2

48 2 0
                                    

       Sekitar lima belas menit sudah, Cinta duduk manis di dalam minicooper merah darah nya yang tengah berhenti disebrang jalan Sekolah Dasar Kartini Jaksel. Sangking takutnya Cinta terkena amukan dan omelan Rindu, ia berniat on-time menjemput anak nya demi menghindari itu semua

       Terlihatlah sesosok gadis kecil yang mengedarkan pandangan, sesaat matanya langsung menuju pada mobil yang bertengger manis disebrang pagar. Seperti mengenal mobil itu ia menyimpulkan senyum seraya berkata dalam hati 'Pasti Mama'. Rindu pun berjalan hendak menyebrang, langkahnya terhenti saat satu tangan mencuri perhatiannya. Terlihat asing dengan kaos oblong hitam dibalut jas biru tua taklupa dengan kaca mata hitam

"Ayo aku sebrangin, nanti kamu gak bisa liat kanan kiri. Kalo ada motor trus kamu ketabrak gimana? Atau ada mobil berkecepatan penuh, tanpa dia sadari ada anak kecil imut sedang berjalan hendak menghampiri sang mama, kan berabe kasus nya"

       Rindu hanya menatap bingung pada pria yang sedari tadi masih menggenggam tangannya, pria disebelah nya ini mengomel. Taklama pria itu segera menarik cepat tangan sang empunya berjalan melewati aspal hingga sampailah ke tempat tujuan

Tok..tok

       Pria itu segera mengetuk kaca mobil, Cinta segera keluar dan menampakan diri. Tanpa rasa bingung, Cinta pun sudah mengetahui siapa orang ini

"Rindu, masuk" ucap Cinta penuh penekanan, Rindu yang tadinya berdiri mematung dan masing menggenggam erat tangan pria itu, kini langsung melepaskannya dan berjalan cepat menuju pintu penumpang, dengan cepat juga Rindu membuka dan masuk ke dalam

"Terimakasih sudah menyebrangi anak saya. Tapi, maaf. Saya benar-benar tidak butuh itu" tegas Cinta

"Sayang nya saya hanya berniat baik, takut saja jikalau terjadi apa-apa dengan Rindu. Lagian kamu sih, kenapa parkir di sebrangan jalan?"

"Bukun urusan kamu, dan sekali lagi terimakasih" segera Cinta bergegas memasuki mobil dan melaju dengan pelan

       Pria yang ditinggal pergi oleh Cinta masih merasa baik-baik saja, tanpa ada rasa bahwa dia sebenarnya sudah dikucilkan atas niatan baiknya itu. Segera ia berjalan menuju mobil Audi hitam yang terparkir tepat dibelakang mobil Cinta tadinya

***

"Niniii!! Rindu pulang" teriak Rindu setelah melewati pintu putih yang berdiri kokoh

       Tidak ada tanda-tanda sahutan dari dalam ruangan, Rindu pun berjalan hendak ingin masuk kedalam kamar sang Nini. Tetapi tertahan saat Cinta memanggilnya

"Rindu, ayo makan siang"

       Bocah itupun mengurungkan niatnya, ia berjalan mendekati tangga dan melangkah kan kakinya mulai menaiki satu persatu anak tangga "Iya Ma, bentaran Rindu ganti baju dulu"

       Cinta tak mengiyakan, diam nya Cinta mengisyaratkan ajukan 'iya' dalam artian Rindu. Anak itu sudah paham kalau sang mama sedang kumat-kumatnya alias moodbroke. Segera Rindu bergegas cepat sebelum sang mama mengomel

       Taksampai limabelas menit, Rindu sudah tiba di meja makan dengan menu kesukaan Rindu yang ia request semalam. Kentucky buatan Cinta, tanpa ia sadari pun sang Nini sudah berada di meja makan

"Hei, mata mu memandang ayam itu sepertinya lapar sekali" ejek Melani

       Rindu sontak saja kaget, ntah sangking menggiurkan ayam yang tergeletak dimeja sampai sang nini didepan mata pun ia tidak sadar "Hehe, Enak kayak nya Nik. Rindu laper banget loh ini"

     Mendengar celetusan itu keluar dari bibir Rindu, Cinta dengan cekatan mengambil nasi dan satu buah ayam bagian paha. "Mama kalo masak pasti enak dong" ucap Cinta sembari menyodorkan piring ke arah Rindu

       Keheningan berlanjut dimeja makan, tidak ada bahan pembicaraan yang ingin dimulai sedari tadi. Tapi Rindu mulai membangkitkan suasana agar ada yang dibicarakan "Mama kenal sama cowok tadi?" Tanyanya

        Melani memperhatikan Cinta pelan, tetapi tidak dengan tatapan mebidik tajam seakan mencaritau informasi. Cinta dengan santai menjawab "Enggak"

"Tapi, kok Mama kayak udah akrab gitu? Pasti Mama bohong"

Cinta menyuapkan nasi ke mulutnya, mengunyahnya pelan agar memberi jeda untuk ia menjawab "Gaktau beneran, kok kamu nanya gitu ke Mama?" Cinta meneruskan sendoknya masuk kedalam mulut, masih tidak ada jawaban dari Rindu. Cinta pun berkata lagi "Dia rekan kerja Mama"

       Rindu merogoh gelas berisi air putih miliknya, "Tuhkan, Mama bohong. Katanya tadi gak kenal sekarang malah jadi rekan bisnis. Apa gara-gara dia baik mau nyebrangin aku trus Mama jadiin dia rekan bisnis ya? Ma, kata guru Rindu. Kita harus hati-hati sama orang asing."

       Ibarat seorang bocah tengah menasehati sang ibu, Melani dan Cinta hanya memberi respon sunggingan senyum diiringi suara getir. "Kamu juga harus hati-hati sama orang baik. Karena kita gatau niat baik dia itu apa. Paham?"

       Rindu hanya mengangguk saja dan segera menghabiskan makanannya, taklama ia bergegas menuju tangga. "Jangan tiduran ya Rindu, baru habis makan kamu" teriak Cinta "Beres Ma, Rindu cuma mau duduk di meja belajar sambil baca komik aja kok" balasnya

       Bi Yem tengah sibuk membereskan sisa makanan yang tergeletak di atas meja, Melani masih menatap Cinta, menatap dengan perasaan bertanya-tanya siapa yang tadi mereka temui

"Mama pasti mau tanya dia siapa, dia adalah Arsy. Arsy Pahlepy, manusia yang selalu Mama bilang ganteng, berwibawa, tegas, dan cocok untuk jadi suami serta ayah untuk Rindu" Ucap Cinta penuh penekanan, seperti tau bahwa ia sedang di introgasi tanpa pertanyaan

"Ohya, juga rekan kerja bisnis Papa yang bisa menghasilkan saham di Jerman jadi tigakalilipat karena sudah bekerja sama dengan Arsy Pahlepy. Aku ulangin sekali lagi ya, Ma! Arsy Pahlepy." Sambungnya

       Melani tersenyum, merasa menang bahwa anaknya mengakui Arsy memanglah berwibawa. "Kapan ya, kita bisa ajak Arsy makan malam bersama dirumah?"

       Cinta menatap ngeri pada sang mama, tapi taklama menunjukan wajah yang sumringah "Terserah Mama sih kapan aja, ini kan rumah mama. Mau mama ajak satu keluarga, satu komplek dia, atau dia sendiri terserah mama" senyum yang sangat melemahkan ditunjukan Cinta untuk Melani, Melani sungguh senang melihat pelakuan Cinta yang tidak menolah lagi akan mengadakan makan bersama Arsy

"Yang penting kalo dia dateng, aku lagi diluar. Itu ajasih" Cinta langsung meninggalkan sang Mama menuju tangga dan berlari memasuki pintu kamar

       Cinta menatap langit-langit kamar, betapa ia sangat risih dan amat menjengkelkan saat mendengar nama pria masuk kedalam telinganya. Ia jengah, panas dan tidak betah. Ia bahkan seakan-akan sangat bersyukur memiliki anak perempuan, tidak tahu apa jadinya jika memilili anak laki-laki. Tidak ada hubungannya memang, tetapi entah kenapa ia sangat sensitif mendengar kata pria, atau yang menyangkut tentang pria didalam hidupnya. Hanya satu dan tidak akan pernah lebih. Ia tidak akan membenci Hatta, sampai kapanpun. Hanya beliau lelaki satu-satunya yang tidak dapat ia benci.

...

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTING DAN COMMENT. THANKYOUUUUUUU

CRYSTAL STOPPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang