Memberi isyarat ke sang adik , ammar mulai menjauhi penghuni ruang meeting.
"Iya"
"Aku sudah mendapat identitas calon tunangan adik Anda. "
"Siapa? "
"Hito William, dy Lulus Sarjana 2 tahun lalu di Australia Dan sekarang dy belum memutuskan tuk bekerja."
"APA? Bagaimana mungkin mereka melakukan ini, mereka pikir adikku APA?
"Maaf, tapi ITU info yang aku dapat"
"Ok, saya mengerti tak apa-apa. Tolong kirim aku photo yang satunya"
"Baik, Ada lagi Mr.Ammar?"
"Sudah ITU saja.
Ammar mematikan HP Dan melangkah duduk disamping sang adik .
"Telpon dari siapa? " Tanya Nasya.
"Bukan siapa-siapa. " jawab ammar tak peduli.
"Ok" .seru nasya.
Meeting tetap berlanjut, banyak pendapat Dan pertanyaan tentang Nasya. Dan kebanyakan di jawab NY.Windy Dan PA Mr.Wijaya.
Sedangkan ichal asyick berbisik.
"Beruntung banget hito, dapat pewaris tunggal, bagaikan bidadari. " ucap ichal tak melepas Mata hari nasya."Takdir tak Ada yang tahu" ucap stefan.
"IA Kali dy takdirmu, fan. Haha" ichal kecicikan.Bosan dengan meeting yang ada, nasya menggeliat tak nyaman.
"Kenapa? " tanya ammar.
"Bosan" jawab nasya.45 menit berlalu diruang meeting, tiba-tiba mr.wijaya membahas pertunangan.
"Aku sudah mengirim persetujuan perjanjian puluhan tahun yang lalu dr ayahanda saya bersama sahabatnya william phillip yang kini sudah alm. Tapi dari keturunan kami keluarga wijaya tak mempunyai anak perempuan sampai aku pun tak ada tapi cucu ku kini sudah berusia 21 tahun, dy perempuan dan saya yakin dy sudah siap dengan pertunangan ini" jelas mr.wijaya.
Tiba-tiba ammar berdiri menghadap sang kakek dan membungkuk seoleh meminta maaf. " apa yang akan adiku terima jika pertunangan ini tak dy inginkan apalagi menjalaninya? " tanya ammar membuat semua kaget, terlebih NY.Windy dan Nasya."Mau dan tidak adik mu harus tetap bertunangan " tegas mr.Wijaya.
"Tapi apa resikonya? " desak Ammar.
"Kamu tau apa resiko nya" bentak sang kakek.
Nasya menggenggam tangan ammar, isyarat menyuruh ammar duduk dan berhenti.
Ammar merunduk melihat nasya dan menggeleng." sebagai kakaknya, aku menolak pertunangan ini, jika adikku harus bertunangan seharusnya dy mendapatkan seseorang yang punya tanggung jawab penuh karna orang itu akan menjadi pemimpin Wijaya group. "Ucap ammar yang tak melepas tatapan matanya dari nasya .
Isi ruang meeting jadi dingin dan panas,
"Apa keluarga wijaya da tau kalau yang tunangan itu hito? Mungkin mereka menginginkanmu, fan" bisik ichal.
"Ngaco. Sepertinya belum karna ayahku belum memutuskan. Ini amanah jadi itu tidak mungkin aku " ucap stefan dengan nada rendah.
"Atau aku? " ucap ichal spontan.
"Terserah kamu" seru stefan."Suara atau pendapat kamu tak dibutuhkan disini tuk pertunangan cucu Wijaya " teriak mr.wijaya kepada ammar dengan mata tajam. Melihat itu nasya sangat terluka.
"STOP" teriak nasya. "Aku rasa meeting ini cukup sampai disini" lanjut nasya meninggalkan ruangan meeting. Disusul Ammar.
Ny.windy merasa kecewa dengan tindakan ammar dan mr.wijaya sangat marah. Para kolega saling berbisik kecuali ichal dan stefan yang memilih meninggalkan ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Teen FictionBy Tesya Nasya (21) gadis polos yang tinggal bersama IBU tiri Dan kaka tirinya ( Ammar) serta kakek Dr sang alm. Ayah. Menempuh pendidikan akhir di sebuah perguruan tinggi bersama sahabatnya Raya Dan tinggal disebuah apartment dekat kampus. Stef...