Author Note

3.5K 385 90
                                    

"It's so hard to leave until you leave—and then it's the easiest goddamn thing in the world to do." — John Green.

ʕ⁎̯͡⁎ʔ

Halo semuanya!
Selamat datang di How to Let Go!✈️💨

Seperti yang tertera di judul, ini adalah sequel Unsent Letters. Aku senang sekaliiii akhirnya bisa post cerita ini karena jujur idenya udah ada lamaaa banget. Bahkan sejak awal Unsent Letters selesai... berarti hampir 3 atau 4 tahun yang lalu... lama juga :(. Sedikit pengenalan, untuk tokoh cerita ini masih sama. Ada Raffa, Karel, Klana dan Adrian. Tapi bakal ada beberapa tokoh baru juga yang aku harap kalian suka karena aku suka banget sama karakternya huhu :(

Kalau kalian pembaca baru yang sebelumnya belum pernah membaca Unsent Letters, aku sarankan untuk baca dulu. 10 chapter awalnya masih ada kok di profilku. Sekedar untuk pengenalan tokoh aja jadi kalian nggak bingung. Tapi di cerita ini aku juga berusaha semaksimal mungkin kok untuk mengenalkan tokohnya dari awal. Jadi kalian tetap bisa mengerti meski belum sempat baca Unsent Letters hehehehe.

Oiya, aku mau disclaimer dulu, cerita ini bakal cukup berbeda sama Unsent Letters. Kali ini aku mau menulis sesuatu yang lebih dewasa—bukan dalam artian yang aneh-aneh huhu :( tapi di sini posisinya kan karakternya udah beranjak dewasa semua jadi sedikit banyak pasti akan ada yang berubah dari karakter-karakternya. Seperti Raffa yang di Unsent Letters tukang gombal maksimal, di sini ya... lihat saja sendiri. Tapi yang jelas, kalau kalian baca cerita ini dan berharap kak elsaa ayooo keluarkan gombal-gombal ala Raffanyaaa! aku mau kasih tau dari awal kalau gombal-gombalnya mungkin akan sulit di dapatkan karena sekarang Raffa udah di pertengahan 20 gaes bukan anak SMA lagi jadi harap memaklumi hehehe.

Sedikit sharing, setelah menyelesaikan Unsent Letters, aku sempat berada di dalam fase yang membuatku cukup tertekan. Setiap aku menulis, aku merasa seakan punya beban. Aku takut kalau menulis cerita baru hasilnya nggak akan sebagus Unsent Letters. Aku takut kalau tulisanku nggak bisa memenuhi ekspektasi kalian, mengecewakan, padahal kalian udah mendukungku untuk waktu yang lama. Jadi aku memutuskan untuk berhenti menulis sejenak, fokus kuliah dan berusaha mengumpulkan keberanian.

Jadiii aku mau berterima kasih ke kalian yang selalu mendukungku dan tulisanku! Terima kasih banyak udah mampir ke How to Let Go. Terima kasih juga untuk kalian yang masih rajin nanya soal sequel UL di dm atau sekedar memberi apresiasi karena kalian suka kisah Raffa dan Kejora. Aku terharu + super senank jadi sekali lagi terima kasih!!

Sama seperti Unsent Letters, aku hanya ingin menulis apa yang perlu dan ingin kusampaikan. Maaf kalau terdapat berbagai kekurangan dalam cerita ini nantinya dan maaf kalau aku nggak bisa sepenuhnya konsisten dalam mem-publish setiap chapternya karena sekarang aku sedang menjalani koas dan aku rasa menemukan waktu untuk benar-benar menulis cukup sulit. Mungkin kedepannya kalau jadwal dan keaadaanku benar-benar nggak mendukung, cerita ini akan aku on-hold dulu, tapi mudah-mudahan semuanya lancar-lancar ya. Untuk update, sepertinya aku akan post setiap dua minggu sekali—aku tau itu waktu yang lama. Tapi aku bukan tipe penulis yang bisa mengetik satu chapter dalam waktu singkat jadi aku mohon pengertiannya ya (jangan di desak dengan komen next next thank you next ya :( ).

Oiya, sedikit menambahkan perihal cerita ini, menurutku nggak ada cerita yang benar-benar orisinil. Sebuah tema pasti udah pernah digunakan berulang kali dalam berbagai cerita. Yang membedakan hanya cara cerita tersebut di sampaikan. Kali ini juga nggak berbeda, tema yang kuambil pasti sudah pernah kalian baca di cerita-cerita lain sebelumnya. Tapi aku berharap, ada satu dua hal dari cerita ini yang dapat membekas saat kalian membacanya. Kalau ada hal yang ingin kalian sampaikan, kritik, saran, apapun itu, pasti akan aku dengarkan hehe!

                Jadi, sekali lagi, selamat datang di How to Let Go!

Untuk kita yang menyakiti, patah dan disakiti ; untuk kita yang mencoba lepas tanpa pernah benar-benar pergi ; untuk rasa yang timbul, hilang namun tetap membekas di hati. Semoga di penghujung hari, kita semua menemukan cara masing-masing untuk melepaskan, ya!

Salam sayang,

Elsa.

ʕ⁎̯͡⁎ʔ

coming soon on july 11th 2019

How to Let Go (Sequel Unsent Letters)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang