Seratus lima puluh sembilan

62 4 0
                                    

Dingin itu menusuk. Merengsek masuk memporak-porandakan kehangatan yang dulunya telah merasuk.

Semua tawa tertelan oleh duka, dan bahagia sepertinya enggan untuk kembali menyapa.

Sendu senandung dari sang mendung pun mengundang seberkas luka ditengah-tengah tawa bahagia.

Terkadang takdir memang sekejam itu disaat memberikan segala luka diantara duka dan mencabut bahagia diantara semua tawa.

Tapi hidup memang seperti itu.

Ada yang datang ada yang pergi, silih berganti tak pernah berhenti. Dengan tujuan agar manusia mengerti, bahwa kehidupan bukan hanya tentang bersenang-senang saja.

04 Februari 2018

Berkata dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang