Bab 3

1.4K 63 17
                                    

15 mei 2017

Hari yang indah,  hari yang cerah.  Sejak kejadian dimeja makan,  Nasya lebih memilih makan dikamar daripada ruang makan.

Keberadaan Raya tak membawa efek cangguh buat nasya. 
Sekitar pukul 15.00 , Raya dikamar tamu memandang halaman rumah Nasya nan indah lewat jendela,  matanya pun menangkap 4 sosok yang keluar dari Mobil Lamborghini mereka masing-masing. Ada 1 cewe dan 3 cowo yang tak lain adalah ammar,  Dylan,  mischa dan angella yang baru tiba dari amerika.  Raya pun mengenali wajah tampan Ammar yang photonya tertampang nyata dikamar apartment nasya. 

" ka Ammar ?" Sebut Raya terkejut. "Wow, ternyata dy lebih tampan dari pada di foto" akui Raya.  Dy pun keluar dari kamar menuruni tangga dan ingin melihat lebih dekat sosok yang dibanggakan Nasya. 

Ammar dan teman-temannya pun masuk disambut hangat Ny.Windy dan Mr.Wijaya .

Merangkul Ammar dalam pelukan kerinduan, " oh sayang, mama sangat merindukan mu"
membalas pelukan "Ammar juga" akui Ammar.

Setelah itu ammar di rangkul sang kakek.
"Opa harap, kamu menetap dan tak berkeliaran lagi" diikuti senyum bahagia mr.wijaya saat mengungkapkan kalimat itu.
"Well,  siapa mereka?  Apa kamu tak akan memperkenalkan mereka kepada opa dan mama mu?  Tanya mr.wijaya.
"Hampir lupa"akui ammar.  " ini Mischa,  dylan dan Angela" kenalkan ammar dan menunjukan kearah masing-masing.
"Senang bertemu dengan kalian." Sahut sang mama.

Mata ammar pun mencari2 sosok yang dirindukannya tapi matanya malah tertangkap oleh Raya yang masih menikmati keharmonisan pennyambutan Ammar.  Ammar melirik kearah mama dan mengangkat sedikit dagu dan menggerakan mata ke Raya.  Sebuah isyarat tuk mamanya.
" oh itu Raya sahabat nasya" menjawab pertanyaan ammar yang tak terucap. " Raya ayo sini"

Raya pun melangkah mendekat.
"Senang bertemu denganmu,  aku Ammar kaka Nasya" ucap Ammar mengangkat tangan bersalaman.
"Aku Raya,  aku banyak mendengar tentang ka Ammar dari Nasya.  Dy sangat membanggakan kakanya" tutur raya membalas jabat tangan ammar.
"Sungguh" ucap ammar tak percaya.
"Ia"jawab rayang singkat.
"Dimana dy? " tanya ammar penasaran melihat ke arah mama dan opa bergantian.
"Didalam kamarnya,  dan seperti biasa dia lagi ngambek dan sudah 2 hari. "Jelas opa wijaya.

Ammar merapat kan bibirnya dan membentuk garis.
"Aku akan temui dy" ucapnya menaiki tangga.

Ny. Windy pun mempersilakan semua tuk duduk dan mereka pun disajikan minuman oleh bi inem, salah satu pengurus rumah tangga. Ammar sampai didepan kamar Nasya,  dy pun membuka pintu yang tak terkunci ,masuk dan mendapati sang adik yang menatap hari yang mulai senja.
"Senja tak akan membawa apa2 buatmu,  kecuali kamu membiarkan aku bergabung . Apa kau mau berbagi denganku?" ucap Ammar membuyarkan lamunan nasya. Menoleh tak percaya,  nasya pun berlari dan melompat, menghamburkan tubuhnya dalam pelukan sang kaka.
"Jika aku harus berbagi itu hanya denganmu" tutur nasya haru.
.
Melepaskan pelukan,  ammar mengajak nasya duduk dan bercerita.

"Ada yang ingin kamu sampaikan tuk kaka?  Kaka tak akan bertanya apa kamu baik-baik saja?  Karna wajah mu tak baik-baik saja. " ungkap ammar.

"Opa meminta ku tuk bertunangan "

"Serius"

"Hmm begitu "

"Dengan siapa? "

"Aku tak tau,  tapi dy dari keluarga william "

"saudara Ranty William? "

"Ko kaka tau "

"Dy kan dulu 1 SMA sama kamu dan dy kan punya kaka,  si Hito. Klw tidak salah dy seumuran sama aku"

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang