Chapter 10

43 9 4
                                    

Hari yang melelahkan
Tentu saja dibangunkan pagi buta di hukum dan diancam ya lebih tepatnya ancaman tidak jelas
Alina memilih duduk terlebih dahulu di mejanya menunggu murid2 yang sedang berdesak-desakan keluar kelas untuk terburu-buru pulang
Sudah cukup kakinya masih pegal karna hukuman lari ia tidak ingin semakin sakit lagi dengan ikut-ikutan berebut keluar kelas
Ia melirik ponselnya tidak ada notif apapun dan ia kembali memasukannya kedalam saku
Dengan langkah gontai Alina keluar sekolah sudah lumayan sepi namun parkiran masih ramai siswa" yg mengeluarkan kendaraannya
"Huh gue kira lo ketiduran dikelas" ucap Bagas ternyata ia sudah menunggu didepan kelas Alina
"Kok lo ada disini? " tanya Alina
"Ya gue mau nganterin lo pulanglah kan gue yg ajak lo berangkat bareng" ucap Bagas
"Gak usah sok romantis deh" cibir Alina
"Emang romantis kan? " goda Bagas
"Udah gak usah cemberut" ucap Bagas lagi sambil mencubit hidung Alina lalu merangkulnya
Alina hanya dia karna ia terlalu lelah
"Jangan geer ya gue bukan rangkul lo tapi lo tau kan kaki gue masih sakit jadi lo bantuin gue jalan oke" ucap Bagas kemudian
"Iya " jawab Alina malas
Bagas tertawa kecil
Lalu mereka melanjutkan langkahnya menuju parkiran
Bukan Bagas yang menyetir tapi mereka diantarkan supir
Heningg...
Hanya sesekali supir bertanya arah rumah Alina
Dan pada akhirnyaa mereka sampai didepan rumah Alina
"Mau mampir dulu? "Tawar Alina
"Emm boleh" jawab Bagas berterus-terang ia ingin tau seperti apa keluarga Alina
Ya dirumah sederhana yg bisa dibilang kalangan menengah kebawah namun disana Alina tidak pernah kekurangan karna ia bersama orang" yang disayanginya
"Yuk masuk" aja Alina melangkahkan kakinya kedalam rumah diikuti Bagas
"Assalamualaikum " salam Alina memasuki rumah
"Waalaikumsalam dek kok baru pulang sih ini hampir maghrib lho" omel Kevin
"Macet bang kaya gak tau Jakarta aja" ucap Alina
"Oh ya bang kenalin ini temen aku" sambung Alina memperkenalkan Bagas
Kevin menatap penuh selidik
"Temen2 apa temen" godanya kemudian
"Temen bang" Alina kesal
"Masa sih yang bener? " ucap Kevin
"Kumat deh rese nya ah males " ucap Alina
"Ihhh ngambek digituin aja" cibir Kevin
"Biarin suruh siapa jadi orang rese" ucap Alina menekankan kata rese
"Rese rese ini abang kamu yang paling ganteng lho" ucap Kevin percaya diri
"Ishh ganteng dari mana?" cibir Alina
"Udah ngaku aja" ucap Kevin
"Nggk" kekeuh Alina
"Iya"
"Nggk bang ihh ngeyel"
Mereka berdebat hanya karna mengakui bahwa Kevin ganteng
Hal yang paling Kevin senang melihat wajah adiknya kesal
"Udah2 kalian ini ada tamu bukannya disuruh duduk malah debat gak jelas" tegus Bunda Alina
Alina baru sadar bahwa sedari tadi ia dan Bagas masih berdiri
"Eh iya duduk Gas maaf ya" ucap Alina tidak enak mungkin Bagas sudah pegal" terlebih lagi kakinya masih sakit
"Ya udah deh Alina mau mandi dulu, awas ya bang ngomong macem2" ucap Alina kemudian berlenggang masuk kedalam
"Pacar kamu ya" goda Kevin sedikit berteriak karna Alina sudah sedikit menjauh
"Bukannn" jawab Alina yang mungkin sudah sampai dikamarnya
"Lo satu kelas sama Alina? "Tanya Kevin basa basi
"Nggk kak kita beda kelas" jawab Bagas yg masih canggung
"Panggil bang aja,  nyantai aja disini kita welcome kok buat semua temen Alina" ucap Kevin
"Alina kan murid baru disekolah lo jaga dia ya, mungkin aja banyak yg gak suka sama dia" ucap Kevin
"Iya bang pasti" ucap Bagas
Mereka pun melanjutkan obrolan dengan segala macam topik
Terlebih lagi keduanya sama" menyukai sepak bola
Dan itu menjadi topik yg tak pernah habis untuk dibahas

Alina menatap heran dari kejauhan melihat Bagas dan kknya sedang ngobrol ria seolah mereka sudah kenal lama
Dan ya semakin mendekat Alina tau apa yg mereka obrolkan pantas saja seputar sepak bola yang terkadang jika abangnya itu bercerita atau curhat masalah bolaa tim kesayangannya yg kalah atau menang dll
Alina akan menjadi pendengar yang bosan karna ia tidak tau dan sama sekali tidak suka
"Hemm seru banget nih ngobrolnya" ucap Alina menghampiri Kevin dan Bagas
Merekapun mengalihkan pandangannya menoleh kearah Alina
"Apasih kamu ganggu aja" ucap Kevin
"Oh mentang2 udh punya temen adeknya dilupain" ucap Alina
Kevin dan Bagas hanya tertawa melihat Alina yang kesal karna ya memang terlihat lucu
"Oh ya Gas lo udh pamit bokap lo kan main kerumah gue? " tanya Alina
"Udah tadi gue udh sms katanya terserah" ucap Bagas ada sedikit nada kecewa disana namun ia menutupi itu dengan senyumnya
"Alina" panggil Bunda dari dapur
"Iya bun" jawab Alina
"Sini bantuin bunda masak dulu ya buat makan malem biar temen kamu ngobrol dulu sama abang kamu" ucap bunda
"Siap bunda" jawab Alina
"Gue tinggal dulu ya awas loh pada ngomongin gue" ancam Alina lalu berlenggang ke dapur menyusul bundanya

AlinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang