Bab 7

1.3K 60 24
                                    

"Sayang banget padahal gue mau ketemu mama mu,  ray" tutur Julian.
"Hmm maaf ya,  kalian berdua datang jauh2 tapi mamaku lagi istirahat dan dilarang bertemu " sahut raya.  " well,  oleh-oleh Ku dari Paris mana?  Kamu janji bawakan aku menara Eiffel" lanjut Raya dan mengulurkan tangan kanan menagih janji julian.
Nasya tertawa melihat tingkah Raya yang seolah tak sabar.

"Ia kali aku bawa menara didalam koper" ucap julian serius.
"Jj maksud Raya itu bukan menara aslinya tapi lambang doang" jelas nasya.
"Oh itu?  Kenapa ga kamu Kasih tau dari kemarin2 ? " julian memasang wajah polos ke arah Raya membuat Raya kesel dan mencubit lengan julian.  Nasya semakin cekikikan saat dua sahabatnya mulai tak terkendalikan di kafe depan RS.

Sebelum pulang,  Hito dan Ichal berinisiatif pamit ke julian.
Menghampiri julian disebuah kafe yang dimana Raya sedang membalas cubitan julian.
"Maaf ganggu" ucap hito dingin.
Raya ,nasya dan hito pun menoleh,  Raya terkesima melihat hito didepan nya.
"Tidak,  tidak gangu sama sekali ko" ucap Raya.  Dan saat itu julian langsung menginjak kaki Raya.  " awwwwe" teriak Raya menoleh kearah julian.
"Apa? " tanya julian tak bersalah.
"Kakiku" jawab Raya.
Percakapan antara julian dan Raya terus terjadi,  membuat ichal dan hito saling memandang,  merasa dicuekin.
"Oya,  maaf.  Ada apa ya? " tutur nasya yang juga tak bisa menghentikan perdebatan tom dan jerry. 😂.
"Kami akan pulang,  apa mau bareng sekalian? " tanya ichal.
"Sepertinya tidak karna aku dan julian masih ada urusan disini.  Senang bertemu kalian terutama kamu chal" tutur nasya.
"Aku pun senang bertemu denganmu " balas ichal dengan mata nakalnya,  membuat nasya memutar2 matanya.
Setelah selesai berdebat,  Raya fokus kembali ke hito.
"Kalian mau ke Jakarta?  Sayang aku belum bisa balik" ucap Raya cemberut.
"Perasaan tidak ada yang ajak kamu ray" ucap julian kesal karna sikap Raya yang berlebihan kehito. " seperti nasya bilang tadi, jd kami tak bisa bareng.  Dan hito bilangin ke stefan balas WA ku,  emang aku cewe dicuekin mulu hahaha" julian kecicikan dengan kalimatnya sendiri.
"Stefan kamu kenal juga jul" Raya kaget.
" hito,  orang yang sedaritadi kamu tatap itu sepupuku,  dan pasti stefan juga sepupuku.  Ini ichal dy pun sepupu kami.  " jelas julian.
" kenapa tidak kamu beritahu dari tadi? "
" karna perdebatan kita tak pernah beralih kesitu"

Setelah pamitan,  ichal hito pun pulang.
Hari mulai gelap,  stelah jalan-jalan dijogja,  julian dan nasya pun memutuskan pulang.

******

Stefan balik kerumah, mengambil beberapa pakaiannya,  didalam lemari dy menemukan sebuah jaket tapi dy merasa buka miliknya.
" bi,  ini punya siapa kenapa ditaro dilemariku" tanya stefan ke PRT.
"Kirain itu punya den"

"Ini bukan punyaku,  punyaku ada mirip gini tapi warna coklat bukan biru tua"

Ranty yang melihat stefan pun senang dan menghampiri.
"Ka kapan sampai?  "
"Barusan,  ka cuma ambil beberapa keperluan karna lusa kaka ada meeting di Singapore "
"Ikut ya sekalian jalan2 "

"Bukannya tadi kaka telp kamu bilang jemput Hana,  harusnya kamu tetap disini ajak Hana jalan2."

"Dy kan punya pacar disini"

"Terserah tapi kaka tidak bisa membawamu" jelas stefan membuat ranty cemberut dan menunduk,  dy melihat dan mengenal jaket yang dipegang stefan.
" itu jaket julian ko sama ka stefan? " tanya ranty.

"Oh jdi ini punya julian?  Ya udah karna apartemenku searah rumahnya jd ka sekalian balikin." jelas stefan.

Stefan pun meninggalkan rumah,  disaat ichal dan hito sampai.
" hey bro,  mau kemana loe? " tanya ichal didepan pintu masuk.
" ke apartemenku" jawab Stefan singkat terus ke mobilnya.
"Kamu tak menunggu mama dan bapa? " Tanya hito.

"Besok,  aku temui mereka di kantor,  Ada berkas yang harus di TTD papa tuk pertemuan di Singapore.  " ujar Stefan.

"OK" hito pun masuk kerumah diikuti ichal.

Stefan melaju menuju apartemennya dan dy berhenti tepat dirumah Julian , memarkirkan mobil diluar pagar, Stefan hendak masuk tapi Karna tak melihat Mobil Julian maka Stefan memutuskan menelpon Julian.

Saat mengambil HP,  Stefan pun tau jika Ada 4 pesan dari julian yang ternyata tadi pagi mengajaknya ke jogja.

Stefan pun menekan nomor Julian dan mulai tersambung.

"Akhirnya kamu telpon"

"Hey maaf,  aku sibuk jadi tak memeriksa HP"
"Kamu selalu sibuk,  bukan hanya hari ini. Kapan kamu akan melakukan hal diluar kantor?"
"Kapan2 . Kamu dari jogja bareng ichal dan hito? "

"Ketemu mereka tapi tidak sengaja Karna aku kesana dengan Vi , menjenguk mama sahabat kami,  kamu DA perlu apa tlpn? "
"Aku depan rumahmu,  balikin jaket mu yang ketinggalan dirumah tapi Karna kamu tak dirumah , jaketnya Ku bawa ya keapartemenku nti besok baru kamu ambil OK? "
"Malam ini saja,  setelah aku antar Vi dirumahnya , aku ke apartment mu,  kirim alamatnya."
"OK"
.
Stefan pun mengirim alamat ke Julian.  Setelah Julian mengantar nasya dia langsung melaju berbalik arah tuk keapartement stefan.

****

Nasya masuk dan melihat NY.windy berbicara dengan seorang dokter keluarganya,  nasya pun panik dan menghampiri.
"Ma,  Ada apa?  " Tanya nasya tak bisa menyembunyikan kepanikannya.

"Opamu,  asmanya kambuh dan sekarang opa lagi sama ammar,  mama sudah mencoba menghubungi mu tapi hpmu tak aktif" jelas NY.windy
Nasya pun berlari kekamar opanya,  sedangkan NY.windy mengantar dokter kedepan pintu.

Nasya pun menemukan sang kakek lagi berbicara dengan ammar,  nasya langsung mendekat dan duduk disudut tempat tidur.
"Maaf, nasya tak disini? " ucap nasya memeluk sang kakek.
"Opa tak apa2. Gimana keadaan mamanya Raya?  Apa kamu kesini bersama Raya? " tanya sang kakek.
Nasya hanya menggeleng" keadaan tante feriska semakin membaik" kata nasya.
"Lusa opa ada pertemuan disingapore dan ammar tak bisa gantiin opa karna kakamu harus mengurus beberapa dokumen tuk mu tanggal 1 nanti jd maukah kamu yang pergi?  Tanya mr.wijaya.
Nasya menoleh kearah ammar,  ammar mengangguk tanda agar nasya setuju,  walau enggan nasya akhirnya mau.
"Ok,  nasya bakal pergi jika itu kehendak opa,  asal opa janji jaga kesehatan "pinta nasya setelah menyetujui permintaan sang kakek.

*****

Julian sampai diapartemen stefan setelah 1jam perjalanan dari rumah nasya dan kemacetan.
"Bagus banget apartemenmu" akui julian. "Dan sangat luas.  Apa benar kamu sendirian disini?? " tanya julian menyelidiki, mengamati ekspresi stefan.
"Apa maksudmu? "

"Maksudku,  mungkin disini ada orang lain selain kamu"
"Ada"
"Siapa? " julian tak sadar
"Kamu" stefan pun ketawa terbahak-bahak melihat ekspresi julian.
"Aku tak pernah membawa orang kesini kecuali kamu yang pertama Kali kesini"
"Tante yoelitta dan om Thomas? "

"Tak pernah"

Julianpun melihat2 dan menembus ruang kerja stefan dan melihat sebuah potret.
"Mata yang Indah" akui julian.
" itu aku beli dari pameran beberapa hari yang lalu di  Bandung" jelas stefan.
"Seperti matanya Vi"
"VI?  yang tadi bersamamu kebandung?
"Hmm,  tapi maksudku Nasya, mungkin itu yang kau kenali"
"Nasya? "
"Maksudku vi itu Nasya dan mata ini mirip matanya"
"Perasaanmu saja" ucap stefan tak nyaman. " tapi ko kamu bisa bareng dy? "

"Nasya sama aku itu udah lama kenal tapi kami pisah saat aku ke Paris ikut mama dan papa.  Aku pun baru tau kemarin jika vi yang kutahu itu nasya yang ternyata calon tunangan hito.  Dan hari ini hito tau... "
"Tau kalau Nasya itu yang dimaksud? " stefan tak sabar.

"Bukan,  dy tetap tau nasya teman ranty tapi dy tau juga kalau aku dan nasya pacaran." ucap julian mengangkat bahu.
" jadi Nasya dan kamu pacaran? " stefan syock.  Melihat itu julian tertawa terbahak-bahak. 
"Sejujurnya tidak tapi itu cara membatalkan pertunangan,  maaf tapi aku tak mau sahabatku tunangan dengan hito.  Dan ku rasa kaka tirinya pun tak setuju.  Dan melihat ekpresimu tadi,  apa kamu suka sama nasya? "

Stefan pun mendekat potret Nasya dan menyentuh potret itu.
"Ya,  aku jatuh hati pada nya , dengan semua kepribadiannya,  Nasya yang kutemui sebagai gadis biasa dibandung yang di giring keluar gedung pameran " jujur stefan.

.
.
.
Bersambung

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang