Happy Reading
**
Langit!
Perumpamaan yang pantas disandang seorang gadis bernama Tania, dilahirkan dari keluarga terpandang tanpa cacat terkecuali.
Kedua orangtua yang utuh juga harmonis, tak pernah terdengar cek cok sedikitpun ditelinga tetangga. Siapa sangka hidup yang bergelimang harta itu justru menghantarkanya pada lorong keterpurukan yang panjang.Sebut saja Bunda. Seorang yang telah bersedia bertaruh nyawa demi hadirnya tania kedunia merasa sumringah setelah proses panjang yang dilaluinya selama sembilan bulan, tujuh hari, juga pada proses persalinan yang memakan waktu tiga jam setelah kontraksi terjadi.
Bunda begitu mencintai putri mungilnya.
Terlebih ketika tania jatuh dari anak tangga diberanda rumah, bunda jugalah orang pertama yang dengan sigap mengulurkan kedua tangannya untuk menggendong dan membawanya kedalam rumah.Begitu besar cinta yang dimiliki bunda kepada putri semata wayangnya. Sehingga tak menutup kemungkinan jika ia melarang keras tania masuk kedalam dunia malam, atau sekadar ikut-ikutan teman di club yang tidak berfaedah, apalagi terperosok dalam cinta yang merumitkan.
Tania memang tumbuh menjadi gadis cantik, rupawan, dan membuat banyak mata laki-laki hidung belang terkesima melihatnya. Namun semua yang berhubungan dengan cinta seakan di usir paksa dari cengkraman hatinya.
***
Sebulan lagi usia tania genap tujuh belas tahun, di usianya kali ini ia ingin menyampaikan perasaanya yang selama ini di pendam sendirian.
Terutama bunda adalah orang pertama yang harus tau, tentang hati tania yang akhir akhir ini sering cek cok sendiri.Cinta memang tidak bisa dipungkiri. Perasaan yang tadinya biasa saja kini menjadi bayang-bayang tersendiri bagi tania. Seorang yang mungkin merubah sikap tania sedrastis ini.
"Apa iya?. Dia adalah sosok yang Tuhan kirimkan untuk menyembuhkan luka hatiku dimasa lalu?." Gumam tania dalam hati. "Jika saja iya, semoga dia adalah orang yang benar-benar tepat untuk ku perjuangkan!."
"Tania!."
Panggilan bundanya membuyarkan lamunan tania.
"Iya bun, ngagetin tania nih."
"Tania bisa anterin bunda nggak?. Mumpung hari minggu kan kamu libur." tambah bunda.
"Bunda mau dianterin kemana?."
Tanya tania."Bunda kangen sama nenekmu, kita kesana sekarang."
"Wah, dipuncak dong bun, asyiik.. Udah lama juga tania nggak ketemu nenek. Tania mandi dulu bun, bentar ya."
Karna saking semangatnya , tania hampir menabrak ayahnya dengan secangkir teh ditangannya.
"Tania.. Kamu.. "
"Maaf ayah, tania kurang hati-hati jalannya."
"Dasar anak itu." ucap bundanya membiarkan tania pergi."Ada apa dengan tania bun?" tanya ayah.
"Bunda ngajak tania kerumah ibu, sudah lama kan kita nggak kesana, ayah juga sibuk hari ini. Nanti ayah berangkat jam berapa?"
"Ayah nggak jadi keluar kota hari ini!"
"Kenapa yah, harinya diganti atau emang nggak jadi?"
"nggak jadi...... "Belum selesai ayahnya menjelaskan, tiba-tiba saja tania menyerobot bicara dengan nada keceriaan.
"Asyiik.. Ayah nggak jadi pergi. Kita liburan kerumah nenek bertiga. Yeee... "
"Tania.. kamu ini, ngagetin ayah aja."
"Sini duduk disamping bunda, sayang" tambah bunda rosa menasehati putrinya.
"Nak, kamu kan udah besar, udah dewasa, nanti dirumah nenek jangan kaya anak kecil ya tingkahnya. ""Yang sopan, ya kan bun"
Goda ayahnya pada anak semata wayangnya itu, tania memang sangat dimanja sekali. Terlebih karena dimasa masa pernikahan orang tuanya hampir tiga tahun mereka baru dikaruniai seorang anak. Beruntung mereka mendapatkan seorang putri yang cantik jelita seperti tania.
"Siap yah, kan bunda yang ngajarin tania untuk sopan sama orang yang lebih tua dari tania."
"Bagus, anak ayah pintar."
Ucap bangga ayahnya pada tania.Hay teman teman 🤗
Maaf ya kalo ada typo yang berkeliaran.
Maaf juga kalo ceritanya agak amburadul atau bikin boring. Tapi ini baru awalnya kok, tunggu kelanjutannya yaa..
Pasti bakalan lebih seru.. Jangan lupa comment and vote yang banyak yaa.. Terimaksih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Sepertiga Malam (TAMAT/TERBIT NOVEL)
RomanceNamanya Tania Rosa Alamsyah, dan Reynan menyimpan dengan baik nama itu di penghujung sujudnya. Bukan karena jilbab yang setia melingkar di kepalanya. Tetapi karena tekad dan juang melawan garangnya hijrah yang panjang setelah bertahun-tahun hidup d...