(6)

11 2 1
                                    

      Suatu hari dia pernah meminta saya untuk menulis sebuah cerita antara saya dan dia yang berakhir "happy ending."
Tapi sepertinya saya memang menginginkan kisah antara kita benar-benar bisa berakhir happy ending.
     
      Mungkin sekarang saya sudah mulai menaruh hati dengan dia tapi saya mulai cemas dan mengkhawatirkan diri saya sendiri.

Sedekat apa saya dengan dia sekarang ini mungkin suatu saat hanya akan membuat saya kecewa, saya akan merasakan sakit yang teramat sangat dan saya tidak ingin hal itu terjadi.

Sedekat apa saya dan dia sekarang ini saya yakin bahwa kita tidak akan bersama, akhirnya hanya saya yang akan merasa sakit, saya yang akan merasa kecewa, dan hanya saya yang akan pontang-panting menyembuhkan rasa kecewa dan luka yang teramat sakit sendirian. Iya sendirian, tanpa dia. Saya tahu di mana posisi saya, tapi saya masih bingung harus seperti apa dalam menghadapi posisi yang semacam ini.

     
Terkadang saya ingin tetap tinggal tapi seolah semua terlihat mustahil.

Terkadang saya ingin terus berjuang dan bertahan tapi saya takut kecewa.

Terkadang saya ingin pergi tapi berat. Terkadang saya ingin melepaskan tapi susah.

Terkadang saya merasa kacau dan lelah di posisi semacam ini, saya selalu dibayang-bayangi perasaan bersalah.

Saya capek.

Saya juga ingin bahagia.

Saya tidak ingin terus-terusan sakit.

      Dia terlalu abu-abu untuk saya, kadang dirinya terlihat sangat menyakinkan namun terkadang terlihat sangat meragukan.
Disaat saya merasa yakin dengan dia ada saja hal-hal yang membuat saya tiba-tiba meragu dengannya.

      Jika suatu saat nanti ketika saya benar-benar sudah menyayangi dia namun saya memilih untuk menjauh,

maaf... mungkin itu adalah pilihan terbaik untuk kita semua.
Berat memang.
Sakit melepaskan seseorang yang kita sayangi,
apalagi seseorang tersebut memiliki banyak cerita dengan kita,
pasti akan susah melupakan semua itu.

    Saya tidak berhenti merindukan dia,
saya juga tidak berhenti menyayangi dia,
namun saya hanya berhenti menyakiti diri saya.


      Saya tidak ingin terlalu sakit, saya tidak ingin terlalu kecewa, saya tidak ingin terlalu terbawa perasaan, dan saya tidak ingin terlalu berharap karena saya tahu berharap lebih kepada manusia apa lagi yang belum tentu pasti hanya akan menimbulkan rasa sakit.

      Jujur meskipun sebenarnya saya berharap lebih dengan dia, tapi kembali lagi saya harus sadar diri, saya siapa. Saya tidak berhak untuk berharap lebih.

      Saya menjauh bukan berarti saya tidak menyayangi dia. Saya tidak ingin terus-menerus terjebak dalam posisi semacam ini. Sungguh ini tidak nyaman Dito, tidak enak, menyakitkan.

      Kita sama-sama menginginkan kisah kita berdua berakhir happy ending, bukan?

Seperti yang kita semua ketahui bahwa cinta itu memang butuh pengorbanan,
namun kita juga harus tahu bahwa cinta juga tidak bisa dipaksakan.

Iya, saya tidak bisa memaksakan kamu bisa dengan saya, atau sebaliknya.

Yang baik menurut kita belum tentu baik juga menurut Allah,
jadi kita tidak mungkin memaksakan kehendak kita karena hanya Allah lah Yang Maha Mengetahui.

Happy Ending. Inginku dan Inginmu BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang