Chapter 7

43 8 0
                                    

Masih melanjutkan rencana until bakti sosial Alina Dan Ken mulai membeli sembako" yang akan dibagikan pada korban banjir
Jika kemarin mereka sudah membeli beberapa karung betas sekarang tinggal beberapa sembako lainnya seperti minyak, mie instan dll
"Huh untung kita dapet banyak anggaran tadi jadi cukup buat beli sembakonya" ucap Alina
"Ya udah besok ini kita packing pas pulang sekolah " ucap Ken
"Kak kak beli balonnya dong" tiba" ada anak kecil yang membawa beberapa balon menghampiri Alina dan Ken dan meminta untuk membeli balonnya
"Maaf y dek tapi kita lagi gak mau balon" ucap Alina
"Yahh" ucap anak itu kecewa
"Emang beraa harganya dek? "Tanya Ken
"Terserah kakak yang penting bisa buat beli obat untuk ibu saya" ucap anak itu lagi
Alina terenyuh dan membisu ditempat ternyata anak ini berjualan balon untuk membeli obat
"Hemm nama adek siapa? "Tanya Ken
"Nino kak" jawab anak itu
"Kamu gak sekolah? "Tanya Ken
Anak itu menggeleng
"Ayah kamu kemana? "Tanya Ken lagi
Anak itu menggeleng lagi
"Ya udah kakak beli semua balonnya ya, tapi tunjukin dimana tempat tinggal kamu? "Ucap Ken
"Beneran kak" ucap Nino senang
Ken mengangguk dan tersenyum
"Ayo kak main kerumahku, tapii" Nino yg semula senang mendadak sedih
"Kenapa? "Tanya Alina
"Rumahku jelek nanti kk jijik lagi" ucap Nino
alina dan Ken saling menatap sesaat
"Nggk kok" ucap Ken
"Ayo naik mobil kk" ucap Ken
Merekapun melanjutkan perjalanan kerumah Nino dan Nino tampak senang berada di dalam mobil sambil melihat diluar dari jendela
Seutelah beberapa saat berkendara dengan pentunjui arah dari Nino mereka sampai didepan rumah yang bisa dikatakan tidak layak huni
"Ayo masuk kak" aja Nino
Merekapun memasuki rumah yang terlihat berantakan
"Yahh ibu udah tidur kak" ucap Nino
"Gak papa Nin gak usah dibangunin biar istirahat" ucap Ken
"Kamu sama ibu kamu tinggal berdua aja? " tanya Ken
"Iya kak aku gak punya sodara" jawab Nino
"Nino kak Ken boleh ya sering2 kesini" ucap Ken
"Boleh banget " ucap Nino gembira
Alina yang sedari tadi diam hanya bisa tersenyum
"Makasih ya kakak2 mau jadi temen Nino" ucap Nino
"Iya ini kak Ken sama kak Alina nya gak bisa lama2 masih ada urusan besok kak Ken kesini lagi ya " ucap Ken berpamitan
Nino mengangguk senang
Ken dan Alina segera berpamitan
"Salam buat ibu ya Nino" ucap Alina sebelum ia memasuki mobil bersama
Nino melambaikan tangannya dengan senyum yang masih Setia menghiasi wajahnya
Ken melajukan mobilnya kembali kesekolah karna memang mereka masih ada kegiatan baksos yang menunggu
"Balonnya mau lo apain? "Tanya Alina
"Buat lo aja" jawab Ken
"Buat gue?? "Ucap Alina
Ken mengangguk
Alina tersenyum dan kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela

