Noisy Morning

3.2K 285 9
                                    

Chanyeol membuka matanya. Rupanya setelah ia beradu mulut dengan Kris kemarin sore, ia tertidur pulas dia atas sofa. Mungkin karena lelah seharian mencari mansion sambil menenteng tas dan koper.

Chanyeol memegangi belakang kepalanya. Rasanya pusing. Sepertinya efek hujan kemarin. Kakinya-pun terasa pegal. Apa mungkin efek hujan juga? Eh, itu nggak mungkin. 

 Ia bangkit dari tidurnya. Mengamati dirinya di cermin--yang masih memakai kemeja dan celana jeans--dengan mata yang sayu. Masih mengantuk. Namun tiba-tiba ia sadar, kaus kakinya tidak lagi membungkus kakinya.

Ia melongok ke bawah sofa. Meneliti setiap sudutnya. tapi tak ia temukan sepasang kaus kaki abu-abu itu. Ia mendecakan lidah. 

Tiba-tiba ia melihat sepasang kaki berkaus kaki abu yang sedang melangkah dari celah kaki bawah sofa. Cepat-cepat, ia mengangkat kepalanya. Kris tengah membaca koran pagi dengan serius. Chanyeol memperhatikannya dengan cermat. Bukan, bukan selai cokelat yang menempel di sudut bibir Kris yang menjadi perhatian Chanyeol, namun sepasang kaus kaki abu yang memeluk telapak kaki Kris dengan erat. Itu juga membuat Chanyeol geram.

"Yak! Kembalikan kaus kaki itu!" seru Chanyeol tiba-tiba. 

Kris mengrenyitkan dahinya. "Mwo? Kaus kaki apaan sih?"

"Jangan pura-pura bego deh, itu kaos kaki gue ngapain lo pake pake? Ga sopan ya!" Chanyeol berdiri dari tempatnya  berasal (?) 

"A-apaan sih?!" Kris kebingungan.

Tanpa ba-bi-bu, Chanyeol segera mencengkram kaki Kris dan menarik kaus kaki itu ke atas. Kaki Kris pun sampai ikut tertarik ke atas. 

"Yak! lo apa-apaan sih?!" Kris ikutan geram. Plus murka. Plus marah. Plus plus dah.

"Ngambil kaus kaki gue yang dicuri sama lo!" Chanyeol mencibir. 

"Heh jelek! ngapain juga gue nyolong kaos kaki? lagian itu kaos kaki gue. Eomma gue yang bikin!" Kris hendak merebut kaus kaki--entah milik siapa--itu. Namun Chanyeol melepasnya dan membalikkan tubuhnya untuk meneliti kaus kaki itu lebih jelas.

Ada sebuah kain kecil terjahit disana. Kain kecil bertuliskan sesuatu. "K-ke-Kris." Chanyeol mengejanya. Sedetik kemudian ia terpaku. Malu. Bingung. Tengsin. 

"Gimana? Punya gue kan??" Kris tertawa menang melihat reaksi Chanyeol.

Chanyeol membalikan tubuhnya. Ia menyeringai sambil menyodorkan kaus kaki itu. 

Kris menyambarnya dengan galak. "Makanya! Jangan asal sembarangan nuduh!"

"Ehehe, mianhae Kris hyung." Chanyeol menganggukan kepalanya singkat. 

Kris mendecih. "Seenaknya aja minta maaf. Setrika baju gue!"

Chanyeol membelalakan matanya "Mwo?!" tubuhnya terpaku di atas karpet. 

"Udah jangan mwa mwo mwa mwo. Kerjain sekarang!" Titah Kris semakin semena-mena.

"Tapi hyung, gue belom mandi, belom makan juga. Masa langsung di-eksploitasi kayak gini? Ga boleh hyung, dosa." Chanyeol mencicit. 

"Aah! Ga ada alesan! Kerjain sekarang, gue mau mandi dulu!" Kris melangkah masuk ke kamar mandi dan mengunci pintunya.

Chanyeol mendecak sebal. Dengan terpaksa, ia melangkah memasuki kamar Kris yang sedikit terbuka. Mencari baju.

Begitu ia masuk, aroma lavender tercium oleh hidungnya. Tempat tidurnya rapi dengan selimut yang terlipat di ujung kasur. Lemarinya tertutup rapi. Karpet cokelat susu lembut terhampar di setiap inci lantai. 'perfeksionis' itu yang terlintas dipikiran Chanyeol tentang Kris saat melihat pemandangan ini. 

Someone In My RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang