Hari ini hari sabtu, sekolahku memang tidak pernah masuk pada hari sabtu.
Aku yang masih memikirkan kasus pembunuhan orangtua Jeni, tidak terasa bahwa sudah lebih dari 30 menit aku berdiri di balkon rumah."Hey! Melamun saja" teriakan mama mengagetkanku.
"Mamah jangan datang tiba tiba gitu dong, nanti kalau aku jantungan gimana?"
"Hahaha kaya sudah tua saja kamu sayang. Kenapa sih akhir akhir ini kaya banyak pikiran gitu?"
"Aku hanya memikirkan pelajaran."
"Gimana gimana? Susah gak ?"
"Lumayan. Tapi aku masih bisa mengerti."Mama memang manusia yang sangat peduli padaku. Itu sebabnya aku tidak pernah merasa kesepian walau tinggal hanya berdua dengannya.
"Seretaaaa!" Teriakan anak laki laki dari bawah jalan sambil melambaikan tangan.
"HEY JOYYY" akupun berlari menuruni tangga rumah, lalu keluar untuk menghampiri Joy.
Mama hanya tersenyum bahkan tertawa kecil melihat kelakuanku yang begitu senang karna kehadiran Joy."Kok tumben lewat sini Joy?"
"Iya tadinya mau jalan jalan sore sendiri, tapi kayaknya enak deh kalo berdua sama kamu." Senyuman Joy yang seolah tertata rapih dengan struktur wajah tampannya membuatku selalu tak bisa menolak ajakannya."Mau kemana nih Joy?"
"Kemana aja asal berdua."
lalu tiba tiba, Joy menggenggam tanganku. Tangannya halus dan besar. Dia menggenggam erat seolah dia ingin menjagaku. Dan sepertinya aku sangat menyukainya.Baru beberapa minggu aku bertemu dengannya, rasanya aku mengenalnya sudah jauh lebih lama.
Lalu,
"Apa kau pernah merasakan rasanya mencintai lawan jenismu?" Tanyaku dengan malu kepada Joy
"Pernah."
"Dengan siapa?"
"Seseorang yang mengkhianatiku."
"Kenapa kamu mencintainya jika dia mengkhianatimu?"
"Itulah cinta." Jawaban Joy yang singkat dan tatapan matanya yang seolah berkata jujur, membuatku malu bertanya tentang masa lalunya.
"Kalau sereta gimana?"
"Apanya gimana?"
"Pernah jatuh cinta?" Pertanyaan yang sangat sulit ku jawab karna aku tidak ingat dengan masa laluku.
"Aku tidak ingat, aku mengalami kecelakaan 9 bulan yang lalu, yang membuatku hilang ingatan pada masa remajaku, tapi aku masih bisa mengingat beberapa masa kecilku."
"Hah kecelakaan? Kenapa?" Tanya Joy seakan terkejut oleh jawabanku
"Aku tidak ingat, dan aku lupa bertanya pada mama apa penyebabnya."Benar juga, kenapa tidak terpikirkan olehku sebelumnya. Kenapa aku bisa mengalami kecelakaan? Yang aku tau, ada seseorang yang ingin membunuhku. Hanya itu yang kutau.
"Maaf mengingatkanmu lagi dengan masa sulit itu. Kita pulang saja yuk? Matahari sudah mulai terbenam." kata Joy sambil menjulurkan tangannya.
"Okayy" sahutku, lalu meraih tangannya.
Tiba tiba kami bertemu Jeni, Jeni menatap kami dengan tatapan tajamnya.
"Ada apa denganmu?" Aku yang tak tahan dengan tatapannya akhirnya berani berbicara.
"GAUSAH BERPURA PURA AMNESIA!" Jawabnya dengan teriakan.
"Sudah, ayo kita jauhi dia." Joy dengan cepat menarikku menjauhi Jeni."Apa yang dia katakan Joy? Mengapa dia bicara seperti itu padaku?"
"Dia memang suka berbicara kepada teman teman sekelas tentang hal yang tidak kita mengerti." Jawab Joy menenangkan ku.Sesampainya dirumah, mama langsung meyambutku lalu mengajakku duduk di sofa ruang tamu.
"Lihatlah sayang. Bukankah ini tidak beda jauh umurnya denganmu?" Mata mama berkaca kaca, bibir bawahnya dia gigit seakan menahan tangis.
"Iya mah."/koran berita jumat/
Kembali memakan korban, setelah murid SMA yang duduk dikelas XI lalu terbunuh, kembali berduka kini murid kelas X dibunuh.
Abredian Jen.
Korban dibunuh diruang musik, tubuh yang di setrum dengan aliran listrik pada gitar listrik, bibirnya tergigit hingga robek, pipinya dijepit dengan penjepit gitar, dan posisi kepala yang penuh darah berada di atas piano seakan baru saja ditekan dengan penutup piano. Hanya ada seorang gadis yang ditemukan disana bersama korban. Gadis yang sedang duduk dibangku kelas XI itu terpaksa harus diintrogasi.Sadis.
"Mama takut kamu kenapa napa, mama sudah tau bahwa mereka adalah murid murid yang bersekolah disekolahmu."
Mama mulai meneteskan airmatanya lalu memelukku erat.
"belum ada yang terjadi padaku sampai saat ini. Tenanglah mah"
"Jika ada yang aneh dengan teman temanmu. Kamu bisa cerita ke mama dan kita bisa atur untuk pindah lagi."
"Tidak mah, aku sudah mulai nyaman disini." Jawabku menolak. Sebenarnya bukan karna nyaman, aku memang takut dengan semua berita ini. Tapi, Joy menjadi alasan pertamaku untuk menetap disini."Tadi ada yang datang kesini" mama menghapus air matanya lalu mencoba untuk membuka obrolan baru.
"Siapa mah?"
"Perempuan yang sangat cantik sepertimu. Dia juga baik,katanya teman dekatmu."
"Hah siapa?"
"Jeni namanya."*tbc*

KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND
Misteri / Thrillerkecelakaan yang terjadi 9 bulan yang lalu karena seseorang mencoba membunuhku membuat kami pindah ke desa. Sebagai murid baru, aku memerhatikan seisi kelas. Dia seorang gadis yang berada dipojok kelas selalu membuatku penasaran. Tak ada yang berbica...