"Huh akhirnya sembakonya udah lengkap beosk tinggal di packing nih" ucap Putri senang
"Hemzz besok lembur ya" ucap Ken yang mendapat plototan dari anak" OSIS yang sedang rapat
"Santai dong lagian kita kan baginya lusa jadi wkatunya tinggal besok" ucap Ken
"Tapi kan Ken besok gue ada acara" ucap Ana
"Iya nih besok gue juga ada les" ucap Putri
"Lebur buat yang free aja hahaha " ucap Ridho sambil terkekeh
"Dasar kalian" ucap Ken
"Ya udha yuk kita pulang udah mau maghrib ini" ucap Alina
Para anggota OSIS itupun langsung membubarkan diri
Alina mengotak-atik hpnya menghubungi Kevin untuk menjemputnya namun tidak kunjung mendapat balasan
Ia kembali menghubungi namun tidka ada jawaban
Mungkin saja abangnya itu sedang sibuk bekerja
"Huhh" ia mengembuskan nafasnya meneliti jalan tidak kunjung ada tanda" kendaraan umum atau ojek
Hari sudah mulai petang
"Lin kok lo belum pulang? " tanya Ken menghentikan mobilnya
Alina hanya menggeleng
"Y udah masuk gih biar gue anterin pulang" ucap Ken
Saat hendak melangkahkan kakinya ada motor yang berhenti didepannya
"Lin naik" ucap Bagas
Alina mengernyitkan dahinya bingung mengapa Bagas masih disekolah
"Kok lo ada disini? "Tanya Alina
"Gak usah geer deh buruan naik" ucap Bagas
Alina mengerucutkan bibirnya kesal apa maksudnya coba memangnya dia pikir Alina berharap Bagas menjemputnya apa
"Ken gue bareng Bagas aja ya thanks" ucap Alina pada Ken sebelum naik keatas motor Bagas
Bagas melajukan motornya membelah jalan ibukota yang mulai padat
"Rumah lo dimana? "Tanya Bagas setengah berteriak karna mereka sedang berada di kemacetan yang didominasi suara" klakson dari mobil" yang tidak sabaran menunggu macet
"Hah apa? " Alina ikut berteriak
Hiruk pikuk kota ibukota di jam pulang kantor memang seketika menuliskan pendengaran
"Rumah lo dimana? " Bagas berteriak sedikit lebih kencang
"Gak denger" jawab Alina
Sebenernya Kalian mendengar hanya saja ia ingin menggoda Bagas
"Bolot" cibir Bagas yang mendapat nyoyoran dari Alina
"Ngomong apa lo tadi? " ucap Alina kesal
"Lo boong ya katanya gak denger " kesla Bagas
Tertangkap basah sudah Alina berbohong
Setelah hampir satu jam berkuatat dengan kemacetan Alina dan Bagas sudha melewati kemacetan
Bagas meminggirkan motornya dipinggir jalan
"Kok berhenti? "Tanya Alina
Bagas melepas helmnya
"Makan dulu yuk lo gak laper apa? "Ucap Bagas
Alina turun diikuti Bagas
Mereka menuju kearah penjual bakso yang memang dekat
Setelah memesan Alina dan Bagas duduk menunggu pesanan
Hening..
Tidak ada pembicaraan apapun
"Emmm Gas gue boleh nanya gak? "Tanya Alina
"Boleh" jawab Bagas
"Lo tuh kenapa sih?  Tiba2 nolongin gue dan bilang ke gue itu utang ngajak gue jalan,  ngajak makan bareng di kantin nganterin gue pulang padahal kita belum terlalu kenal,  gue bingung" ucap Alina berterus terang
Bagas menatap Alina sesaat
"Gak papa" jawabnya kemudian membuat Alina ingin meledak hanya itu jawabannya??
Nyebelin" cibir Alina
"Lo penasaran ya? " ucap Bagas namun tak dihiraukan Alina
"Jangan geer ya jangan mikir gue suka sama lo karna itu gak bener" ucap Bagas sambil terkekeh
"Apaan sih" Alina semakin kesal
Drrtttt... Drtttt.. Drttt
Suara getaran dari Hp Bagas mengalihkan percakapan diantara keduanya
"Halo bro" jawab Bagas
"..."
"Malem ini? " ucap Bagas
"...."
"Kayaknya gak bisa deh bro tapi ya liat aja nanti gue bisa ikutan apa nggk" ucap Bagas
"...."
"Oke" sambungan telepon terputus
"Siapa? "Tanya Alina
"Ciee kepo ya,,  gak usah cemburu bukan cewek kok" ucap Bagas
"Ishhh" Alina menatap tidak suka
Sedangkan Bagas tertawa

Bagas memasuki halaman rumahnya yang sangat luas ia melihat mobil hitam mewah itu sudah terparkir rapi di bagasi
"Dari mana saja kamu? " baru saja smapai diambang pintu Bagas sudah diserang pertanyaan seperti anak perawan yang pulang terlalu malam padahal ini baru setengah tujuh
"Emang papah peduli Bagas kemana? " ucap Bagas tanpa menoleh sedikitpun pada orang yang disebutnya papah tadi
"Jadi kamu pikir selama ini papah tidak perduli denganmu" ucap sang Ayah dengan suara sedikit meninggi
"Iya emang bener kan papah selama ini gak peduli sama aku papah selalu nuntut ini itu tapi papah gak pernah ada buat aku papah cuam sibuk sama uang uang dan uang"ucap Bagas tak kalah keras
Ia sudah tidak bisa lagi menahan semuanya ini sudah terlalu lama baginya memendam perasaannya
"Sebenernya aku ini anak papah atau bukan sih"
Plakkk
Satu tamparan keras itu mendarat di pipi Bagas
Mereka selalu seperti ini dan Bagas tidak kaget lagi
Bagas menatap ayahnya penuh amarah lalu bergegas pergi dengan motor kesayangannya

Disebuah jalan Raya tampak begitu ramai dengan segerombolan orang semakin mendekat semakin terdengar suara bising dari motor2 yang siap diadu kecepan
Balapan..
Ya balapan liar ditempat selalu dijadikan pelampiasan amarah Bagas disanalah ia sekarang
Sempat ingin membatalkan acara balapan ini karna ayahnya pulang dia pikir keadaan akan membaik justru sebaliknya dna kini ia sudah ditempat ini dengan gerombolan teman"nya
"Woyy bro katanya gao bisa dateng" sapa salah satu kepada Bagas
"Tadinya gitu tapi gue berubah pikiran" jawab Bagas
"Nah ini nih sang juara yang tak tertandingi" ucap Aldi menunjuk Bagas bangga
"Siapa nih lawan gue? "Tanya Bagas
"Noh Putra anggota dari genk motor sebelah dia udha berapa kali menang jadi lo harus hati2" ucap Aldi
" Dan dari info yang gue dapet dari mantan lawan2nya dia sering curang" ucap Aldi sedikit berbisik ditelinga Bagas
Bagas hanya mengangguk saja

Balap sudah dimulai dan mereka masih adu kecepatan saling salip menyalip seolah tak mau kalah dan kehilangan harga diri
Bagas kembali menambah kecepatannya dan pertengakarannya dengan ayahnya tadi tiba" membayangi kepalanya
Sedikit menganggu konsentrasi sesegera mungkin ia melupakannya dan
Brughhhh....
Saat konsentrasinya sedikit terbagi tanpa ia sadari sang lawan menendang motornya sampai Bagas jatuh tersungkur diaspal
Sang teman yang mengetahui langsung berlari menghampiri Bagas dan beberapa orang lainnya
"Woyy curang lo" teriak Aldi lalu menghampiri Bagas yang tidak sadarkan diri
Aldi melepaskan helm Bagas mencoba beberapa kali membangunkan Bagas namun nihil
"Panggil ambulance woyy cepet" teriak Aldi yang semakin panik karna Bagas pingsan
.
.
.
Thanks for your vote guys 😘
Ikuti terus kisah Alina, Bagas, dan Ken jangan lupa coment dan vote ya
Salam 😘

AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang