Pagi yang cerah ini membuatku semakin tidak sabar keluar dari ruangan ini. Hampir 9 bulan lamanya aku harus menetap dirumah sakit. Bosan rasanya hanya berbaring di atas kasur.
"Selamat yaa Sereta, kamu sudah boleh pulang dan kembali bersekolah lagi." suara seseorang yang tiba tiba terdengar dari belakang lalu menepuk pundakku.
"Eh dokter Jemi, iyaa tapi Sereta sedih tidak bertemu dokter lagi nantinya."
Wajah dokter muda ini terlihat terawat serta senyum manis nya membuat para pasien betah berlama lama disini.
"Nanti suatu saat kamu dateng lagi kesini yaa hehehe." Balas dokter Jemi sambil tertawa kecil
"Tidak, Sereta tidak boleh sakit lagi, lagipula kami akan pindah ke desa ke tempat saya kecil tinggal." Jawab mama yang tiba tiba datang lalu memelukku.Keputusan mama untuk pindah ke desa memang membuatku sedih. Kota yang dari kecil sudah ku tempati ini harus dengan terpaksa ku tinggalkan. Tapi, aku tau semua ini demi kebaikanku.
Mama yang telah kehilangan papa sekitar 2 tahun yang lalu membuatnya menjadi sangat posesif. Dia tidak mau kehilanganku putri satu satunya. Dia berusaha selalu memberi yang terbaik untukku. Aku merasa beruntung mempunyai mama yang begitu menyayangiku.Untuk pertama kalinya kembali aku merasakan mobil, terkena ac mobil, mendengarkan siaran radio, dan melihat ke luar jendela kaca mobil. Jalannya banyak berubah, beberapa tempat seakan terlupakan olehku.
"Aku tak ingat ada toko ini sebelumnya" kataku seolah mengajak bicara mama yang dari tadi fokus mengendarai mobil.
"Hehehe, kamu dirawat terlalu lama sayang, sudah lupakan saja tempat ini, di desa sana akan lebih menarik."4 jam diperjalanan, sampailah kami di rumah yang bisa dibilang sangat mewah untuk pedesaan seperti ini.
"Ini rumahnyaa, kamu suka sayang? Mama rapihkan kamarmu dulu yaa, kamu bisa makan roti dulu, abis itu kita cari makan keluar okay?"
"Iya mah aku suka. Baiklahh"Rumah ini sangat besar, tapi ini sangat sunyi jika hanya ditempati oleh 2 orang. Seketika aku teringat sosok papa. Papa adalah orang yang sangat baik, dia menuruti apapun yang aku mau, dia juga sangat mencintai mama sampai akhirnya kanker merusak kebahagiaan kita. Papa berjuang sekitar selama 2 tahun menghadapinya. Papa tak pernah mengeluh, dan mama selalu ada disampingnya. Kuatnya cinta mereka bisa terlihat jelas olehku. Dan itu membuat mama sangat terpukul saat kepergian papa.
Selagi mama membersihkan kamar, aku berjalan mengelilingi seisi rumah, rumah ini benar benar besar.
Ruangan besar dilantai 2 yang terbuka lebar itu terlihat seperti perpustakan, akupun berjalan memasukinya.
Banyak sekali foto mama dan papa disana. Lalu, fotoku. Ada banyak fotoku juga disana. Aku merasa senangTapi, jika ini tempat tinggal mama kecil, kenapa sudah ada foto fotoku yang sekarang disini? Kenapa tidak ada foto kakek nenek?

KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND
Gizem / Gerilimkecelakaan yang terjadi 9 bulan yang lalu karena seseorang mencoba membunuhku membuat kami pindah ke desa. Sebagai murid baru, aku memerhatikan seisi kelas. Dia seorang gadis yang berada dipojok kelas selalu membuatku penasaran. Tak ada yang berbica...