"Dulu pernah terlalu percaya sama seseorang tapi di kecewain, dan sekarang gua udah malas buat percaya sama siapapun"
Calvin memasuki halaman rumahnya yang terbilang cukup besar ya tetapi rumah itu keliatan sangatlah sepi.
Calvin memasuki rumah tanpa mengucapkan salam ya karena dirumah itu jarang sekali ada orang ya palingan hanya pembantu dan satpam saja.
"Apa tujuan Gerald ngedeketin Aurel" gumam Calvin
"Gua gak akan biarin Gerald ngelakuin hal seperti dulu" ucap Calvin, lalu dia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Saat selesai mandi, Calvin di kejutkan dengan datangnya 2 sahabat kunyuk nya itu.
"Woy udah pada ngopi belum?" teriak Arnold langsung tiduran di tempat tidurnya Calvin.
"Heh lo kalo masuk rumah orang itu salam bukannya teriak-teriak gak jelas"Ucap Fernan sambil melemparkan bantal kemuka Arnold
Calvin hanya mendengus melihat sahabat-sahabatnya ini yang sebentar lagi akan mengacak-acak kamar nya.
"Lorang kalo kesini cuma buat ngacak-ngacak mending pulang"Ucap Calvin sinis tapi tak di hiraukan mereka berdua.
"Babang Calvin jangan gitu ah klo kita gak kesini nanti babang Calvin kangen loh"Ledek Arnold dengan nada yang di buat-buat manja gitu.
Saat Calvin sedang tiduran sembari mengotak-ngatik hpnya, ucapan Fernan membuat dia berhenti melakukan kegiatannya.
"Tadi kok Aurel bisa jalan Berdua sama Gerald ya Vin"Ucap Fernan masih sambil bermain PS.
Calvin hanya diam saja dia malas untuk membicarakan Gerald untuk saat ini.
"SSM sih nan"Ucap Arnold santai
"Apaan dah tuh SSM"Tanya Fernan
"Suka-Suka Mereka"ucap Arnold sambil tertawa padahal tidak ada yang lucu.
"Apaan dah lo"Ucap Fernan, Calvin hanya diam saja, dia sedang memiikirkan sesuatu.
♦♦♦
Aurel's POV
"Aurel makan dulu yuk" teriak Mama dari lantai bawah
"Iya Ma, bentar Aurel mau mandi dulu" teriakku tak kalah keras
Selesai mandi Aurel menuju ruang makan disana sudah ada keluarganya.
"Malam semua" ucapku sambil mengecup kening mereka satu persatu.
"Malam sayang" ucap Mereka serempak.
"Tadi pagi itu pacar kamu Aurel?" ucap Mama
"Aurel udah punya pacar? Kenalin ke papa dong" ucap Papa
"Iss Mama itu bukan pacar Aurel, Aurel gak punya pacar"Ucapku kesal karena Mama asal menebak-nebak saja.
"Emang tadi pagi siapa Ma yang datang"Ucap Kakak
"Siapa ya namanya Gerry..Ger.."Ucap Mama lupa
"Gerald Ma"Ucapku malas.
"Ohh, kirain Kakak si Calvin"Ucap kakak
"Calvin? Siapa lagi dia"tanya Papa bingung
"Itu teman Aurel kok Pa"jawabku sambil menatap sebal kakak.
"Udah ah Aurel mau keatas mau ngerjain tugas"Ucapku sambil melangkah meninggalkan ruang makan.
♦♦♦
Calvin's POV
"Den tuan sudah pulang, Aden dipanggil tuan" ucap Bibi kepada Calvin
"Ngapain dia pulang, masih inget punya anak disini" gumamku
"Iyaa bi entar Calvin kebawah" ucapku setengah teriak.
Calvin pun melangkah keluar kamar menuruni anak tangga menuju ruang keluarga dimana sudah ada Papanya.
"Calvin sini duduk di samping Papa" ucap Papa, Calvin dengan malas akhirnya duduk.
"Gimana sekolah kamu Vin?" tanya Papa
"Biasa aja" ucapku santai, gua paling malas jika sedang berbicara dengan Papa
"Vin ada yang mau Papa bahas serius dengan kamu?" ucap Papa, Aku hanya diam malas menjawab.
"Papa ingin membawa istri Papa untuk tinggal bersama kita Vin" ucap Papa membuatku terkejut
"Istri Papa yang mana hah! Istri Papa yang baru itu? Yang merebut kebahagian Bunda? Iya Pa!" bentakku, ini yang paling malas gua bahas kalo lagi sama papa yang di bahas pasti istri barunya.
"Calvin jaga omongan kamu ya, dia itu juga Mama kamu!" bentak papa
"Ibu Calvin itu cuma satu yaitu Bunda gak ada yang lain, Papa gak boleh tinggal disini sama istri baru Papa yang menyebabkan Bunda meninggal" ucapku kesal sembari meninggalkan ruangan itu.
Author's POV
Saat sampai di kamar Calvin memukul cermin hingga cermin itu pecah.
"Bun, Calvin kangen Bunda, Calvin gak mau tinggal sama istri baru Papa Bun" ucap Calvin sambil menahan air matanya agar tidak turun.
"Kenapa waktu itu Bunda yang meninggal kenapa gak Calvin aja yang meninggal bun" lirih Calvin.
"Den, Aden kenapa? Kok ada suara kaca pecah Den" teriak Bibi dari depan kamar
"Gakpapa Bi" ucap Calvin
"Bibi masuk ya den" teriak Bibi lagi, Calvin hanya mengganguk walau dia tau Bibi tidak akan bisa melihatnya.
"Yaallah Aden ini kenapa kacanya bisa pecah toh, dan tangan Aden juga kenapa bisa berdarah" ucap Bibi khawatir
"Aden tunggu sini ya Bibi ambil kotak obat dulu" ucap Bibi lagi, beberapa saat kemudian Bibi kembali dengan kotak obat.
"Atuh Aden kalo ada masalah mbok cerita sama Bibi jangan kaya gini, rusak deh tangan Aden kan" khawatir Bibi sambil membersihkan luka Calvin
"Calvin gakpapa kok bi"Ucap Calvin
"Yaudah kalo gitu Bibi kebelakang mau ngambil sapu buat beresin ini ya Den" ucap Bibi
°°°°
Hai guys Salsa datang lagi nih, maaf ya baru sempet update soalnya kemaren-kemaren tuh lagi banyak tugas.
Pendek yaa ceritanya? Gak ada penyemangat ngetik sih jadinya pendek tapi lainkali salsa panjangin lagi deh ya
Yaudahh happy reading ya guys:)
Jangan lupa vote&comment guysSee you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Calvin (SLOW UDATE)
Teen FictionIni kisah seorang remaja bernama Aurel yang memiliki rasa terhadap kapten basket di SMA nya. Disaat mereka mulai di persatukan, disaat itu pula satu persatu muncul masalah. Disaat mereka sudah bahagia tiba-tiba datang seorang masa lalu yang bisa me...