(7)

13 2 0
                                    

Jujur, saya sangat ingin melihat Dito bahagia. Bahagia setiap saat. Selama ini ketika kita dekat, saya merasa bahwa kita sering sekali bertengkar, sering marahan, saya merasa saya tidak bisa membuat dia merasa senang atau bahagia setiap saat yang ada saya sering membuat mood dia jelek, sering membuat dia kesal.

Maaf Dito jika selama ini saya sering menyebalkan, sering marah atau ngambek tidak jelas kepada kamu.

Maaf jika saya sering cemburu tidak jelas... saya tahu sebenarnya saya tidak berhak untuk itu. Itu diluar kontrolku.

Maaf jika selama ini saya selalu merepotkan atau menyusahkan kamu.

Maaf saya tidak bisa menuruti semua yang kamu inginkan saya takut jika kita semakin dekat dan nanti malah membuat saya semakin menaruh hati kepadamu. Saya takut hal itu terjadi.

Maaf jika sifat saya terlalu kekanak-kanakan, keras kepala dan tidak bisa mengerti kamu.

Maaf. Saya ingin kamu bahagia, bukannya malah uring-uringan setiap hari karena ulah saya. Saya ingin kamu hidup bahagia, saya tidak ingin melihatmu selalu uring-uringan.

---OOO---


Saya ingin dia bahagia meskipun saya tahu kebahagiannya bukan dengan saya dan meskipun saya tahu kalau kita sama-sama suka. Iya hanya suka.
Bahkan untuk yang saling menyayangi dan saling mencintai pun belum tentu mereka bisa bersama-sama selamanya apalagi kita, apa lagi dia yang di sana juga memiliki perasaan ke perempuan-perempuan yang lainnya.

Dito jika kamu ingat ketika saya mengatakan bahwa,

"saya bukan anak kecil lagi"

sebenarnya maksud saya, ya saya bukan anak kecil lagi, saya tidak sepolos itu untuk percaya begitu saja dengan kata-katamu, saya tidak sebodoh itu, saya tidak bisa dibohongi.

Dito saya juga seperti perempuan pada umumnya sekuat apa kamu melihat saya, setangguh apa kamu melihat saya, saya masih punya hati dan perasaan ada saatnya saya merasa saya tidak bisa apa-apa, lemah dan ketika saya harus merasakan sakit hati saya hanya bisa diam dan menangis.

Hati dan perasaan saya bukan untuk main-main, meskipun saya mencoba memahami kalau kamu tidak pernah main-main saat mengatakan jika kamu suka dengan saya.

Saya ingin dia bahagia, saya ingin melihat dia bahagia dengan perempuan pilihannya.
Dito jangan pernah khawatir kisah kita akan tetapi berakhir happy ending kok, mungkin kita tidak bisa menjalin sebuah hubungan yang memiliki komitmen bersama namun kita masih bisa berteman, bahkan kita bisa bersahabat.

Bukankah jika kita bersahabat kita tidak akan terpisahkan, sejak dulu saya selalu menginginkan figur kakak laki-laki siapa tahu kamu bisa menjadi figur tersebut karena saya selalu ingin ada yang bisa menjaga saya, ada yang bisa membuat saya selalu merasa aman dan saya yakin jika kamu bisa dan itu pun kalau kamu mau.

Setidaknya kita masih bisa berteman, mejadi teman curhat, teman diskusi, masih bisa saling bertegur sapa, masih bisa ngobrol berdua, masih bisa saling melempar senyum, masih bisa saling peduli, masih bisa saling menolong jika ada yang membutuhkan.

Bukan kah itu juga menyenangkan, bukan kah itu juga akhir yang bisa dibilang bahagia.

Happy ending, sesuai yang kamu atau kita harapkan, bukan?
Saya ingin kita tidak saling menjauh Dito, saya ingin kita tetap dekat, meskipun sebatas sahabat, sebatas teman.

Happy Ending. Inginku dan Inginmu BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang