4. Musuh

206 37 3
                                    

"Permisi..." ucap Ayah Syafira dengan sopan. Syafira dan ayahnya, Ivan memasuki ruangan wali kelas Audy.

Dibukanya pintu ruangan itu perlahan, Syafira mengikuti dibelakang ayahnya dengan kepala tertunduk.

"Silahkan duduk pak, maaf saya mengganggu waktu anda" kata Bu Ningrum, wali kelas Audy dengan menunjukkan sofa panjang  kosong di depannya. Syafira dan ayahnya duduk di kursi itu.

"Ada apa? Apakah anak saya berbuat kesalahan? Sampai anda memanggil saya kesini?" Tanya Ayah.

"Saya wali kelas siswi bernama Audy. Tadi pagi anak bapak, Syafira ribut dengan---" ucapan Ibu Ningrum terputus oleh kedatangan Audy dan Ayahnya, Andre yang memasuki ruangan itu.

"Untuk apa anda memanggil saya kesini? Saya benar-benar sibuk, banyak hal yang akan saya kerjakan, tapi anda membuang waktu saya dengan hal ini." ucap Andre dengan nada keras.

"Tolong pelankan suara anda pak, silahkan duduk," timpa Bu Ningrum, tangannya mengarah ke kursi di samping Ivan.

"Baiklah, aku tidak punya banyak waktu, cepat selesaikan masalah ini, pasti anak saya berbuat onar lagi kan, huh." Andre mendengus kesal, sambil mendekati kursi itu.

Saat akan duduk, mata Ivan dan Andre bertautan, seperti dua orang yang sudah lama saling mengenal, api kebencian dan dendam terlihat di mata mereka.

"Kau!" bentak Andre, karena terkejut.
"Andre?"
"Oh, jadi anakmu yang membuat masalah dengan Audy!" bentak Andre.
"Aku saja tidak tahu apa yang terjadi,"
"Kau sudah merebut kebahagiaanku, wanita yang aku cintai. Dan sekarang? Anakmu ingin mengganggu anakku?"
"Stop!" sebelum Ivan menanggapinya, Bu Ningrum menghentikan pertengkaran itu. Keduanya terdiam.

"Baiklah, saya tidak peduli atas masalah pribadi kalian, tapi tolong jaga sikap, ini sekolah. Saya akan jelaskan semuanya, tapi sekali lagi saya minta maaf karena mengganggu waktu anda," ucap bu Ningrum mendamaikan suasana.

"Cepatlah, jangan basa basi, saya tidak punya banyak waktu."

"Begini pak, Saat Istirahat Audy dan Syafira membuat keributan di Kantin. Audy menumpahkan minuman tepat di kepala Syafira sebenarnya saya tidak mempermasalahkan itu, tapi kejadian ini tidak hanya satu atau dua kali saja, di tahun sebelumnya Audy sudah berkali kali menyakiti Syafira, saya sudah memperingatkan Audy, namun ia tetap mengulangi kesalahannya, saya sebagai wali kelas Audy tidak bisa mengabaikanya lagi." Jelas bu Ningrum.

"Jadi selama ini Syafira dibully?" tanya Ivan
"Benar pak," jawab bu Ningrum.
"Kau tidak apa-apa? Kenapa kamu tidak pernah cerita pada Ayah? Jika kamu tidak bahagia sekolah disini kita bisa cari sekolah lain." tawar ayah.

"Tidak yah, Fira tidak apa apa."
"Apasih Bu, saya tidak sengaja melakukan itu." Audy menyangkal tuduhannya itu.
"Dengar itu bu, anak saya tidak melakukan tuduhan itu, tidak ada gunanya membully anak cupu seperti dia" ucap Andre sambil menunjukkan jarinya ke arah Syafira.

"Sudah Bu, masalah ini tidak perlu diperpanjang, saya sudah memaafkan Audy atas semua kesalahannya, saya baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan bu, saya senang sekolah disini."

"Baiklah, tapi jika Audy mengulangi kesalahannya lagi, ibu tidak akan segan menghukumnya, kamu memang berhati mulia, Syafira."
"Terimakasih bu."

Ivan dan Andre meninggalkan ruangan Bu Ningrum, Syafira dan Audy juga kembali ke kelas.

Belajar mengajar dan kegiatan sekolah lainnya telah usai. Keisya dan Anita belajar bersama di rumah Syafira, Kak Rey turut membantu mereka, bahkan sampai larut malam.

*****

Disisi lain, Audy dan Kelvin masih mengemasi barangnya.

"Audy, sebelum pulang makan yuk?" ajak Kelvin sambil memasukkan buku dan alat tulisnya kedalam tas hitamnya.

"Oh ceritanya ngajakin gue kencan nih?" tanya Audy balik.

"Hmm..Tanteku belum lama mendirikan restaurant indah seperti rumah pohon, pemandangannya indah, loe bisa lihat sunset disana, mau nggak?" Tanya Kelvin lagi, merayu Audy untuk makan bersamanya.

Kelvin sudah lama berjanji untuk melihat dan mengunjungi restaurant Tantenya, tapi belum ada waktu, itu alasannya mengajak Audy kesana.

"Tentu dong sayang" Audy dan Kelvinpun segera menuju Restaurant.

Sesampainya disana, terlihat senyuman terukir diantara keduanya, matanya tertuju pada Restaurant itu. Bagaimana tidak? Desainnya sungguh luar biasa, unik dan menarik, bagai bermain di alam bebas.

Restaurant berdiri melingkari pohon besar, pemandangan kota terlihat menakjubkan, bahkan pemandangan gunung yang terselimuti awan putih, suasana itu membuat hati orang yang singgah disana untuk makan ataupun istirahat menjadi nyaman.

Semilir angin mengibaskan rambut Audy yang terurai panjang itu, mereka masih berdiri di halaman depan restaurant itu.

"Sayang, benar ini tempatnya? Indah sekali, " ucap Audy terpana.

"Iya sayang, indah," Kelvin menyesal tidak datang ke tempat itu lebih awal, mungkin disitu dia bisa menghilangkan penat dan kelelahannya mengurus bisnis Ayahnya dan juga berbagai kegiatan sekolah.

*****

Di setiap sisi restaurant itu penuh dengan pohon-pohon yang membuat suasana sejuk dan nyaman, mereka menuju sebuah meja di lantai atas. Meja itu dipenuhi taburan kelopak bunga mawar, diatasnya ada 1 vas bunga, dan sebuah lampu. Piring dan sendok tertata rapi beserta makanannya. Ternyata semuanya sudah dipersiapkan Kelvin khusus untuk Audy dengan sangat baik. Suasana bahagia menyelimuti keduanya. Kelvin mengeluarkan setangkai mawar untuk Audy. Audy menerimanya dengan senyuman manis dan keceriaan.

"Audy, I Love You."
"Love you to."
Setelah menerima bunga itu, mereka melanjutkan makan. Sampai tiba waktu senja.

"Lihat itu sayang, sunsetnya indah."

"Wahh.."

"Matahari datang dan pergi, tenggelam saat malam tiba, tapi aku berharap cinta kita akan selalu ada entah itu siang ataupun malam," ucap Kelvin menggoda.

"Gue juga berharap seperti itu Vin"

"Btw gue tahu loe cantik dan baik Dy, tapi apa yang loe lakuin tadi itu perbuatan buruk."

"Lhoh! Kok loe jadi bahas kejadian tadi sih vin, ayo pulang muak gue dengernya." Audy kesal, dan meminta segera pulang.

"Gue nggak punya maksud apapun, gw cuma mau loe berubah lebih baik lagi Dy."

"Udah! Ayo Pulang!"
Seketika suasana bahagia itu hancur hanya dengan beberapa kata.

Telekinesis Girl's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang