Ruangan ini tertata rapih, sebenarnya bukan hanya ruangannya. Rumah ini tertata rapih dengan suasana modern. Ini seperti bukan rumah tua. Yang kurang hanya banyak sekali debu disini, yang membuatku percaya bahwa rumah ini sudah tak lagi ditempati setelah kematian kakek dan nenek.
Kakek dan nenekku adalah orang yang sangat penyayang. Mama adalah anak satu satunya dari keluarga kecil mereka, hingga akhirnya aku dilahirkan. Nenek selalu menurutiku bahkan tak pernah marah padaku walaupun itu salahku. Kami memang terlahir dari keluarga yang berada. Bukan berada, ini bisa dibilang dengan kaya raya. Kami hidup dengan kemewahan, bahkan kadang kami suka membeli barang yang sama sekali tidak digunakan.
Saat umurku 14 tahun, nenek mengalami serangan jantung yang membuatnya meninggal ditempat karena mengetahui bahwa papa mengidap leukimia. Mulai dari hari itu, kakek merasa sangat kehilangan dan jatuh sakit selama 7 bulan. Lalu kakek menyusul belahan jiwanya itu.
Kami merasa sangat kehilangan, apalagi mama. Aku sangat takut mama menjadi stress karena kehilangan kedua orangtuanya dan harus menerima kenyataan bahwa papa sakit keras.Memang tak selamanya menjadi orang kaya raya itu bahagia. Kalau boleh memilih, aku hanya ingin menjadi masyarakat biasa yang mempunyai keluarga utuh.
"Seretaa sayang, kamu dimana? Jadi mau beli makanan keluar gak, sayang?" Teriak mama seolah mencariku.
"Aku diruang buku mah."
"Kamu ngapain disini sayang, ini belum mama bersihin jadi masih banyak debu, ayo keluarr." jawab mama sambil merangkul dan mengajakku keluar
"Mah, kenapa ini banyak sekali potoku bukankah ini rumah mama kecil? kenapa tidak ada poto kakek dan nenek?" Tanyaku sambil berhenti berjalan.
"Iya sayang, mama baru memindahkan semua barang kita minggu lalu saat mama tau kamu diizinkan pulang." Jawab mama sambil mengelus rambut panjangku.
"Mama gak perlu sendirian, mama kan bisa memindahkan barangnya bersamaku"
"Kan mama penginnya kamu kesini langsung istirahat lalu sekolah, bukan beres beres rumah." Sahut mama dengan lembut.
Mama memang sangat baik."Ayo sayang kita cari makanan sekalian liat liat desa ini, mama sangat rindu."
"Iyaa mah, aku juga rindu menghirup udaraa segar."
Mama menggenggam erat tanganku seolah tak ingin jauh dariku.Kedai marjan adalah kedai pertama yang ada di desa ini, cukup ramai yang datang dan makanannya pun tak mengecewakan.
"Ada yang mau kamu makan lagi gak sayang?" Tanya mama dengan senyum indahnya.
"Gak mah, udah kenyang"
"Yaudah mama mau bayar dulu yaa, tunggu sebentar"
"Iyaa mah""Aduh" tiba tiba saja aku yang sedang berdiri memerhatikan lukisan di kedai itu tertabrak dari belakang.
"Haduh, maaf maaf ga sengajaa" laki laki itu menaiki kacamatanya yang turun langsung meminta maaf.
"Seretaa?" Sahutnya lagi. Belum sempat ku jawab, dia sudah memanggil namaku dengan mukanya yang canggung itu.
"Lho, kamu kenal denganku?" Tanyaku heran.Rambutnya yang tertata rapih dan bagus itu membuatku terdiam sejenak, kami bertatapan. Tinggi badannya serta struktur tubuhnya seakan seperti model. Dia sangat tampan. Alisnya yang tebal serta matanya yang menatapku itu seolah kita sudah lama bertemu.
![](https://img.wattpad.com/cover/137473643-288-k689163.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND
Misterio / Suspensokecelakaan yang terjadi 9 bulan yang lalu karena seseorang mencoba membunuhku membuat kami pindah ke desa. Sebagai murid baru, aku memerhatikan seisi kelas. Dia seorang gadis yang berada dipojok kelas selalu membuatku penasaran. Tak ada yang berbica...