Alina menatap langit yang malam ini begitu indah dengan banyaknya bintang yang bertaburan seolah berlomba-lomba menunjukkan siapa yang paling terang namun itu tidak cukup membuat Alina terhibur
Bagaimana tidak pikirannya terbelah sekarang disatu sisi ia memikirkan jawaban apa untuk Ken dan disisi lain ia tidak ingin menyakiti Bagas
Apa serumit ini cinta? Kenapa orang bisa dengan mudah mengatakan cinta? Lalu ia harus menjawab apa? Apa ia juga punya perasaan kepada salah satu diantaranya?
Alina hampir frustasi dengan ini untung saja tidak ada tugas karna besok adalah hari minggu
Tiba2 hp Alina berdering dan tertera nama Bagas disana Alina mengerutkan keningnya
"Halo"
"Lin lo dimana? "
"Dirumah" jawab Alina
"Gue tungguin di taman deket rumah lo"
Alina tersentak kaget
"Hah? Apaan sih gue males keluar" jawab Alina
"Ini penting Alina sayang, buruan kesini atau gue jemput lo"
Alina membeku di tempat ketika Bagas memanggilnya 'sayang'
Bukan senang atau bahagia atau Alina terpana tapi sesuatu tersirat dihatinya seolah ia akan kehilangan banyak hal
Alina menepis pikiran buruknya dan segera menjawab Bagas yang masih menunggu diseberang sana
"Iya iya gue kesana maksa banget sih" ucap Alina kesal lalu mematikan sambungan teleponnya
Ia tidak berdandan atau bersiap-siap ia hanya memperbaiki rambutnya yg acak2an
"Mau kemana? " suara Kevin dari sofa
"Mau keluar bentar ya kak" jawab Alina
"Kemana malem2?" Kevin mulai posesif
"Cuma ke taman bang sensi amat sih" ucap Alina kesal lalu meninggalkan Kevin yang sedetik setelahnya tertawa karna berhasil membuat Adiknya kesal
Alina melihat Bagas yang sedang duduk termenung di kursi taman yang sepi
Bagas rapi sepertinya ia mau pergi atau habis pergi entahlah Alina lelah menebak-nebak
Alina menghampiri Bagas dengan malas
"Apasih maksa2 gue kesini kaya gak punya temen aja" ucap Alina lalu duduk disamping Bagas tanpa diminta
"Jangan marah2 tar cepet tua lo" ucap Bagas
"Bagas ihh" Alina yang moodnya sednag buruk kesal karna digoda tadi kakaknya Kevin sekarang Bagas
"Gue capek lin rasanya gue pengen pergi? " ucapan Bagas berhasil membuat Alina menoleh padanya yang sednag menatap langit
"Apasih lo kalo ngomong" ucap Alina
Bagas tersenyum
"Tapi sayangnya masih banyak yang harus gue selesain mana mungkin gue pergi" ucap Bagas sambil mengacak rambut Alina yang masih murung karna ucapannya
"Boleh gak gue ngelakuin sesuatu sama lo malem ini? " ucap Bagas
Alina menatapnya horor dan menjauh beberapa senti dari Bagas
"Apa jangan macem2 ya Gas" ucap Alina waspada
Bagas tertawa melihat tingkah Alina
"Gue gak sebejat itu kali lin lo mikir sampe segitunya" ucapnya kemudian
Bagas menarik Alina dalam pelukannya membuat gadis iti terkejut bukan main
"Gue cuma pengen meluk kaya gini tapi sedikit lebih lama" ucap Bagas kemudian
"Gas lo baik2 aja kan? " tanya Alina
"Iya gue baik kok gue cuma males aja dirumah dan lo tau kenapa kan" jawab Bagas yang cukup dimengerti Alina
Tentu saja karna Bagas dan ayahnya yang tidak pernah akur
Alina melingkarkan tangannya dipinggang Bagas berusaha memberi kehangatan untuk temannya ini
"Maaf ya gue gak pernah tau gimana ada diposisi lo" ucap Alina
Bagas memejamkan matanya tapi ia tidak tidur ia hanya menikmati setiap detik Alina berada dipelukannya sebelum ia harus rela melepas Alina jika memang dia lebih bahagia dan memilih Ken
"Gue bahagia kaya gini seandainya aja gue bisa memiliki lo seutuhnya" batin Bagas
"Maafin gue gas gue gak bermaksud buaat nyakitin atai ngegantungin peerasaan lo tapi gue gak tau gimana rasanya bersikap, gue bingung sama perasaan gue" batin Alina
"Apa lo bakal meluk gue kaya gini sampe lo ketiduran? " ucap Alina
"Bentar lagi lin gue nyaman" ucap Bagas
"Dasat modus" gerutu Alina
"Kenapa lo suka kan? " goda Bagas
"Nggk tuh" jawab Alina
"Terus kenapa gak dilepas? " ucap Bagas
Alina diam ia hendak melepaskan peluaknnya namun ia sadar tangan Bagas masih belum lepas
"Ya mana bisa tangan lo aja gak lepas" ucap Alina kesal
Bagas tertawa lalu melepaskan pelukannya
Alina menegakkan badannya dan membuat jarak diantar keduanya
"Lo kesambet apa sih gas aneh banget" ucap Alina
"Makasih buat semuanya Lin, besok lo jangan cari gue ya disekolah" ucap Bagas
Alina terdiam entah kenapa otak pintarnya tiba2 lemot
Alina menepuk lengan Bagas
"Ya iyalah besok kan hari minggu mana mungkin gue nyariin lo disekolah kurang kerjaan banget" ucap Alina kesal sedangkan Bagas hanya tertawa ditempatnya
"Ternyata lo masih pinter ya gue kira lo bakal baper" ucap Bagas
"Makan yuk gue laper nih" ucap Bagas
"Boleh" jawab Alina
"Ada ketoprak makan itu aja yuk" usul Bagas
"Boleh"
"Enak juga ya jalan kaki" ucap Bagas
" iya tumben lo gak bawa motor atau mobil? " tanya Alina
"Males pengen menikmati jalan" jawab Bagas
"Bang ketoprak dua ya" pesan Bagas
"Eh neng Alina gak sama abangnya neng? " tanya sang penjual ketoprak
"Nggk bang" jawab Alina sambil tersenyum
"Ini siapa neng pacarnya ya? " tanyanya lagi
"Bukan kok bang" jawab Alina
"Iya juga gak papa kok neng" goda sang penjual ketoprak
"Ishh abang" gerutu Alina
Mereka berduapun duduk di meja yg masih kosong
"Lo sering kesini ya sampe akrab gitu sama abangnya? " tanya Bagas
"Nggk sering sih paling kalo bunda lg capek aja" ucap Alina
Alina dan Bagas menunggu pesanan mereka sambil bercerita"Ihhhh Ken kok kita malah kesini sih" gerutu Desi
"Udah deh lo jangan ngikutin gue mulu" ucap Ken kesal
"Lo mau makan apa nggk? " tawar Ken
" ya.. Iya tapi.. " ucap Desi
"Iya apa nggk? " tanya Ken
"Iya iya" ucap Desi
"Bang ketopraknya dua ya" pesan Ken
"Iya mas silahkan duduk" jawab sang penjual
Saat hendak memilih tempat duduk mereka bertemu dengan Alina dan Bagas
" iyuhhh kenapa sih dimana-mana ada Alina eneg gue" gerutu Desi
Alina mendongak dan melihat Desi juga Ken
"Eh kalian ada disini? " tanya Alina
"Iyuh iyuh iyuh lo jalan sama sweety boynya my girl Chery" ucap Desi heboh
" lo ngomong bisa biasa aja nggk sih berisik" ucap Bagas
"ihhh untung lo ganteng kalo nggk gue cabik2 tuh muka" kesal Desi
"Ya udah gabung sini aja yuk " ajak Alina
"Ogah ah" tolak Desi
"Pergi sono bikin nafsu makan gue ilang aja" ucap Bagas
"Bagas" tegur Alina
"Iya lagian gue juga ogah disini kita kesana aja yuk Ken" ucap Desi menarik Ken menjauh
Ken yang sedari tadi diam tak melepaskan pandangannya pada AlinaTerimakasih buat kalian yang masih setia nungguin cerita aku yang gak jelas ini 😂😂
Maafkan segala typo yang ada
Jangan lupa vote dan coment guyss 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Alina
General Fiction"Bagaimana rasanya saat kamu dianggap berbeda oleh semua orang padahal kamu tidak cacat atau kekurangan fisik? Aneh bukan? Itulah yang sedang Alina rasakan Saat semua orang menganggapnya berbeda Ini bukan kisah tentang peran utama yang sempurna atau...