Teman Baru

38 4 3
                                    

kami bertatapan. Dia belum menjawab pertanyaanku. Dia menatapku terus, begitupun aku yang terus menatapnya karena kekagumanku.

"Eh iya, itu di bajunya ada namanya." Jawabnya dengan senyuman kecilnya.

Baju ini adalah baju hadiah untuk pasien yang sudah lama menetap dan ini diberikan pihak rumah sakit kepadaku. Iya memang ada namanya, aku memakainya karena baju ini sangat nyaman untukku. Bahannya juga tidak panas dan dapat menyerap keringat disaat aku harus merasakan panas dan berkeringat karena obat yang harus ku minum.

"Eiyaa lupa" jawabku malu.
"Sayang, udah kan? Ayo kita pulang." panggil mama sambil melambaikan tangan ke arahku.
Tanpa pamit, aku langsung berjalan kearah mama. Laki laki itu tetap melihatku, lalu pergi.
"Tadi siapa retaa?" Tanya mama
"Engga mah, tadi dia gak sengaja nabrak aku"
"Oh, tapi dia minta maaf kan sayang?"
"Iya mah dia minta maaf."

Sepulang dari kedai, aku tetap saja memikirkannya. Wajah tampannya dan senyum manisnya selalu mengelilingi pikiranku. Rasanya aku sangat ingin berteriak "siapa dia?". Ruang kamarku yang besar, sekalipun aku berteriak, mama juga tidak akan dengar.

"Bangun sayangg,hari ini kamu ke sekolah baru" teriak mama sambil mengelitikiku.
"Aaa iya mah, tapi aku takut. Aku sudah tidak mengingat pelajaran lagi"
"Kan kamu memang sekolah untuk belajar, ayo coba masuk dulu ya, sana mandi sama siap siap yang cantik yaa Reta cantikku." Jawab mama menggodaku.

Kelas 11 IPA. Kelas yang berada di pojok ruangan itu membuatku semakin gugup untuk memasukinya.

"Mohon perhatian semuanya! Ini ada murid baru di kelas kalian, iya silahkan perkenalkan diri."

"Sereta audreina, panggil saja aku sereta." Ucapku dengan gugup.
"Cantikk!"
"Sereta instagram dong hahahaha"
"Sereta lirik abang dek"
"Haduh putih banget ya cantik"
"Udah punya pacar belum?"
Goda murid laki laki.

Aku tak memerdulikan ucapan mereka, aku terus melihat ke seisi kelas, tatapanku berhenti di salah satu gadis yang duduk di pojok kelas. Dia tidak punya teman sebangku, dia selalu menunduk. Dia sama sekali tidak melirik kearahku disaat yang lain sangat memerhatikanku.
Dan tiba tiba dia melihatku, mata kami bertemu. Dia memberikan sebelah senyuman, seakan tidak ikhlas atau tidak menyukaiku. Lalu, dia kembali menunduk.

Ada apa dengannya?

BEHINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang