03 // Perihal Mimpi Usang dan Dunia yang Berhenti Berputar

1.9K 181 45
                                    

Bagian Tiga: Perihal Mimpi Usang dan Dunia yang Berhenti Berputar

"I still talk about you like it was yesterday but you long gone and moved on." — Long Gone and Moved On, The Script.

ʕ⁎̯͡⁎ʔ

Setelah menghabiskan satu minggu penuh untuk mengenal Constant Star, Nora sedikit banyak berhasil memahami opini publik tentang band yang beranggotakan empat orang pembuat masalah tersebut. Raffa, sang vokalis, punya imej misterius dan kerap kali menjadi sasaran empuk akun gosip di berbagai media sosial. Karel, bassist kocak, adalah bintang tamu paling laris pada berbagai program reality show tanah air. Adrian, gitaris handal, blasteran Indonesia-Belanda dengan paras memesona sehingga sering kali disebut sebagai man crush of the band. Dan yang terakhir, Klana, drummer Constant Star, yang pendiam dan terlihat dingin namun paling ramah kepada para penggemar.

Nora bahkan hafal sejarah mereka di luar kepala ; Constant Star terbentuk saat mereka masih duduk di bangku SMA, Joey menemukan mereka di kafe sederhana tempat mereka biasa melangsungkan gig kecil-kecilan di sudut kota Jakarta. Single pertama mereka, Autumn Fall, berhasil menempati posisi nomor satu selama 16 minggu berturut-turut di berbagai tangga lagu di Indonesia dan sampai saat ini, mereka sukses menjadi penyanyi yang paling populer di tanah air. Harus Nora akui, pencapaian Constant Star di usia para personilnya yang masih muda patut diacungi jempol.

Meski telah bekerja bersama Raffa, Karel, Klana dan Adrian, Nora tidak terlalu mengenal mereka secara personal. Kebanyakan informasi tentang mereka Nora temukan lewat internet. Bukannya Nora tidak tertarik untuk berteman dengan mereka dan bukannya mereka tidak bersikap ramah kepada Nora—soal itu, Nora malah merasa mereka terlalu ramah, terlebih Karel yang langsung mengikuti semua akun Nora di media sosial dan tidak henti mengirimi Nora pesan untuk menanyakan kapan Nora memiliki waktu luang agar mereka semua bisa berkumpul bersama. Hanya saja, selama satu minggu terakhir ada terlalu banyak hal perihal Constant Star yang harus Nora kerjakan dan pelajari.

Nora menghela napas berat sebelum menyandarkan punggung pada sandaran kursi seraya merenggangkan kedua tangannya yang terasa pegal. Sekarang masih pukul delapan pagi namun Nora sudah terdampar tanpa tujuan di Bob's Coffee and Company. Kedai kopi yang terletak di sudut gang kecil jalanan kota Melbourne. Satu-satunya tempat selain kamarnya dan apartemen Kaila yang dapat Nora sebut sebagai tempat pelarian.

Nora pertama kali menemukan Bob's Coffee and Company saat ia belum genap seminggu pindah ke Melbourne. Barang-barangnya masih ditumpuk dalam kardus di ruang tamu apartemennya dan untuk menghapal bus mana yang ia harus naiki agar bisa sampai dengan selamat ke Melbourne UNI saja ia belum mahir. Namun hari itu, tanpa alasan yang jelas, Nora memutuskan untuk menyisiri kota sendirian. Kemudian bisa ditebak kelanjutannya, Nora tersesat.

Suasana Melbourne hari itu cukup terik. Peluh menetes membasahi kening Nora, bahkan kemeja longgar yang ia kenakan mulai terasa sedikit lembab. Bagai oasis di padang pasir, di sanalah Nora tanpa sengaja melihat papan kayu berwarna cokelat tua yang sudah mulai pudar dengan tulisan Bob's Coffee and Company terukir di atasnya. Tergantung pada tiang kayu dengan warna yang sama. Di hadapannya terdapat papan tulis kecil, ukurannya hanya setinggi lutut Nora, menu spesial hari itu tertulis di sana dengan kapur warna-warni.

Nora ingat melangkah masuk ke dalam untuk pertama kalinya, melewati pagar kayu rendah, beberapa meja, kursi, serta taman penuh bunga warna-warni sebelum akhirnya mencapai pintu masuk. Pintunya kaca, dengan tulisan open yang tercetak pada plastik bening, ditulis dengan spidol warna pastel. Aroma biji kopi yang diseduh dan manisnya krim keju adalah hal yang pertama kali mencuri perhatian Nora. Kemudian kursi dan meja kayu, sofa empuk dengan dominasi warna cokelat dan abu, serta dinding motif bata dan tanaman hijau yang menghias berbagai sudut.

How to Let Go (Sequel Unsent Letters)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang